Di antara ragam batik Nusantara, Batik Bangil dari Pasuruan memiliki pesona tersendiri. Tak hanya indah secara visual, batik ini juga menyimpan identitas budaya, religiusitas, dan kreativitas masyarakat pesisir yang kental melekat pada Bangil, kota yang dikenal sebagai "Kota Santri."
Jauh dari popularitas batik-batik Jawa lainnya, Batik Bangil adalah cerminan dari budaya pesisir, nilai-nilai religius, dan kreativitas yang mengakar kuat di kawasan Bangil sebagai "Kota Santri". Setiap goresan canting dan paduan warnanya adalah narasi tentang sejarah, alam, dan kehidupan masyarakatnya. Lalu apa saja motif batik bangil?
Sejarah dan Karakteristik Batik Bangil
Batik Pasuruan diperkirakan telah berkembang sejak lama, seiring jalur perdagangan di Pesisir Utara Jawa (Pantura). Meski mendapat pengaruh luar, para pengrajin di Bangil dan Pandaan tidak sekadar meniru, melainkan melahirkan corak khas yang membedakan batik Pasuruan dari daerah lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, batik tulis menjadi teknik utama. Namun karena prosesnya panjang, pengrajin kemudian mengembangkan batik cap dan batik kombinasi untuk menjangkau pasar lebih luas. Batik cap menampilkan pola tegas dan seragam, biasanya berupa motif geometris, ikan, hingga tumbuhan pesisir, sehingga cocok untuk produksi massal seperti seragam kerja. Sementara itu, batik kombinasi memadukan cap dengan sentuhan canting manual, menghasilkan detail lebih artistik tanpa memakan waktu sepanjang batik tulis murni.
Motif dan Filosofi di Baliknya
Motif batik Pasuruan banyak terinspirasi dari kekayaan alam sekitar, terutama flora dan fauna pesisir. Motif ikan, kerang, dan biota laut menjadi simbol kemakmuran dan sumber kehidupan. Selain itu, posisinya sebagai kota perdagangan menjadikan batik Pasuruan kaya akan akulturasi budaya, memadukan pengaruh Arab, Tiongkok, hingga Madura dalam corak yang sarat makna toleransi.
Identitas religius Bangil sebagai Kota Santri juga tercermin dalam pilihan motif. Banyak batik Pasuruan menghindari penggambaran makhluk hidup, menggantinya dengan pola geometris, stilasi flora, atau motif abstrak yang melambangkan kesederhanaan dan keilahian. Beberapa corak bunga merepresentasikan kesuburan dan keindahan, sedangkan motif bergelombang menggambarkan perjalanan hidup yang dinamis namun tetap harmonis.
Batik Bangil Sebagai Identitas Daerah
Batik Bangil bukan sekadar kain, melainkan media yang merekam jejak sejarah, nilai spiritual, dan cara pandang masyarakat Pasuruan terhadap alam serta kehidupan. Dari tangan pengrajin, setiap helai batik menjadi karya seni yang menjembatani masa lalu dan masa kini, lokal dan global.
Di tengah derasnya arus modernisasi, batik ini mengingatkan kita bahwa identitas budaya tak boleh dilupakan. Batik Bangil hadir bukan hanya untuk dipakai, tetapi juga untuk dirayakan sebagai warisan yang mengajarkan makna tentang akar, keberagaman, dan keindahan yang tumbuh dari kesederhanaan
Artikel ini ditulis Fadya Majida Az-Zahra, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(ihc/abq)












































