Jejak Polsek Tegalsari, Kantor Polisi era Belanda Kini Tersisa Puing

Jejak Polsek Tegalsari, Kantor Polisi era Belanda Kini Tersisa Puing

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Minggu, 31 Agu 2025 11:35 WIB
Polsek Tegalsari terbakar imbas kericuhan aksi unjukj rasa pada (30/08)
Polsek Tegalsari/Foto: Esti Widiyana/ detikjatim
Surabaya -

Polsek Tegalsari dibakar massa perusuh demo pada Sabtu (30/8/2025) malam. Ternyata bangunan ini merupakan cagar budaya. Bangunan yang difungsikan sebagai kantor polisi di era Belanda ini, kini tinggal puing.

Adanya jejak peninggalan kolonial di Polsek Tegalsari juga dibuktikan dengan bangunan bungker di belakangnya. Bunker Tegalsari juga berstatus cagar budaya.

Kapolsek Tegalsari Kompol Rizki Santoso juga mengatakan bangunan itu berstatus cagar budaya. Mirisnya, sebagian besar bangunan tersebut habis dilalap api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kerusakan 90% terbakar. Sisa 10 % bangunan masjid Polsek yang masih utuh tidak terbakar," ujar Rizki saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (31/8/2025).

ADVERTISEMENT

Diketahui, Polsek Tegalsari telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Catatan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) menyebut, bangunan ini dulunya difungsikan sebagai fasilitas pengamanan wilayah Tegalsari.

Pada masanya, bangunan ini dikenal sebagai milik negara dengan nama Burgerlike Openbare Werken. Meskipun detail arsitektur asli tidak tercatat lengkap.

Mengenal Bunker Belakang Polsek Tegalsari

Di belakang Polsek Tegalsari juga terdapat Bunker Tegalsari. Pada 2021, Pemkot Surabaya diketahui melakukan restorasi bungker Tegalsari. Bangunan itu merupakan peninggalan Hindia Belanda. Restorasi bungker dikerjakan satgas dari Dinas Cipta Karya Kota Surabaya.

Dalam bangunan tersebut, terdapat plakat dari Pemkot Surabaya yang menetapkan bungker sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Wali Kota Surabaya No 188.45/230/436.1.2./2015 yang ditetapkan pada 23 September 2015. Plakat itu menyebut bungker Tegalsari dibangun pada masa Hindia Belanda, sekitar tahun 1900-an.

Bangunan itu sezaman dengan Mapolsek Tegalsari. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Mapolsek Tegalsari merupakan kantor polisi (d/h politiebureau 2e sectie te Soerabaja 1924 KITLV). Sedangkan bungker diduga difungsikan sebagai tempat perlindungan, pengintaian, dan pertahanan.


Keunikan bungker Tegalsari terletak pada bentuk atap segi delapan dengan lubang ventilasi udara. Ciri ini mirip dengan bangunan kantor Polsek Tegalsari yang berada di kompleks yang sama.

Salah seorang pencinta sejarah, Kuncarsono Prasetyo, mengatakan bungker Tegalsari pada masanya memang difungsikan untuk tempat perlindungan.

"Pada era tahun 1920an itu, memang diwajibkan memiliki bungker untuk perlindungan. Karena memang (waktu itu diduga) ada ancaman perang dunia kedua. Jadi semua bangunan yang dibangun pada tahun-tahun itu memiliki bungker," kata Kuncarsono kepada detikcom, Sabtu (17/4/2021).

Menurut Kuncarsono, salah satu bungker yang tersisa di Kota Surabaya berada di belakang Polsek Tegalsari. Di Surabaya, bungker juga ada di Rumah Dinas Wali Kota dan di Jalan Veteran.

"Karena semua rumah di tahun 1920an itu kira-kira IMB-nya diwajibkan syarat menyediakan bungker untuk perlindungan," ungkap Kuncarsono.

Pria yang akrab disapa Kuncar itu mengatakan, bungker Tegalsari dan kantor Polsek Tegalsari dulunya satu kompleks, yang kemudian ditetapkan dalam SK Wali Kota sebagai cagar budaya.

Polsek Tegalsari Dibakar Massa Perusuh

Polsek Tegalsari Surabaya terbakar oleh massa aksi pada Sabtu (30/8/2025) malam. Hampir 90 persen bangunan ludes terbakar, hanya menyisakan masjid Polsek yang masih utuh.

"Kerusakan 90% terbakar. Sisa 10 % bangunan masjid Polsek yang masih utuh tidak terbakar," ujar Kapolsek Tegalsari Kompol Rizki Santoso saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (31/8/2025).

Namun ia menegaskan seluruh personel yang bertugas selamat.

"Alhamdulillah personel yang berjaga tadi malam 25 personel Polsek Tegalsari sehat dan selamat semua," tuturnya.

Rizki menyebut ada imbauan dari Polri untuk mengingatkan massa agar tidak anarkis. Namun, massa yang jumlahnya ribuan langsung melakukan perusakan dan pembakaran.

"Namun massa tidak terkendali langsung melakukan pengrusakan dan pembakaran Mako Polsek. Kekuatan tidak berimbang setelah Grahadi dibakar massa yang kurang lebih 5000 orang berjalan kaki ke Polsek Tegalsari yang jaraknya 500 meter dari Grahadi," pungkasnya.

Pantauan detikJatim, hampir seluruh area Polsek Tegalsari rusak, terutama bagian depan hingga SPKT. Beberapa coretan juga tampak di dinding. Belum diketahui apakah ada barang yang dirusak atau dijarah dari dalam Polsek Tegalsari.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Kondisi Grahadi Surabaya-Polsek Tegalsari Usai Dibakar Massa"
[Gambas:Video 20detik]
(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads