Karakter Weton Tulang Wangi, Ini Watak dan Nasib Kamis Wage

Karakter Weton Tulang Wangi, Ini Watak dan Nasib Kamis Wage

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 17 Jun 2025 01:00 WIB
Ilustrasi orang atau adat Jawa.
Ilustrasi orang atau adat Jawa. Foto: Agto Nugroho/Unsplash
Surabaya -

Weton Kamis Wage termasuk dalam golongan Tulang Wangi, sebuah istilah dalam penanggalan Jawa. Di mana, orang dengan weton ini dipercaya memiliki aura spiritual yang kuat dan dikaruniai pengaruh baik terhadap lingkungan sekitarnya.

Secara karakter, pemilik weton Kamis Wage dikenal cerdas, pendiam, namun memiliki pengaruh yang besar. Mereka pandai menyimpan perasaan, tidak mudah terbuka, tetapi memiliki intuisi tajam.

Dari sisi nasib, hidupnya cenderung mengalami pasang surut, namun akan mencapai kematangan batin dan kemapanan di usia dewasa. Banyak yang mempercayai bahwa orang Kamis Wage ditakdirkan membawa berkah bagi keluarga maupun lingkungannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Watak Weton Kamis Wage

Weton Kamis Wage memiliki neptu 12. Neptu 12 itu berasal dari penggabungan nilai hari Kamis 8 dan nilai pasaran Wage 4.

Orang-orang yang lahir pada hari Kamis Wage memiliki cita-cita tinggi. Bahkan, tak jarang harapan mereka terlalu tinggi.

ADVERTISEMENT

Beruntungnya, mereka selalu berpegang pada aturan dan norma. Sehingga mudah saja untuk weton Kamis Wage mewujudkan mimpinya.

Mereka terkenal pandai, tapi sering kali tidak bisa menghargai orang lain yang berbeda. Mereka juga tidak mendengar apa yang tidak seperti mereka harapkan.

Termasuk orang yang sopan dan santun. Mereka juga pandai bergaul dan selalu memberikan penampilan yang terbaik untuk orang sekitarnya.

Weton Kamis Wage tidak suka menunjukkan perasaan mereka yang sebenarnya. Tetapi mudah dirayu dan memamerkan semua miliknya.

Nasib dan Rezeki Weton Kamis Wage

Hidup manusia berjalan dalam fase-fase nasib dan rezeki yang naik turun. Di masa kecil, pemilik weton Kamis Wage mungkin mengalami kesulitan karena kondisi ekonomi keluarga. Namun, keberuntungan mulai membaik di usia 7-12 tahun seiring meningkatnya perhatian dan kesejahteraan orang tua.

Memasuki usia remaja, nasib kembali menurun. Banyak keinginan tidak tercapai, sehingga hidup prihatin menjadi pelajaran penting. Usia 19-24 tahun pun masih menjadi masa sulit, di mana rezeki seret, usaha sering gagal, dan keinginan tidak sejalan dengan kenyataan.

Perubahan positif mulai terasa di usia 25-30 tahun. Rezeki mulai mengalir meski belum maksimal. Sayangnya, usia 31-36 tahun kembali membawa tantangan dan hambatan, menuntut kerja keras dan kesabaran.

Di usia 37-42 tahun, peluang sukses terbuka asalkan dimanfaatkan dengan baik. Namun, masa 43-48 tahun dipenuhi kegagalan dan masalah jika tidak dihadapi dengan bijak. Untungnya, usia 49-60 tahun membawa peningkatan rezeki dan kesejahteraan, asalkan diimbangi dengan kebijaksanaan, hidup hemat, dan mendekat pada Tuhan.

Memasuki usia lanjut , hidup cenderung stabil atau menurun perlahan. Kesejahteraan tak lagi diukur dari harta, melainkan dari kedamaian jiwa dan kasih sayang keluarga. Pada usia 85 tahun ke atas, rezeki dan kesehatan menurun drastis, menjadi waktu terbaik untuk fokus beribadah dan bersiap menutup perjalanan hidup dengan tenang.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads