7 Tradisi Natal Unik di Indonesia, Salah Satunya dari Jawa!

7 Tradisi Natal Unik di Indonesia, Salah Satunya dari Jawa!

Auliyau Rohman - detikJatim
Rabu, 25 Des 2024 15:22 WIB
Ilustrasi pohon natal
Ilustrasi Natal. Foto: Getty Images/Tim Grist Photography
Surabaya -

Perayaan Natal di Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang mencerminkan keberagaman budaya Nusantara. Perayaan Natal biasanya identik dengan salju dan pohon cemara, tapi di Indonesia justru memiliki cara perayaan yang khas, menyatu dengan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Tiap daerah memiliki tradisi Natal yang berbeda-beda, mulai dari ritual adat hingga hidangan khas yang disajikan saat perayaan. Berikut 7 tradisi unik perayaan Natal di berbagai daerah Indonesia yang patut detikers ketahui.

Tradisi Natal di Indonesia

Natal di Indonesia selalu menjadi momen istimewa dengan nuansa keberagaman yang kental. Tak hanya dirayakan dengan misa dan pohon terang, berbagai daerah memiliki tradisi khas yang membuat perayaan semakin bermakna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari tradisi unik di Papua hingga Jawa, semuanya menunjukkan bagaimana semangat Natal bisa berpadu harmonis dengan kearifan lokal. Penasaran seperti apa tradisi-tradisi tersebut? Berikut ulasannya!

1. Wayang Wahyu (Jawa)

Masyarakat Jawa memiliki cara unik dalam merayakan hari raya Natal. Mereka punya tradisi menyelenggarakan Wayang Wahyu.

ADVERTISEMENT

Ketika Natal tiba, pertunjukan pewayangan akan memainkan cerita dengan nama Wayang Wahyu. Wayang Wahyu memainkan cerita dari Alkitab dan biasa digelar menjelang perayaan Natal.

Pertunjukan Wayang Wahyu disebut sudah ada sejak tahun 1960-an. Pertunjukan ini ditujukan untuk mengingatkan umat Katolik supaya menjalin keharmonisan antarsesama.

Sejumlah jurnalis dari berbagai media memerankan adegan wayang orang bertajuk Ilustrasi wayang. Foto: Agung Pambudhy

2. Rabo-rabo (Jakarta)

Menjelang perayaan Hari Raya Natal pada 25 Desember, warga di Kampung Tugu, Cililing, biasanya akan menggelar tradisi Rabo-rabo dengan semarak. Istilah "Rabo" dalam bahasa Portugis memiliki arti ekor, yang mengacu pada kewajiban dari tradisi itu sendiri.

Tradisi ini dilakukan dengan mengunjungi gereja terdekat dan dilanjutkan dengan melakukan ritual ibadah. Nuansa semakin semarak dan meriah dengan alunan musik dan tari-tarian yang mengiringinya.

Sepulang dari gereja, mereka kemudian melanjutkan dengan tradisi saling silaturahmi ke tetangga dan kerabat dekat. Tiap rumah yang disinggahi bergabung dengan rombongan, layaknya 'ekor' yang terus memanjang. Ditutup dengan pesta makan bersama, tradisi ini penuh kehangatan.

Tradisi masyarakat Kampung Tugu di Tahun BaruRabo-rabo. Foto: Johanes Randy

3. Marbinda dan Marhabas (Sumatera Utara)

Tradisi Marbinda dan Marhobas merupakan tradisi Natal masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara. Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan berkaki empat seperti babi atau kerbau.

Sedangkan, Marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelihan. Tujuan dari Marbinda dan Marhabas adalah untuk mengeratkan kebersamaan masyarakat sekitar, membangun rasa gotong royong, serta sebagai wujud dari rasa syukur.

4. Ngejot dan Penjor (Bali)

Bali juga memiliki perayaan Natal yang unik. Umat Kristen biasanya melakukan tradisi Ngejot dan Penjor.

Ngejot adalah tradisi di mana para warga saling membagikan makanan. Makanan yang dibuat untuk tradisi Ngejot disesuaikan dengan keinginannya masing-masing.

AdapunPenjor adalah bambu-bambu tinggi melengkung yang biasanya dipasang saat hari rayaGalungan. Bambu-bambu itu dipasang di bagian rumah sebagai bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.

Umat Kristen di Jembrana, Bali, memasang penjor di depan rumah dan gereja setiap kali perayaan Natal.Penjor Natal di Bali. Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali

5. Kunci Taon (Selawesi Utara)

Kunci Taon merupakan tradisi unik saat Natal di Kota Manado, Sulawesi Utara. Kunci Taon biasanya dilaksanakan pada awal minggu bulan Desember dan berakhir pada awal bulan Januari. Tradisi ini diawali dengan serangkaian ibadah di Gereja.

Para umat Kristen kemudian berziarah ke makam kerabat. Biasanya saat berziarah mereka akan meletakkan lampu hias di atas makam para kerabat. Tradisi ini kemudian ditutup dengan pawai kostum merah sambil mengelilingi kampung.

6. Meriam Bambu (NTT)

Tradisi Natal yang menarik juga terjadi di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sesuai dengan namanya, tradisi ini diisi oleh pesta meriam bambu yang meriah.

Tradisi tersebut sudah ada sejak tahun 80-an. Bunyi meriam bambu yang menggelegar menjadi simbol kegembiraan dan sambutan untuk kelahiran Yesus Kristus.

Festival meriam bambu dalam acara Lovely December 2022 Tana Toraja.Ilustrasi meriam bambu. Foto: Festival meriam bambu dalam acara Lovely December 2022 Tana Toraja. (Rachmat Ariadi/detikSulsel)

7. Bakar Batu (Papua)

Umat Kristen di Papua juga memiliki tradisi Natal yang menarik. Mereka biasanya melakukan kegiatan memasak bersama menggunakan batu-batu yang dibakar. Tradisi itu dikenal sebagai Bakar Batu.

Batu-batu diletakkan dalam sebuah lubang yang telah digali dan dilapisi dengan daun pisang dan ilalang. Kemudian daging babi dimasukkan ke dalamnya, lalu disusul lapisan daun pisang dan batu-batu panas lagi.

Tradisi ini dilakukan setelah misa Natal dan biasanya akan memakan waktu sekitar setengah hari. Bakar Batu dilakukan sebagai upaya untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

Upacara bakar batu mewarnai peresmian Monumen Kasih Karunia di Lanny Jaya, Papua.Ilustrasi Bakar Batu. Foto: detik



(auh/irb)


Hide Ads