Tradisi Sandur Madura, Teater Rakyat yang Bertahan di Tengah Arus Zaman

Tradisi Sandur Madura, Teater Rakyat yang Bertahan di Tengah Arus Zaman

Fadya Majida Az-Zahra - detikJatim
Sabtu, 13 Des 2025 14:30 WIB
Tradisi Sandur Madura, Teater Rakyat yang Bertahan di Tengah Arus Zaman
Ilustrasi Kesenian Sandur. Foto: Instagram @kabupaten_bangkalan
Madura -

Di Madura, seni pertunjukan tradisional tidak hanya dipandang sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media spiritual dan identitas komunal yang mengakar kuat. Salah satunya adalah tradisi Sandur, teater rakyat yang tumbuh di Desa Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.

Tradisi ini juga dikenal sebagai Remoh, terutama dalam konteks ritual komunal masyarakat Madura. Keduanya merujuk pada seni teater yang dipadukan dengan ritual, menjadikannya warisan budaya khas yang terus hidup hingga kini.

Filosofi Tradisi Sandur

Dikutip dari skripsi "Kesenian Tradisi Sandur di Desa Tanjung Bumi Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan dan Pengaruhnya Terhadap Pengembangan Islam" (Mubarok, Husni, 2015), Sandur bukan sekadar pertunjukan teater atau tari. Lebih dari itu, ia adalah wadah budaya komunal yang penuh filosofi dan nilai spiritual masyarakat Madura. Secara etimologis, terdapat tiga pemaknaan utama yang sering digunakan sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

San-Dhur

Sandur diartikan sebagai perayaan "selesai panen" (san) yang dirayakan dengan pesta semalam suntuk (dhur/ngedhur). Makna ini berakar dari budaya agraris Madura yang menjadikan Sandur sebagai ungkapan syukur atas berkah panen.

Soon Door

Ada pula interpretasi dari bahasa Belanda, yang berarti "meneruskan anak-anak", merujuk pada fungsi edukatif Sandur sebagai media pewarisan nilai, pengetahuan, dan moral kepada generasi berikutnya.

ADVERTISEMENT

Sandiwara Ngedhur

Pemaknaan ketiga merujuk pada sandiwara atau pertunjukan yang berlangsung sepanjang malam hingga pagi, menggambarkan kekayaan cerita dan pesan yang ingin disampaikan.

Ilustrasi Pertunjukan kesenian SandurIlustrasi Pertunjukan kesenian Sandur Foto: Website Cak Durasim

Pada dasarnya, Sandur/Remoh adalah ritus bertema pertunjukan. Ia menjadi sarana komunikasi masyarakat tradisional dengan alam gaib, sekaligus media spiritual untuk menyampaikan doa dan harapan. Bagi masyarakat petani dan nelayan, tradisi ini masih dianggap penting sebagai jembatan spiritual dan ruang sosial yang memperkuat hubungan antarsesama.

Elemen Utama Sandur Madura

Sandur menggabungkan berbagai unsur seni yang saling melengkapi, sehingga menciptakan pertunjukan yang dinamis, sakral, sekaligus menghibur.

1. Seni Pertunjukan Multidimensi

Ilustrasi Pertunjukan kesenian SandurIlustrasi Pertunjukan kesenian Sandur Foto: Website Cak Durasim

Teater Rakyat/Lakon

Mengangkat cerita keseharian, legenda lokal, hingga kisah pewayangan. Drama biasanya diselingi banyolan lucu yang menjadi media penerangan sosial dan pendidikan moral.

Tari Tradisional

Kostum warna-warni dan gerakan lincah mengikuti irama musik. Gerakan tari memiliki makna dan tujuan yang disesuaikan dengan ritual yang dijalankan.

Musik Tradisional

Menggunakan instrumen khas Madura seperti saronen, kendang, dan tong-tong, menciptakan suasana magis yang menjadi ciri khas Sandur.

Tembang/Kidung Madura

Syair-syair dinyanyikan dengan menggunakan bahasa Madura. Tembang berisi nasihat moral, ajaran sopan santun, dan nilai kehidupan.

2. Peran Sentral dalam Pertunjukan

TandΓ’k/Lenggek

Penari utama, umumnya laki-laki yang berdandan menyerupai perempuan. Ia menjadi pusat perhatian sekaligus penggerak suasana panggung.

Dukun/Pawang

Sosok ini memiliki peran sangat penting, terutama pada ritual Remoh. Dukun memimpin doa-doa, mengatur jalannya ritual, serta berfungsi sebagai mediator antara dunia manusia dan alam gaib, terutama saat terjadi trance atau kesurupan.

Proses Pelaksanaan Tradisi Sandur

Motif pelaksanaan Sandur sangat beragam, baik tujuan vertikal (memohon hujan, tolak bala, mendoakan sumur desa atau rokat somor), maupun tujuan horizontal (penguatan komunitas, penghormatan leluhur, hingga rokat bhuju' atau ritual makam keramat).

Dalam praktiknya, media kesenian seperti tari, musik, dan tembang menjadi bagian integral dari ritual. Gerakan tari muncul spontan sesuai irama musik, yang dimainkan baik dengan alat tradisional maupun alat sederhana seperti tong-tong bambu.

Ritual biasanya dipimpin dukun yang membacakan doa dalam bahasa Madura dan Arab. Perpaduan ini menegaskan bahwa Sandur merupakan harmonisasi antara kepercayaan lokal (animisme-dinamisme) dengan ajaran Islam.

Struktur Pementasan Sandur

Secara umum, pertunjukan Sandur terbagi menjadi tiga bagian. Berikut struktur pementasan Sandur yang perlu diketahui.

A. Pembukaan - Ritual dan Musik

Pertunjukan diawali dengan musik tradisional. Di beberapa daerah, pembukaan diawali kundangan atau selamatan yang ditandai dengan digantungnya jajanan pasar di sekitar panggung sebagai simbol persembahan.

Ilustrasi Pertunjukan kesenian SandurIlustrasi Pertunjukan kesenian Sandur Foto: Website Cak Durasim

B. Inti Pertunjukan - Tari, Tembang, dan Lakon

TandΓ’'/Lenggek

Tampil sebagai penari utama dengan gerakan gemulai, kadang menari sambil menyanyikan tembang Madura.

Remoh/Arisan Komunal

Di Bangkalan, Sandur sering menjadi bagian dari arisan sakral. Para tamu laki-laki naik ke panggung, menari bersama TandΓ’', lalu memberikan saweran. Momen ini menjadi sarana silaturahmi dan pengumpulan dana bagi komunitas.

Lakon/Drama

Cerita drama diambil dari legenda atau pewayangan, diselingi banyolan khas yang menghibur penonton hingga larut malam.

C. Penutup

Acara ditutup dengan tembang atau ritual sederhana, lalu dilanjutkan tradisi berebut jajanan yang digantung sejak awal. Simbol ini mencerminkan pembagian rezeki dan harapan atas berkah.

Nilai Budaya dan Fungsi Sandur

Sandur tetap bertahan sebagai salah satu seni budaya paling penting di Madura berkat fungsi sosialnya yang kuat. Beberapa nilai budaya dan fungsi sandur sebagai berikut.

1. Media Pendidikan Moral

Syair dan tembang Sandur sarat nilai budi pekerti. Masyarakat memandang Sandur sebagai sarana edukasi tradisional yang efektif.

2. Penguat Solidaritas Komunitas

Lewat tradisi Remoh atau arisan sakral, Sandur mempererat hubungan masyarakat. Nilai gotong royong menjadi pilar utama dalam penyelenggaraannya.

3. Identitas Budaya Madura

Bahasa Madura, cerita lokal, serta gaya teatrikal khas Sandur menjadikannya identitas budaya yang membedakan Madura dari daerah lain.

4. Warisan Budaya Takbenda

Sandur Manduro telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Pengakuan ini memperkuat posisi Sandur sebagai budaya yang wajib dilestarikan dan dipromosikan.

Sandur di Tengah Tantangan Modernisasi

Modernisasi membawa perubahan besar terhadap minat generasi muda terhadap seni tradisional. Tantangan terbesar Sandur kini adalah bagaimana mempertahankan nilai dan fungsinya agar tetap relevan di era digital.

Namun, dengan dukungan pemerintah, penetapan sebagai WBTb, serta peran aktif masyarakat adat, Sandur masih berjalan hingga sekarang. Tradisi ini bukan hanya hiburan, tetapi ruang belajar, ritual spiritual, dan identitas kultural yang melekat pada masyarakat Madura.

Sandur adalah bukti bahwa seni tradisi dapat bertahan selama masyarakat masih menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.

Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.




(ihc/irb)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads