Kabupaten Gresik memiliki banyak bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh. Salah satunya Rumah Gajah Mungkur. Namun, dari mana asal usul nama Gajah Mungkur?
Ditemui detikJatim di rumahnya, Jalan Nyai Ageng Arem-arem Nomor 38, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, cucu generasi ke 4 Hadji Djaelan bin Oemar, pemilik rumah Gajah Mungkur, Akhmad Choiri menceritakan nama Gajah Mungkur sendiri diambil dari patung Gajah yang berada di depan rumahnya. Saat itu, kekek buyutnya membangun patung gajah di depan rumahnya yang membelakangi jalan raya.
"Patung Gajah ini dibangun buat tetenger (pertanda) rumah posisinya itu dibuat di depan rumah dengan kondisi membelakangi jalan bukan menghadap ke jalan. Jadi Mungkur dari jalan," kata Choiri, Sabtu (20/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Choiri menambahkan Gajah Mungkur memiliki arti filosofi tersendiri. Gajah yang melambangkan kekuatan besar dan ilmu pengetahuan sedangkan Mungkur memiliki arti membelakangi dari hawa nafsu dan keserakahan.
"Kalau menurut cerita dari buyut-buyut saya, kenapa kok dinamakan Gajah Mungkur, karena kekuatan besar tentang pengetahuan akan bisa membelakangi dari nafsu jahat, keserakahan dan hal buruk lainnya," terang Choiri.
Rumah Gajah Mungkur merupakan perpaduan dari bangunan bergaya Belanda, Tiongkok dan timur tengah. Hadji Djaelan yang merupakan saudagar manca negara saat itu, mendesain sendiri rumahnya dari pengalaman melihat rumah-rumah yang berada di luar negeri.
"Dulu kan kakek buyut saya itu dagang ke luar negeri, sampai pergi haji sendiri naik kapal. Karena selama berdagang buyut saya itu menggunakan kapal. Jadi dari melihat bangunan-bangunan yang ada di Belanda, Tiongkok dan Arab itu kakek membuat desain sendiri," terang Choiri.
Pada zaman itu, lanjut Choiri, Hadji Djaelan merupakan saudagar yang telah mendominasi di pulau Jawa pada bidang penyamakan kulit hewan kuda, sapi dan kambing. Selain itu, Hadji Djaelan juga memiliki usaha batik, sarang burung walet dan perusahaan rokok.
"Jadi kakek buyut ini sering keluar negeri untuk mengirim kulit terbaiknya. Selain itu batik, sisik penyu, tempaos. Tempaos itu bahan untuk campuran rokok. Makanya rumah ini bergaya tiga negara yakni Belanda, Tiongkok dan Timur tengah," pungkas Choiri.
(auh/hil)