Guru SD Mojokerto Sempat Ubah Pengakuan Sebelum Sandiwara Dirampok Terbongkar

Guru SD Mojokerto Sempat Ubah Pengakuan Sebelum Sandiwara Dirampok Terbongkar

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 23 Feb 2022 19:47 WIB
Habiskan Uang Pemberian Orang Tua Rp 150 Juta Picu Guru SD Nekat Bikin Drama Perampokan
Sri didampingi polisi/Foto: Istimewa (Dok Polres Mojokerto)
Mojokerto -

Setelah sandiwara perampokan Rp 150 juta yang menimpanya dibongkar polisi, Sri Wahyuliati Ningsih (42) sempat mengelak membuat laporan palsu. Ia kembali mengarang cerita tas miliknya berisi uang Rp 500.000 dan kartu ATM dirampas orang saat pulang dari mengajar.

Sri menyampaikan cerita karangannya itu kepada polisi saat menjalani perawatan di RS Dharma Husada, Ngoro, Mojokerto pada Senin (21/2). Saat itu, guru salah satu SDN di Kecamatan Ngoro ini mengaku tidak pernah kehilangan uang Rp 150 juta. Namun, tas miliknya dirampas orang dalam perjalanan pulang dari mengajar di hari yang sama.

"Cuma tas berisi dompet, tidak ada (uang Rp 150 juta), cuma uang Rp 500.000 lebih sama kartu ATM, sama SIM sama kartu-kartu yang lain. Hilang dirampas orang," kata Sri kepada polisi dengan wajah sayu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PNS asal Desa Jiken, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo mengaku uang Rp 150 juta pemberian orang tuanya tidak pernah hilang. Karena Rp 100 juta ia depositokan di Bank Jatim. Sedangkan sisinya ia simpan di sebuah koperasi.

Namun, Sri akhirnya meralat keterangannya tersebut saat diinterogasi polisi. Ibu dua anak ini mengaku tidak mempunyai deposito di Bank Jatim.

ADVERTISEMENT

"Tidak ada (deposito di Bank Jatim Rp 100 juta)," ujar Sri sambil bersandar ke pundak suaminya.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo menjelaskan, keterangan Sri yang mengaku tas berisi uang Rp 500.000 dirampas orang saat pulang mengajar pada Senin (21/2), juga palsu. Guru SD ini tidak pernah kehilangan tas.

"Karena setelah kami periksa linimasanya di ponsel, dia berada di sekolah sampai jam 11 (pukul 11.00 WIB). Sementara dia mengaku kejadian perampasan pukul 10.30 WIB, padahal saat itu dia di sekolah," jelasnya kepada detikJatim, Rabu (23/2/2022).

Sebelum itu, Sri melapor ke Polsek Ngoro, Mojokerto pada Senin (21/2) sekitar pukul 13.00 WIB. Guru SD ini mengaku dirampok 4 orang di Jalan Raya Desa Tanjangrono, Ngoro, Mojokerto, tepatnya di Jembatan Tanjangrono pada hari yang sama sekitar pukul 11.45 WIB.

Menurut pengakuannya, pelaku mengendarai sepeda motor Honda Vario dan Yamaha RX King warna hitam. Sementara Sri seorang diri mengendarai sepeda motor Honda BeAT nopol W 4351 NCE.

Komplotan perampok kabur setelah merampas tas miliknya yang berisi uang Rp 150 juta. Sri mengaku baru mencairkan uang tersebut dari Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari sekitar pukul 10.00-11.15 WIB.

Tim dari Satreskrim Polres Mojokerto yang diterjunkan menyelidiki kasus ini menemukan sejumlah kejanggalan. Hasil pengecekan ke Bank Jatim Cabang Pembantu Mojosari, Sri hari itu tidak pernah mencairkan uang Rp 150 juta. Saldo di rekeningnya hanya sekitar Rp 3 juta.

Berbekal fakta tersebut, polisi kembali menggali keterangan dari Sri. Cerita guru SD ini pun berubah. Ia mengarang cerita kehilangan tas berisi uang Rp 500.000, kartu ATM dan SIM saat pulang mengajar. Sejurus kemudian ia mendadak pingsan.

Sehingga Sri dilarikan ke RS Dharma Husada, Ngoro. Lagi-lagi ia hanya berpura-pura sakit untuk mengelabuhi polisi. Karena dokter yang memeriksanya menyatakan kondisinya normal. Ia akhirnya tidak bisa mengelak saat diinterogasi polisi dan mengaku telah membuat laporan perampokan palsu.

Sri nekat membuat sandiwara perampokan tersebut untuk menutupi perbuatannya yang menghabiskan uang pemberian orang tuanya Rp 150 juta. Orang tuanya meminta Sri mendepositokan uang tersebut. Salah satunya untuk persediaan biaya pendidikan dua anak Sri.




(fat/fat)


Hide Ads