Melihat Lebih Dekat Rumah Gajah Mungkur Berusia 124 Tahun di Gresik

Melihat Lebih Dekat Rumah Gajah Mungkur Berusia 124 Tahun di Gresik

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Sabtu, 20 Sep 2025 12:20 WIB
Rumah Gajah Mungkur
Rumah Gajah Mungkur (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Gresik -

Di tengah padatnya kawasan perkotaan Gresik, berdiri megah sebuah rumah berusia lebih dari seabad. Rumah itu dikenal dengan nama Rumah Gajah Mungkur, bangunan heritage yang menyimpan kisah perdagangan, tamu agung, hingga jejak perjuangan leluhur Jawa di masa lalu.

Rumah Gajah Mungkur ini terletak di Jalan Nyai Ageng Arem-arem Nomor 38, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik.

Rumah Gajah Mungkur dibangun oleh Hadji Djaelan bin Oemar pada tahun 1896. Dibangun selama 5 tahun, rumah tersebut baru ditempati oleh pemiliknya pada tahun 1901.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rumah Gajah MungkurRumah Gajah Mungkur Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim

"Dibangun oleh buyut saya sejak 1896, tapi baru ditempati 1901 sampai sekarang," kata Akhmad Choiri, salah satu keturunan Hadji Djaelan, Rabu (17/9/2025).

ADVERTISEMENT

Rumah Gajah Mungkur terdiri dua bangunan. Salah satunya dibangun oleh Hadji Djaelan untuk rumah singgah para tamunya yang berkunjung. Untuk bangunan utama, terdiri dari dua lantai dan beberapa pos penjagaan yang saat itu digunakan untuk penjaga memantau jika ada kapal bersandar di pelabuhan.

"Jadi yang rumah ini dulu itu dibuat tempat tinggal sampai sekarang. Terdapat sembilan kamar, untuk lantai atas dibuat sarang walet. Itu juga ada pos penjagaan yang saat itu di jaga oleh petugas dengan senjata dan digunakan untuk memantau jika ada kapal yang bersandar di pelabuhan," tambahnya.

"Untuk rumah yang warna merah itu dulu untuk rumah singgah tamu-tamu buyut saya. Sekarang sudah diwariskan kepada ahli waris," lanjut Choiri.

Meski berusia 124 tahun, keaslian rumah tersebut masih terjaga hingga sekarang. Bahkan beberapa perabotan seperti pintu, kaca jendela, cermin, kursi, lemari kayu hingga jam yang berusia ratusan tahun masih terawat.

"Ini saja kaca jendelanya masih asli buatan Belanda yang masih ada tulisan Bovvy Dordt. Kaca-kaca jendela tersebut diukir dengan tangan, jadi meski gambarnya sama ukirannya gak sama persis," terang Choiri.

Beberapa barang yang berada di rumah gajah Mungkur, banyak yang dibawa dari luar negeri. Saat itu, Hadji Djaelan memang telah melakukan perjalanan ke manca negara untuk melakukan perdagangan.

"Setelah berdagang itu, buyut saya beli barang-barang dari sana. Termasuk kaca jendela, pintu, dan jam yang masih menggunakan tarikan untuk tetap berfungsi," tutur Choiri.

Selian jendela, terdapat lemari jati yang masih bertuliskan Hadji Djaelan Bin Oemar Soerabaya. Memang pada tahun 1901, kawasan tersebut masih menjadi Kabupaten Surabaya.

"Ini semua menyimpan sejarah, terutama sejarah perjuangan buyut saya dalam melakukan perdagangan di Tanah Jawa ini. Baik rumah ini dan perabotan yang berada didalamnya," pungkasnya.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads