Lagu anak-anak dari Jawa Timur merupakan salah satu warisan budaya yang penuh makna sekaligus sarat nilai pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, lagu-lagu tradisional ini juga menjadi media untuk menanamkan budi pekerti, mengenalkan bahasa daerah, hingga mempererat interaksi sosial sejak dini.
Irama sederhana dan lirik mudah diingat membuat lagu anak-anak khas Jawa Timur tetap relevan diajarkan dari generasi ke generasi. Bahkan, di tengah gempuran lagu modern, tembang dolanan ini masih sering dijumpai di sekolah, kegiatan seni, hingga acara adat. Berikut beberapa lagu anak-anak dari Jawa Timur
Lagu Anak-Anak Asal Jawa Timur
Keunikan syair lagu anak-anak yang menggunakan bahasa Jawa Timur-an, serta pesan moral yang terselip di balik bait-baitnya, menjadikan lagu anak-anak ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana pelestarian budaya daerah. Berikut lirik dan dan deskripsi lagunya
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Rek Ayo Rek
Lagu "Rek Ayo Rek" merupakan salah satu lagu daerah khas Surabaya yang sangat populer hingga kini. Lagu ini berisi ajakan untuk berjalan-jalan bersama di Jalan Tunjungan, salah satu kawasan bersejarah dan ikonik di Kota Pahlawan.
Selain bernuansa riang gembira, lagu ini juga menggambarkan suasana jalanan kota yang ramai dan menjadi tempat berkumpulnya masyarakat, sekaligus pusat wisata belanja dan kuliner. Hingga sekarang, Jalan Tunjungan masih menjadi destinasi favorit arek Suroboyo maupun wisatawan.
Lirik Rek Ayo Rek:
Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek, rame-rame bebarengan
Cak ayo cak, sopo gelem melu aku
Cak ayo cak, nggolek kenalan cah ayu
Ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto
Masio mung senggal-senggol ati lego
Sopo ngerti nasib awak lagi mujur
Kenal anake sing dodol rujak cingur
Jok dipikir kon podho gak duwe sangu
Jok dipikir angger podho gelem mlaku
Mangan tahu jok dicampur nganggo timun
Malam minggu gak apik digawa nglamun
2. Tanjung Perak
Lagu "Tanjung Perak" bercerita tentang suasana di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, yang merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Jawa Timur. Lagu ini menggambarkan keceriaan dan semangat warga yang hendak berjalan-jalan atau bersenang-senang ke pelabuhan.
Melalui liriknya, tergambar suasana kebersamaan, musik keroncong, hingga momen menikmati keindahan laut di tepi Tanjung Perak.
Lirik Tanjung Perak:
Waktu terang bulan, udara bersinar terang
Teranglah sekali di kotalah Surabaya
Belum berapa lama saya duduk dengan bimbang
Datang kawan saya Pak Joni itu namanya
Mari mari mari kita pergi Tanjung Perak
Panggil satu taksi kita soraklah bersorak...
Taksi... Tanjung Perak tepi laut
Siapa suka boleh ikut
Bawa gitar keroncong piul
Jangan lupa bawa anggur
Tanjung Perak tepi laut
Baca juga: Pahlawan Pejuang Kemerdekaan Asal Jatim |
3. Gai Bintang
Lagu "Gai Bintang" berasal dari Madura dan menggunakan bahasa Madura dalam liriknya. Lagu ini memiliki makna simbolis: seseorang yang ingin meraih bintang dengan menggunakan galah dari janur kuning.
Walaupun gagal mendapatkan bintang, ia justru memperoleh bulan. Pesan moralnya adalah terkadang usaha manusia bisa berujung pada hasil berbeda dari harapan, tetapi tetap membawa kebaikan dan hikmah.
Lirik Gai Bintang:
Gai bintang alek gagar bulan
Pagaina janor koneng
Kaka elang alek sajan jau
Pajauna gan lon alon
Leya letes kembang kates tokca tokcer
4. Kembang Malathe
Lagu "Kembang Malathe" menggunakan bahasa Madura dan merujuk pada bunga melati sebagai lambang keindahan, kesucian, dan keharuman. Lagu ini menggambarkan melati sebagai bunga yang segar, indah, serta cocok diberikan kepada orang yang dicintai.
Selain memiliki nilai estetis, lagu ini juga menyiratkan rasa kasih sayang dan penghargaan kepada seseorang yang berharga.
Lirik Kembang Malathe:
Kembang malathe pote
Beunah ro'om ngapencote
Gik buru e pettek deri taman sare
Ropana segger tor asre
Bennyak kembeng se sae
Tak seddep akadhi malate
Menangka kasogen kaator kapotre
Se seddep akadhi malathe
5. Tanduk Majeng
Lagu "Tanduk Majeng" berasal dari Madura dan diciptakan oleh R. Amiruddin Tjitraprawira. Kata Tanduk berarti tombak atau alat penangkap, sedangkan Majeng berarti menangkap ikan.
Lagu ini menggambarkan kehidupan para nelayan Madura yang penuh perjuangan, menghadapi ombak besar, serta mempertaruhkan nyawa demi mencari nafkah. Liriknya sarat dengan semangat perjuangan masyarakat pesisir, mencerminkan kekuatan, keberanian, dan pengorbanan untuk keluarga.
Lirik Tanduk Majeng:
Ngapote wa lajara etangale
Reng majang tatona la pada mole
Mom Tengghu dari ambet da jhalanna
Ma'se bannya'a ongghu ollena
Du...mon ajhalling odi'na oreng majangan
Abhantal omba' sapo' angen salanjhanga
Ole...olang paraona alajara
Ole...olang alajara ka Madhura
Reng majang bannya, ongghu bhabhajana
Kabhilang alako bhandha ngabana
Ole...olang paraona alajara
Ole...olang alajara ka Madhura
6. Pa' Kopa' Eling
Lagu "Pa' Kopa' Eling" juga berasal dari Madura dan menjadi salah satu lagu anak-anak yang populer. Lagu ini biasanya dinyanyikan sambil bermain, sekaligus berfungsi sebagai pengingat agar manusia selalu eling (ingat) kepada Sang Pencipta.
Pesan moralnya sangat dalam, yaitu mengajarkan anak-anak untuk tidak melupakan ibadah, rajin mengaji, dan selalu bersyukur atas rezeki yang diberikan Tuhan.
Lirik Pa' Kopa' Eling:
Pa' kopa' eling,
Elingnga sakoranji,
Eppa'na olle paparing,
Ana' tambang tao ngaji...
Ngaji babana cabbi,
Ka'angka'na sarabi potthon,
E cocco' dhangdhang pote keba mole,
E cocco' dhangdhang celleng keba melleng
Semua lagu anak-anak dari Jawa Timur ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sarat nilai budaya, moral, dan spiritual. Dengan melestarikan lagu anak dari jawa timur dengan tetap menyanyikannya, generasi muda bisa lebih dekat dengan kearifan lokal.
(ihc/irb)