Pemprov Jatim Gelar Seni Pertunjukan Topeng Panji 'Rara Tangis Rara Jiwa'

Pemprov Jatim Gelar Seni Pertunjukan Topeng Panji 'Rara Tangis Rara Jiwa'

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 08 Mar 2025 01:00 WIB
Seminar Semiloka: Mengenal Epos Panji, Kenapa Gengsi? yang digelar setelah pertunjungan Topeng Panji di Cak Durasim Surabaya
Seminar 'Semiloka: Mengenal Epos Panji, Kenapa Gengsi?' usai pertunjungan Topeng Panji di Cak Durasim Surabaya (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Surabaya -

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur menggelar Seni Pertunjukan Topeng Panji bertema 'Rara Tangis Rara Jiwa' di Gedung Kesenian Cak Durasim. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari mengungkapkan seni ini terinspirasi cerita sejarah Ksatria Jenggolo.

"Alhamdulillah penampilannya memukau dengan gerakan tari yang diiringi musik gamelan tradisional. Saya kira seninya membawa ratusan penonton merasakan suasana magis dari seni yang telah ada sejak ratusan tahun silam ini," kata Evy di lokasi pertunjukan, Jumat (7/3/2025).

Evy menjelaskan penyelenggaraan kegiatan Seni Topeng Panji ini bertujuan agar masyarakat bisa mengenal kembali Seni Topeng. Terutama mengenalkan kesenian ini kepada generasi muda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu kami juga ingin menunjukkan kekayaan budaya yang Jawa Timur miliki. Kami juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan menjaga warisan budaya lokal," jelasnya.

Selain tampilan seni, dalam pentas ini juga digelar seminar 'Semiloka: Mengenal Epos Panji, Kenapa Gengsi?' yang menghadirkan 2 pembicara yakni Dr (HC) Suroso, M.Si dan Dr Aris Setiawan, S.Sn. M.Sn, Dosen Insitut Seni Indonesia (ISI).

ADVERTISEMENT

"Sebagaimana diketahui bersama, epos panji merupakan salah satu akar rumput kebudayaan di Jawa Timur yang sekaligus adalah karya sastra otentik dari Jawa Timur dan sudah berkembang sejak abad ke 12 masehi. Kisah itu sudah menyebar hingga ke seberang seperti Bali, Lombok, Sulawesi, bahkan menyeberang hingga Negara Gajah Putih (Thailand)," kata Evy.

"Kisah Panji dan Angreni ini apabila dibaca kembali akan memunculkan imajinasi-imajinasi terhadap kejayaan masa lalu dengan beragam romantika yang terjadi, dimana selalu menyiratkan nilai-nilai yang esensial, di antaranya nilai edukatif, sejarah, keteladanan, kepahlawanan, kesetiaan, kearifan lokal, ekologi, politik dan juga moral," tambah Evy.

Lebih lanjut, kata Evy, ruang kali ini adalah suatu bentuk kerjasama baru yang lebih nyata antara Disbudpar Jatim dengan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) yang notabene sebagai satu-satunya lembaga pendidikan tinggi kesenian di Jawa Timur.

"Saya ingin membangun image positif dalam kesenimanan, bahwa Jawa Timur menghasilkan seniman-seniman profesional dari lembaga pendidikan ini. Dan kali ini kita semua akan buktikan bagaimana adik-adik dari STKW mempersembahkan karya terbaik untuk sesama kaum muda generasi Z agar kesenian Jatim lebih dapat menarik minat gen z," kata Evy.

Pergelaran Topeng Panji yang bertajuk Rara Tangis Rara Jiwa ini, tambah Evy berbeda dengan pergelaran romansa Panji pada umumnya. Pertunjukan yang disutradarai Lilik Subari dikemas menjadi sajian dramatari yang menarik, apik, kreatif, dan menggelitik.

"Pertunjukan ini diinisiasi sebagai bentuk apresiasi terhadap para penggiat dan pelaku budaya panji. Hal ini dilakukan sebagai bentuk spirit kemanusiaan dalam menghidupkan ekosistem budaya Panji di Jawa Timur," ungkapnya.

Dia sebutkan juga bahwa pertunjukan topeng panji ini menjadi upaya pemerintah untuk merevitalisasi dan mengaktifkan kembali kesenian topeng yang kurang berkembang di Jawa Timur bahkan di tingkat internasional.

"Alhamdulillah ratusan masyarakat sangat antusias menikmati cerita penuh intrik dari dua ksatria Kerajaan Jenggolo, Raden Panji Asmorobangun dan Raden Panji Gunungsari yang harus merebut pusaka Kerajaan yang hilang," tandasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads