Polisi memeriksa sejumlah saksi terkait ritual maut yang merenggut nyawa 11 orang di Jember. Saksi menyebut saat kejadian, cuaca hingga gelombang di lokasi buruk.
"Untuk saksi-saksi, kita sudah melakukan pemeriksaan pada delapan orang anggota padepokan Tunggal Jati Nusantara," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo di Mapolres Jember, Rabu (16/2/2022).
"Kemudian, kita juga meminta keterangan saksi yang pada saat malam ada di TKP, ditambahkan saksi ahli dari BMKG yang menyatakan pada saat kejadian memang kondisi ombak di laut selatan atau cuaca saat itu sedang tidak baik," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Hery menyebut saksi di TKP juga mengatakan jika telah memperingatkan kelompok yang hendak ritual tersebut.
"Memang dari keterangan saksi yang ada di TKP sudah dijelaskan pada malam kejadian sudah diperingatkan supaya saudara N berikut kelompoknya tidak melakukan ritual di tempat tersebut," ungkap Hery.
Hery pun menyesalkan saat kejadian, Nur Hasan tidak mengindahkan peringatan dari sejumlah saksi di lokasi. Hingga akhirnya, kejadian yang tak diinginkan terjadi.
"Namun saudara N tetap melaksanakan kegiatan di tempat tersebut," jelas Hery.
"Selain itu kegiatan itu dilakukan di tempat yang berbahaya karena masih terjangkau oleh ombak dan tidak dipersiapkan sama sekali alat-alat atau perlindungan terkait dengan keselamatan oleh panitia atau ketua padepokan dalam hal ini saudara N selaku pihak yang paling bertanggungjawab yang menyuruh anggota kelompoknya masuk ke dalam air," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 23 orang tergulung ombak saat melakukan ritual di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Peristiwa itu mengakibatkan 11 orang tewas.
Pemimpin dari kelompok ini bernama Nur Hasan (35), warga Dusun Botosari, Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi. Bahkan rombongan ritual ini berangkat ke Pantai Payangan dari rumah Nurhasan.
Mereka berangkat pada hari Sabtu (12/2), sekitar pukul 23.00 WIB. Sebelum berangkat mereka berkumpul dan berdoa bersama terlebih dahulu di rumah salah satu anggota. Rombongan menuju lokasi dengan naik kendaraan mini bus. Ketua kelompok, Nurhasan juga ikut dalam rombongan itu.
(iwd/iwd)