Buk-Buk Bumeh Bulen Sorah, Selamatan Bumi Setiap Suro di Probolinggo

Buk-Buk Bumeh Bulen Sorah, Selamatan Bumi Setiap Suro di Probolinggo

M Rofiq - detikJatim
Senin, 30 Jun 2025 09:15 WIB
Grebek Suro di Curah Grinting, Kota Probolinggo.
Grebek Suro di Curah Grinting, Kota Probolinggo. Foto: M Rofiq/detikJatim
Kota Probolinggo -

Setiap tahun di bulan Suro, warga Kelurahan Curah Grinting, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, menggelar tradisi sakral Grebek Suro, atau dikenal sebagai ritual Buk-Buk Bumeh Bulen Sorah. Tradisi ini merupakan bentuk selametan sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta agar bumi tetap memberikan keberkahan dan dijauhkan dari bencana.

Gunungan hasil bumi dan tumpeng raksasa diarak sejauh 2 kilometer dari Kantor Kecamatan setempat, menuju Padepokan Wali Songo Majelis Sholawat Nariyah. Iring-iringan diikuti pasukan berkuda, kesenian jaran kencak, serta alunan musik tradisional Madura yang dinaiki sejumlah anak yatim piatu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara ini digelar rutin setiap tanggal 5 bulan Suro dalam penanggalan Jawa. Ritual ini menjadi momentum doa bersama agar bumi tetap ramah terhadap manusia. Para tokoh agama dan warga juga menyelipkan harapan besar agar konflik dan perang yang terjadi di berbagai belahan dunia segera berakhir, digantikan kedamaian yang abadi.

"Setiap tahun kami gelar ritual Grebek Suro, kami selameti bumi agar membawa keberkahan dan kedamaian. Dan, kami juga berharap perang segera selesai dan dunia ini damai," ujar Kyai Ahmad Kusnadi, pengasuh Padepokan Wali Songo Kalimosodo.

ADVERTISEMENT

Usai doa dan prosesi ritual, gunungan raksasa berisi sayur mayur, gabah, hingga uang kertas langsung jadi rebutan warga. Masyarakat percaya bahwa membawa pulang sebagian isi gunungan bisa menghadirkan rezeki, keselamatan, dan kedamaian bagi keluarga.

"Iya, rebutan dan saling senggol. Saya mendapatkan banyak sayur mayur dari gunungan, nanti dimasak dan dimakan bersama keluarga. Diyakini membawa keberkahan," kata Tati Suryani (40), warga Curah Grinting yang antusias ikut dalam tradisi ini.

Ritual Grebek Suro diakhiri dengan pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu diiringi lantunan musik religi yang dibawakan santri Padepokan Wali Songo. Tradisi ini tidak hanya menjadi wujud kearifan lokal dan spiritualitas warga, tapi juga pengingat pentingnya hidup selaras dengan alam dan sesama manusia.




(auh/irb)


Hide Ads