Festival Melukis Grebeg Suro 2025 Warnai Jantung Kota Ponorogo

Festival Melukis Grebeg Suro 2025 Warnai Jantung Kota Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Minggu, 22 Jun 2025 13:15 WIB
Serunya lomba lukis di Ponorogo
Serunya lomba lukis di Ponorogo. (Foto: Istimewa)
Ponorogo -

Jalan HOS Cokroaminoto di jantung Kota Ponorogo mendadak berubah menjadi galeri terbuka. Suasana syahdu yang biasa hadir di ruas jalan itu menjadi inspirasi bagi puluhan pelukis dalam Festival Melukis On The Spot, yang digelar dalam rangkaian Grebeg Suro 2025.

Tercatat sebanyak 50 peserta dari berbagai kalangan ikut meramaikan festival yang digelar Minggu (22/6/2025). Mereka melukis langsung di tempat, dengan objek mulai dari lanskap jalan, aktivitas warga, hingga detail benda-benda yang mencuri perhatian.

"Awalnya kami memperkirakan hanya sekitar 30-an peserta, karena pengumuman memang mendadak. Tapi ternyata masyarakat sangat antusias, akhirnya kami buka kuota jadi 50 peserta," ujar Koordinator Acara, MA Fathurrohman kepada wartawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peserta datang dari latar belakang yang beragam. Ada pelajar sekolah, seniman profesional, pedagang, hingga petani. Semuanya berbaur dalam satu kegiatan seni yang memanfaatkan jalanan kota sebagai ruang ekspresi.

"Medianya dari panitia berupa kanvas putih polos. Setelah daftar ulang, mereka kami bebaskan memilih spot sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto. Waktu melukisnya dari pukul 09.00 sampai 16.00," jelas Fathur.

ADVERTISEMENT

Setelah proses melukis selesai, seluruh karya peserta dikumpulkan dan dipamerkan di Galeri Smep Ponorogo mulai hari ini hingga 30 Juni 2025. Pameran tersebut dibuka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB.

Kehadiran pameran turut memantik semangat peserta untuk menampilkan karya terbaik mereka. Imam Subandi, salah satu peserta sekaligus seniman yang dikenal di Ponorogo, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk edukasi luar biasa.

"Di Ponorogo mungkin belum banyak yang mengenal langsung proses melukis on the spot, terlebih bareng sama seniman. Masyarakat bisa melihat langsung, bisa berbaur-ini edukasi yang luar biasa," kata Imam.

Ia menyebut melukis di tengah jalan memberikan tantangan tersendiri karena harus berkonsentrasi di antara lalu lalang warga. "Secara mental juga terlatih, apalagi banyak orang yang melihat prosesnya. Kadang jadi gerogi juga," imbuhnya sambil tersenyum.

Imam optimistis seni rupa di Ponorogo akan terus berkembang, apalagi jika terus difasilitasi lewat kegiatan seperti ini. Ia bahkan menaruh harapan besar agar Ponorogo bisa masuk dalam UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

"Yang dibutuhkan sekarang adalah apresiasi dari masyarakat terhadap karya para seniman lokal. Kadang, karena tidak tahu nilai seninya, mereka menawar murah karya para pengrajin. Itu perlu diedukasi," tegas Imam.

Festival Melukis On The Spot ini membuktikan bahwa kreativitas warga Ponorogo tak bisa dipandang sebelah mata. Dari jalanan kota yang sederhana, lahir puluhan karya yang sarat warna, cerita, dan semangat untuk menjadikan Ponorogo sebagai kota budaya yang semakin hidup.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads