Kesaksian Ngeri Siswa SMP di Pasuruan yang Dianiaya Senior

Kesaksian Ngeri Siswa SMP di Pasuruan yang Dianiaya Senior

Muhajir Arifin - detikJatim
Kamis, 24 Mar 2022 13:33 WIB
Korban penganiayaan senior lapor polisi
Saat korban didampingi orang tua lapor polisi (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Pasuruan - Dua siswa SMP Advent Purwodadi, Pasuruan, DLH dan FG menjadi korban penganiayaan oleh seniornya. Salah satu korban menyebut, penganiayaan ini dilakukan cukup ngeri.

Keduanya melaporkan penganiayaan ini ke polisi. Mereka bercerita awal mula kejadian itu. Ia mengatakan saat penganiayaan, tidak ada guru yang mengetahui.

Salah satu korban, DLH, mengatakan dia dan temannya dicambuk menggunakan sarung yang diikat hingga keras. Lalu ia ditendang hingga disundut rokok di punggungnya.

"Menggunakan sarung yang diikat keras, pakai tangan, ditendang, disundut rokok," kata DLH, salah satu siswa saat melapor ke Polres Pasuruan, Kamis (24/3/2022).

Ibu dari DLH, Toriana Simatupang menyebut, anaknya mengalami luka di seluruh punggung diduga akibat sundutan rokok. Bahkan, gendang telinga anaknya bermasalah hingga dirawat di RS.

"Badannya, kata anak saya, ada yang dibakar, disundut pakai rokok sampai dihajar dengan tali pinggang sampai gendang telinganya bermasalah dan harus dibawa ke rumah sakit," kata Toriana Simatupang, ibu dari DLH di Pasuruan.

Toriana menyebut anaknya dianiaya senior di asrama. Bahkan, ada empat senior yang melakukan penganiayaan.

"Anak saya dianiaya di asrama oleh empat orang senior. Anak saya dijemput jam 11 malam dari kamarnya, dibawa ke satu tempat untuk dianiaya 4 orang seniornya dia," imbuhnya.

Perempuan asal Bogor ini mengatakan, selain dianiaya, anaknya juga dipaksa mencuci dan menggosok baju pelaku. Ia sama sekali tak menyangka atas apa yang menimpa anaknya.

"Sekolah ini sudah bermasalah besar. Karena di sini sudah terjadi penganiayaan, di sekolah yang kita dambakan sangat bagus karena ini sekolah Tuhan. Saya tidak menyangka. Seandainya pun anak saya nakal, wajib guru yang menghukum anak saya. Tapi kan kenakalan anak saya tidak seberapa, sampai anak saya dianiaya, sampai diculik jam 11 malam," geramnya.

Toriana heran tidak ada guru yang mengetahui kejadian itu. Ia menduga peristiwa itu sengaja ditutupi.

"Sampai seorang guru tidak ada yang tahu penganiayaan ini di sekolah Tuhan, tidak ada seorang guru yang tahu. Jadi tolonglah ini diselesaikan, jangan ditutup-tutupin masalah ini. Ini harus berjalan dengan hukum. Saya tidak mau cuman di antara kekeluargaan, secara keluargaan. Saya tidak terima," tandasnya.


(hil/iwd)


Hide Ads