Rupang Buddha melayang terbesar se-Indonesia yang dipajang di Tunjungan Plaza (TP) Surabaya mendapat rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Penghargaan MURI untuk Rupang Buddha melayang itu diberikan jelang Hari Raya Waisak.
Terdapat makna pada rupang Buddha melayang tersebut, yakni menggambarkan Buddha bersama ibunya, Ratu Mahamaya. Patung itu dibuat setinggi 8,34 meter berdiri di perayaan satu dekade Vesak Festival 2025 di Surabaya.
Ketua Panitia Vesak Festival 2025 Herman Pranata mengatakan, Rupang Buddha yang didirikan di dalam mal Surabaya itu sebagai simbol welas asih mendalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rupang Buddha itu dibuat melayang berarti bahwa Buddha sudah terbebas dari segala bentuk kondisi duniawi, dan terbebas dari hukum gravitasi, dari segala kondisi," kata Herman kepada wartawan di TP, Kamis (8/5/2025).
Selain patung Buddha dan Ratu Mahamaya, terdapat pula bunga teratai. Di mana bunga teratai itu diserahkan Sang Buddha ke ibunda sebagai simbol kesucian atau pencerahan.
Rupang Buddha itu sesuai tema Vesak Festival tahun ini, yaitu 'Light of Compassion: Guiding the Next Generation'. Nantinya, puncak perayaan Waisak tahun ini akan digelar Senin (12/5/2025). Acara tersebut diorganisir oleh Young Buddhist Association of Indonesia (YBAI) dan telah masuk tahun kesepuluh.
"Tahun ini sangat spesial karena menandai 10 tahun perjalanan Vesak Festival. Dengan tema welas asih untuk membimbing generasi berikutnya, kami ingin memberikan makna yang lebih dalam di tengah tantangan zaman seperti krisis lingkungan dan kesehatan mental," jelasnya.
Sementara, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi berharap, rangkaian acara Waisak di Surabaya bisa memberikan manfaat bagi semua orang.
"Keberanian YBAI membawa acara keagamaan ke tempat umum ini sungguh luar biasa. Harapan kami tentu semuanya bisa mendapatkan berkah dari acara ini," pungkasnya.
(dpe/hil)