Mengenal Kabupaten Malang, Keindahan Alam dan Kuliner Khas

Mengenal Kabupaten Malang, Keindahan Alam dan Kuliner Khas

Angely Rahma - detikJatim
Senin, 02 Des 2024 14:15 WIB
Branding Kabupaten Malang
Branding Kabupaten Malang. Foto: Muhammad Aminudin/detikTravel
Surabaya -

Kabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Jawa Timur dan ketiga di Indonesia. Kabupaten Malang memiliki banyak fakta unik dan menarik yang patut diketahui.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kabupaten Malang untuk menambah wawasan. Mulai dari sejarah, surganya wisata dan kuliner, hingga maskot.

Tentang Kabupaten Malang

Kabupaten Malang adalah kabupaten di Jawa Timur, dengan ibu kota di Kecamatan Kepanjen. Kabupaten Malang merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Juga terluas keempat di Pulau Jawa, dengan koordinat 112Β°17' hingga 112Β°57' Bujur Timur dan 7Β°44' hingga 8Β°26' Lintang Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabupaten Malang memiliki populasi terbesar di Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, jumlah penduduk Kabupaten Malang mencapai 2.654.448 jiwa dengan kepadatan 752 jiwa/kmΒ².

Sebagian besar wilayahnya yang merupakan pegunungan, menjadikan Kabupaten Malang salah satu tujuan wisata utama di Jawa Timur. Bersama Kota Batu dan Kota Malang, kabupaten ini membentuk kesatuan wilayah yang dikenal sebagai Malang Raya. Terdiri dari 33 kecamatan, 12 kelurahan, dan 378 desa, dengan luas wilayah 3.530,65 kmΒ².

ADVERTISEMENT

Sejarah Panjang dan Peninggalan Bersejarah

Sejarah Kabupaten Malang sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Singasari. Kerajaan ini awalnya berada di bawah kekuasaan Kediri yang dipimpin Tunggul Ametung, yang beristrikan Ken Dedes.

Setelah Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, ia menikahi Ken Dedes, dan mengalahkan Kediri sehingga pusat pemerintahan Singasari pindah ke Malang. Kediri menjadi kadipaten, sementara Ken Arok menjadi raja bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi (1222-1227).

Kerajaan Singasari mengalami jatuh bangun, termasuk saat Malang dikuasai Mataram dan pemerintahan bergeser ke Demak dengan masuknya Islam oleh Wali Songo. Malang kemudian berstatus kadipaten di bawah Adipati Ronggo Tohjiwo.

Peristiwa runtuhnya Malang dikenal dengan istilah Kutho Bedhah. Pada awal abad ke-19, di mana pemerintahan Hindia-Belanda dipimpin VOC, Malang dipimpin bupati pertama, Raden Tumenggung Notodiningrat I.

Asal mula ditetapkannya hari jadi Kabupaten Malang berdasarkan penemuan Prasasti Dinoyo, yang menyebutkan peresmian tempat suci pada hari Jumat Legi 1 Margasirsa 682 saka, yang jika diperhitungkan berdasarkan kalender kabisat jatuh pada 28 November 760. Tanggal ini dijadikan patokan hari jadi Kabupaten Malang sejak tahun 1984.

Cucak Ijo Maskot Kabupaten Malang

Burung cucak ijo atau Chloropsis Sonnerati berasal dari kawasan Malang Selatan dan ditetapkan sebagai maskot fauna Kabupaten Malang. Penetapan ini dikukuhkan melalui Surat Keputusan Bupati Malang pada 26 April 1997, yang juga menetapkan apel manalagi sebagai maskot flora.

Tujuan penetapan maskot ini adalah mengenalkan dan melestarikan flora serta fauna khas Malang, sekaligus mendukung promosi pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Sebagai bagian dari upaya pelestarian, dibangun penangkaran terbesar di Desa Jeru, Kecamatan Tumpang, dengan lahan khusus untuk cucak ijo seluas 0,5 hektare.

Malang Surga Wisata

Kabupaten Malang dengan keindahan alamnya yang memukau layak disebut surga wisata. Beragam destinasi mulai dari gunung, air terjun, pantai, hingga situs sejarah, menjadikan Malang magnet bagi wisatawan.

Gunung-gunung seperti Kawi di Wonosari, Arjuno-Welirang dengan rute pendakian beragam, hingga akses Bromo dan Semeru dari Tumpang atau Poncokusumo menawarkan pengalaman tak terlupakan. Gunung Anjasmoro dan Bukit Buduk Asu menambah daya tarik bagi pencinta alam.

Wisata airnya bervariasi, dari Waduk Selorejo di Ngantang, Kasembon Rafting, hingga tempat rekreasi keluarga seperti Taman Ria Sengkaling dan Wendit Water Park. Pemandian alami seperti Umbulan, Dewi Sri, dan Ken Dedes menyuguhkan kesegaran khas pegunungan.

Air terjun seperti Coban Rondo di Pujon, Coban Pelangi di Poncokusumo, dan Coban Sewu di Ampelgading memanjakan pengunjung dengan keindahan alamnya. Beberapa air terjun lain seperti Coban Jahe dan Coban Glothak menambah pilihan eksplorasi.

Pantai-pantai Malang juga memikat hati, dari Ngliyep dan Balekambang yang ikonis, hingga Modangan dan Bajul Mati yang lebih tenang. Setiap pantai memiliki karakteristik yang memanjakan mata. Wisata agro pun menawarkan edukasi dan rekreasi, seperti Kebun Teh Wonosari di Lawang dan pengalaman memetik jeruk, durian, stroberi di desa wisata.

Tak hanya keindahan alam, Kabupaten Malang juga menyajikan wisata sejarah dan religi, seperti Candi Singosari, Badut, dan Kidal, yang menunjukkan warisan peradaban kuno. Sementara Masjid Tiban di Turen dan Pesarean Gunung Kawi menjadi destinasi spiritual yang menenangkan.

Ragam Kuliner Khas Malang

Kabupaten Malang memiliki aneka hidangan khas yang beragam. Mulai dari Bakso Duro Kepanjen, Soto Daging Pak Amir Tunjungtirto, hingga varian lain seperti bakso Malang dan bakso bakar yang menjadi ikon kuliner. Selain itu, ada juga cwie mie Malang, rawon, dan kaldu kambing kacang hijau yang cocok disantap hangat.

Hidangan seperti Soto Kambing Tunggulwulung, nasi pecel, sop dengkul, dan sayur asem buah apel menambah keunikan rasa khas Malang. Tidak ketinggalan, olahan lain seperti kare kikil, tahu campur, tahu lontong telur, hingga sate khas seperti sate bunul dan Sate Landak Wendit menjadi pilihan yang wajib dicoba.

Bagi pencinta camilan, Malang menawarkan berbagai makanan ringan seperti tahu petis, bakpau telo, dan arbanat yang manis dan kenyal. Ada juga mendol, tahu sukun, serta olahan unik seperti orem-orem dan onde-onde Lawang yang legendaris.

Untuk jajanan kekinian, sempol dan cilok menjadi favorit masyarakat lokal maupun wisatawan. Menikmati kuliner khas Malang belum lengkap tanpa mencicipi minuman tradisionalnya.

Ada angsle dan ronde, yang pas untuk menghangatkan tubuh di udara dingin, serta es gandul yang segar dan menyegarkan. Sebelum meninggalkan Malang, jangan lupa membawa oleh-oleh khas, seperti keripik buah apel, nangka, dan lainnya, atau keripik tempe sanan yang renyah dan gurih.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengenal Kabupaten Malang. Hal menarik lain tentang masyarakat Malang adalah penggunaan dialek khas yang disebut Boso Walikan. Dialek ini melibatkan pembalikan urutan huruf dalam kata-kata.

Sehingga dialek ini menciptakan cara komunikasi yang unik. Misalnya, "malang" menjadi "ngalam", dan "iya" menjadi "oyi". Dialek ini diperkirakan muncul sejak masa kolonial Belanda sebagai bentuk kode rahasia di antara para pejuang.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads