Rayakan HUT ke-666, Pemkot Probolinggo Gelar Pawai Budaya

Rayakan HUT ke-666, Pemkot Probolinggo Gelar Pawai Budaya

M Rofiq - detikJatim
Sabtu, 27 Sep 2025 17:45 WIB
Kemeriahan pawai budaya di peringatan HUT ke-666 Kota Probolinggo
Kemeriahan pawai budaya di peringatan HUT ke-666 Kota Probolinggo (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -
Kemeriahan pawai budaya di peringatan HUT ke-666 Kota ProbolinggoKemeriahan pawai budaya di peringatan HUT ke-666 Kota Probolinggo Foto: M Rofiq/detikJatim

Pemerintah Kota Probolinggo merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-666. Pawai budaya penuh dengan rute sepanjang jalan protokol digelar dengan meriah, Sabtu (27/9/2025).

Ribuan penontontampak anntusias menyaksikan pawai tersebut. Mereka mulai memadati jalan protokol sejak pukul 10.00 WIB. Ada sebanyak 38 kontingen yang berpartisipasi dalam pawai budaya ini.

Mereka mulai bergerak dari Kantor Pemkot Probolinggo dengan memamerkan kostum berhiaskan batik, tarian tradisional, musik khas daerah, hingga replika raksasa karya masyarakat lokal membuat jalanan berubah jadi panggung terbuka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya menarik masyarakat Probolinggo, pawai tersebut juga mampu menarik warga dari luar. Siti salah satunya. Perempuan asal Lumajang itu sengaja datang ke Kota Probolinggo untuk melihat langsung kemeriahan pawai budaya.

ADVERTISEMENT

"Saya sengaja datang ke sini karena dengar ada pawai budaya di Kota Probolinggo ini, karena peserta selalu unik, dan ternyata benar. Rasanya seperti menonton Indonesia mini," ujar Siti, warga asal Lumajang yang datang bersama keluarganya.

Yang paling banyak dibicarakan penonton adalah penampilan kontingen Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok. Mereka menampilkan sendratari petani dengan semangat yang menggebu.

Tak hanya itu, jagung, ikon hasil bumi mereka diolah menjadi kostum dari klobot yang memesona. Replika Burung Garuda dari kulit jagung berhasil membuat penonton terpukau dan tak henti memotret.

Wali Kota Probolinggo, Aminuddin juga tampak berpartisipasi dengan mengenakan busana adat Kupang. Ia menyebut pawai kali ini bukan hanya ajang hiburan, namun juga ada pesan yang ingin disampaikan lewat empat tema besar: Budaya Tak Benda, Batik Probolinggo, Kepahlawanan, dan Harmoni Nusantara.

"Dengan pawai ini, kami ingin menunjukkan bahwa budaya adalah jati diri. Usia 666 tahun bukan sekadar angka, tapi perjalanan panjang yang harus terus diwariskan, semoga dengan slogan Bersolek yang huruf S, menjadikan masyarakat selalu sejahtera," kata Aminuddin.

Meski jumlah peserta dibatasi, antusiasme warga membuktikan bahwa Probolinggo sedang bersolek, membangun wajah baru sebagai kota budaya. Di balik sorak-sorai dan kostum megah, terselip harapan sederhana: agar semangat kebersamaan ini membawa kesejahteraan bagi seluruh warga.




(ihc/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads