Masyarakat Indonesia menjunjung tinggi warisan budaya kuno. Terutama budaya atau tradisi Jawa yang masih kental hingga kini.
Orang zaman dahulu kerap memberikan pitutur, nasehat, ataupun larangan yang harus ditaati anak dan cucunya.
Banyak dari pitutur, nasehat atau larangan tersebut, diabaikan bahkan seringkali dianggap sebagai mitos semata.
Namun, di dalam mitos-mitos tersebut tersirat pesan moral yang sengaja disamarkan. Seringkali nasehat yang ada di dalam mitos tidak disebutkan secara lugas dan terus terang, namun hanya menggunakan bahasa arahan atau petunjuk perbuatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari beberapa sumber, ada beberapa mitos yang sampai saat ini masih banyak dipercayai dan dilakukan masyarakat Jawa. Beberapa mitos di atas mengandung pesan-pesan yang tersamarkan. Hal ini membuat orang awam yang tidak tahu menjadi bingung.
Ini 50 Pantangan dalam Budaya Jawa:
1. "Ora ilok tan sesawur" artinya tidak baik tidak pernah sedekah
2. "Ora ilok tan memulek" artinya tidak baik tidak pernah mendoakan orang tua
3. "Ora ilok anjangkar" artinya tidak baik memanggil orang tua dengan sebutan tidak sopan
4. "Ora ilok wismo bangbangan" artinya tidak baik membuat rumah dengan barang bekas
5. "Ora ilok durung mantu wes gawe omah" artinya tidak baik belum menikah tapi sudah serumah
6. "Ora ilok sanggar cungkup" artinya tidak boleh membangun rumah dengan bahan bekas cungkup makam
7. "Ora ilok ora ilok respati sukro" artinya tidak baik berhubungan badan pada kamis malam
8. "Ora ilok mantu pawon" artinya tidak baik menikahkan seseorang didapur
9. "Ora ilok usap wastra" artinya tidak baik mengusap tubuh yang kotor hanya dengan kain
10. "Ora ilok kandang omah" artinya tidak baik memasukkan hewan peliharaan ke dalam rumah
11. "Ora ilok mangan paturon"
12. "Ora ilok mangan mlaku"
13. "Ora ilok turu waton"
14. "Ora ilok micek"
15. "Ora ilok supatanam"
16. "Ora ilok wedhehan"
17. "Ora ilok ndekok"
18. "Ora ilok ngebluk"
19. "Ora ilok suger wismo"
20. "Ora ilok tudung kukusan, mundak dicaplok boyo yang berarti wadah menanak nasi tidak boleh digunakan sebagai topi
21. "Ora ilok mbuwang tumo" yang berarti tidak boleh membuang kutu ke lantai
22. "Ora ilok ngideki lante" artinya tidak boleh menduduki tikar yang tergulung karena membuat cepat rusak
23. "Ora ilok jendelo mengo" artinya tidak boleh membuka jendela pada malam hari
24. "Ora ilok pajang tanpo semir" artinya tidak boleh membiarkan bantal tidak menggunakan sprei
25. "Ora ilok kasur tanpo pramada" berarti tidak baik memakai kasur tanpa sprei
26. "Ora ilok ngandut tampah" berarti tidak boleh wanita hamil menduduki wadah makanan
27. "Ora ilok lumbung tanpo dhasar" artinya tidak baik lumbung padi yang diak diberi daun pada dasar bangunannya
28. "Ora ilok sumur ing ngajengan" artinya tidak baik membuat sumur di halaman rumah
29. "Ora ilok pawon mangetan" artinya tidak baik dapur menghadap ke timur
30. "Ora ilok nggites ngenggon" artinya tidak baik membunuh kutu kepala saat masih berada di kepala
31. "Ora ilok suker dalan"
32. "Ora ilok ngaglah"
33. "Ora ilok mangan panas"
34. "Ora ilok mangan sangga ajang"
35. "Ora ilok wanita lungguh jegong"
36. "Ora ilok mangankaro ngadek"
37. "Ora ilok wehweh dijaluk bali"
38. "Ora ilok ngidoni sumur"
39. "Ora ilok ngelungguhi bantal"
40. "Ora ilok lumah pipisan"
41. "Ooa ilok buwang tuma"
42. "Ora ilok mendhek tanpa lingkapan"
43. "Ora ilok lung ngajeng" artinya tidak baik memenanam semak semak di depan rumah
44. "Ora ilok pawuhan celak wismo" artinya tidak baik tempapat pembuangan sampah dekat rumah
45. "Ora ilok ngingah dandang" artinya tidak baik memelihara burung gagak
46. "Ora ilok nyapu dalu" artinya tidak baik menyapu pada malam hari
47. "Ora ilok kurep adjang" artinya tidak baik jika tidak langsung mencuci piring
48 "Ora ilok woh obong" artinya tidak baik membahar sampah yang belum kering
49. "Ora ilok ngadhep uwuh" artinya tidak baik tidak membuang sampah dengan segera
50. "Ora ilok uncal uwuh" artinya tidak baik melempar sampah melalui jendela
(dpe/fat)