Mengenal Kabupaten Tuban di Hari Jadi ke-731

Mengenal Kabupaten Tuban di Hari Jadi ke-731

Angely Rahma - detikJatim
Selasa, 12 Nov 2024 11:55 WIB
Tugu Tuban
Tugu Tuban. Foto: Facebook Pemkab Tuban
Tuban -

Pada 12 November 2024, Kabupaten Tuban merayakan hari jadi ke-731. Sebagai salah satu kabupaten di Jawa Timur, Tuban memiliki sejarah panjang dan keunikan tersendiri.

Dalam rangka memperingati hari istimewa ini, mari kita mengenal lebih jauh tentang Kabupaten Tuban. Berikut profil, fakta unik, hingga makanan khas di Kabupaten Tuban.

Profil Kabupaten Tuban

Dilansir dari laman resmi Pemkab Tuban, Kabupaten Tuban adalah salah satu dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. Tuban terletak di jalur pantura (pantai utara) Pulau Jawa. Dengan luas wilayah sekitar 1.904,70 kmΒ², Tuban memiliki panjang garis pantai mencapai 65 km.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah penduduknya diperkirakan sekitar 1,2 juta jiwa pada akhir 2023, dengan sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Meski begitu, sektor lain seperti perikanan, perdagangan, pegawai negeri, serta industri juga berkembang pesat.

Sektor unggulan Tuban adalah pertanian, khususnya tanaman pangan seperti padi, jagung, kacang tanah, dan ubi kayu. Tuban memiliki potensi besar dalam sektor pertambangan, terutama dolomit, minyak, dan gas bumi. Pariwisata dan pelabuhan laut juga menjadi sektor penting yang mendukung perekonomian daerah.

ADVERTISEMENT

Letak Geografis dan Iklim

Ibu kota Tuban berada di Kecamatan Tuban. Wilayah ini terletak di pantai utara Jawa, berbatasan langsung dengan Kabupaten Rembang di barat, Kabupaten Lamongan di timur, dan Kabupaten Bojonegoro di selatan.

Tuban juga berdekatan dengan Jawa Tengah, yang berada di sebelah barat. Wilayah ini dilintasi Jalan Nasional Daendels di jalur pantai utara, sehingga menjadikannya strategis baik untuk transportasi maupun perdagangan.

Dengan luas wilayah 1.839 kmΒ² dan laut seluas 22.608 kmΒ², Tuban memiliki garis pantai yang membentang dari Kecamatan Bancar di barat hingga Kecamatan Palang di timur. Ketinggian wilayah ini bervariasi antara 0-500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sebagian besar daerahnya beriklim kering, meskipun ada satu kecamatan beriklim lebih basah.

Secara astronomis, Tuban terletak pada koordinat 111Β°30'-112Β°35' BT dan 6Β°40'-7Β°18' LS. Kabupaten Tuban memiliki titik terendah di 0 mdpl di sepanjang jalur pantura dan titik tertinggi di Kecamatan Grabagan dengan ketinggian 500 mdpl.

Sungai Bengawan Solo mengalir melalui wilayah ini, dan bermuara di Laut Jawa di Gresik. Pada masa lalu, Tuban merupakan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam yang dilakukan Wali Songo.

Kecamatan di Kabupaten Tuban

Menurut laman MenPANRB, Tuban terdiri dari 20 kecamatan, 17 kelurahan, dan 311 desa. 20 Kecamatan yang ada di Tuban, antara lain Kecamatan Bancar, Kecamatan Bangilan, Kecamatan Grabagan, Kecamatan Jatirogo, Kecamatan Jenu, Kecamatan Kenduruan, Kecamatan Kerek, dan Kecamatan Merakurak.

Lalu ada Kecamatan Montong, Kecamatan Palang, Kecamatan Parengan, Kecamatan Plumpang, Kecamatan Rengel, Kecamatan Semanding, Kecamatan Senori, Kecamatan Singgahan, Kecamatan Soko, Kecamatan Tambakboyo, Kecamatan Tuban dan Kecamatan Widang.

Sejarah Kabupaten Tuban

Tuban memiliki beberapa versi asal-usul yang menarik. Versi pertama mengisahkan tentang nama Tuban yang berasal dari kata watu tiban, yang berarti batu yang jatuh dari langit. Konon, sebuah batu pusaka dibawa oleh sepasang burung dari Majapahit menuju Demak.

Ketika batu tersebut tiba di atas Kota Tuban, batu itu jatuh dan dinamakan Tuban. Batu tersebut, yang dikenal sebagai watu tiban, masih dapat dilihat hingga saat ini dalam kondisi yang relatif utuh dan disimpan di Museum Kambang Putih Tuban.

Versi kedua berasal dari kata metu banyu, yang berarti "keluar air". Cerita ini berhubungan dengan peristiwa ketika Raden Dandang Wacana (atau Kyai Gede Papringan), bupati Tuban pertama, membuka hutan Papringan.

Ketika hutan tersebut dibuka, muncul fenomena aneh, di mana air mengalir deras. Peristiwa ini juga terkait dengan adanya sumur tua yang dangkal, namun memiliki air melimpah dan tawar, meskipun dekat dengan pantai.

Sementara versi ketiga mengatakan, nama Tuban berasal dari kata tuba, yang berarti racun, yang juga terkait dengan nama salah satu kecamatan di Tuban, yaitu Kecamatan Jenu. Pemerintahan Kabupaten Tuban sendiri telah ada sejak tahun 1293, pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit.

Pada masa Kerajaan Majapahit, Tuban kedudukannya sangat penting karena berfungsi sebagai pelabuhan utama dan gerbang utama perdagangan. Tuban yang dikenal sekarang, pada zaman dahulu merupakan pelabuhan penting karena memiliki armada laut yang sangat kuat.

Pusat pemerintahan pertama terletak di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding. Nama Tuban sudah dikenal sejak masa pemerintahan bupati pertama, Raden Dandang Wacana. Namun, peringatan hari jadi Tuban dipilih 12 November 1293, yang merupakan hari diangkatnya Raden Haryo Ronggolawe.

Kebudayaan dan Tradisi

Tuban memiliki kebudayaan yang kaya, salah satunya adalah sandur. Budaya lainnya adalah Reog yang banyak ditemui di Kecamatan Jatirogo.

Lalu, ketika memperingati haul Sunan Bonang, ribuan muslim dari seluruh Indonesia tumpah ruah memadati Tuban, khususnya kompleks pemakaman Sunan Bonang.

Ada juga ulang tahun Klenteng Kwan Sing Bio yang sudah masuk dalam agenda kota. Tubah juga mempunyai tradisi sedekah bumi bagi masyarakat pesisir.

Fakta Unik Kabupaten Tuban

Tuban menyimpan segudang keunikan yang menjadikannya berbeda dari daerah lainnya. Tuban menawarkan panorama alam yang menakjubkan, mulai dari goa-goa yang berusia ratusan tahun, hingga menjadi pusat industri garam nasional.

Sebagai Kota Wali, Tuban menyimpan jejak sejarah yang kuat karena menjadi tempat peristirahatan terakhir salah satu Wali Songo, Sunan Bonang. Keberagaman keunikan ini menjadikan Kabupaten Tuban destinasi menarik yang kaya akan pesona alam, budaya, dan sejarah.

1. Bumi Wali

Julukan Bumi Wali disematkan pada Kabupaten Tuban karena menjadi salah satu tempat yang memiliki kedekatan dengan Wali Songo, para penyebar agama Islam di Jawa. Seperti Sunan Kalijaga, salah satu anggota Wali Songo, yang berasal dari Tuban, sebagai putra Adipati Tuban ke-8, Raden Haryo Tumenggung Wilatikta.

Tidak hanya itu, salah satu makam Wali Songo juga ada di Tuban, yaitu makam Sunan Bonang yang tersohor. Selain makam Sunan Bonang, juga bersama dengan makam beberapa wali lainnya, seperti Ibrahim as-Asmaraqandi, Sunan Bejagung, dan Achmad Kholil.

2. Seribu Goa

Julukan ini merujuk pada banyaknya goa yang terdapat di Tuban, berkat letak geografisnya di rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Tuban memiliki banyak goa alami yang tersebar di wilayahnya, seperti Goa Akbar, Goa Suci, dan Goa Ngerong. Keberadaan goa-goa ini menarik wisatawan dari berbagai daerah.

3. Koes Plus

Tuban juga dikenal sebagai kota asal grup musik legendaris Koes Bersaudara, yang kemudian dikenal sebagai Koes Plus. Grup ini merupakan salah satu pionir musik pop, rock, dan dangdut Indonesia yang sangat populer sejak era 1960-an hingga 1970-an.

4. Tuak dan Legen

Legen merupakan minuman olahan nira dari pohon siwalan yang menjadi ciri khas Tuban. Pada 2022, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Tuban mencatat ada 1.821 hektare lahan yang ditanami pohon siwalan.

Tuban juga mendapat julukan Kota Tuak karena menjadi habitat pohon siwalan yang menghasilkan air nira (legen). Legen yang difermentasi, menghasilkan tuak, minuman yang mengandung alkohol. Kedua minuman ini telah menjadi bagian dari identitas budaya Tuban.

5. Sentra Penghasil Garam

Tuban merupakan salah satu penghasil garam terbesar di Indonesia. Wilayah pesisirnya yang luas dimanfaatkan untuk tambak garam, menjadikannya penggerak utama ekonomi lokal dan salah satu daerah andalan dalam industri garam nasional.

6. Bumi Ronggolawe

Tuban memiliki julukan Bumi Ronggolawe, yang merujuk pada sosok Raden Ronggolawe, tokoh legendaris Tuban yang dikenal karena keberaniannya melawan penguasa dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Ia dikenal karena keberanian, ketegasan, dan pengabdiannya.

Putra Raden Arya Wiraraja (Adipati Sumenep) ini merupakan seorang adipati atau panglima perang yang berjasa dalam masa awal berdirinya Kerajaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raden Wijaya. Kini, sosok Ronggolawe diabadikan dalam berbagai bentuk seni, seperti patung, nama jalan, serta tradisi dan kegiatan budaya.

7. The Mid-East of Java

Tuban dijuluki sebagai The Mid-East of Java karena letaknya yang berada di perbatasan antara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain itu, julukan ini juga mengacu pada nuansa Islam yang kental, yang menciptakan nuansa unik layaknya kawasan Timur Tengah.

Julukan The Mid-East of Java menggambarkan Tuban sebagai tempat percampuran berbagai budaya yang harmonis, dengan pengaruh spiritual dan tradisional yang menjadikannya salah satu daerah unik di Pulau Jawa.

Wisata Populer Kabupaten Tuban

Tuban dikenal dengan berbagai potensi wisata yang menarik, baik alam, sejarah, maupun religi. Pada sektor wisata alam, Tuban memiliki sejumlah tempat menarik, seperti Goa Akbar di Gedongombo, Goa Putri Asih di Nguluhan, dan Goa Suci di Leran yang menyajikan keindahan alam bawah tanah.

Wisata air juga menjadi daya tarik Tuban, seperti Air Panas Prataan di Wukiharjo, Air Terjun Nglirip di Singgahan, dan Air Terjun Bongok di Montong. Pantai-pantai indah di Tuban, seperti Pantai Boom, Pantai Mangrove di Jenu, dan Pantai Pasir Putih Remen, juga menarik banyak wisatawan. Wisata alam lainnya Sendang Kalangan di Montongsekar, Pemandian Kolam Renang Bektiharjo, serta Wana Wisata Prataan di Parengan.

Tuban juga memiliki kekayaan wisata sejarah dan religi. Masjid Agung Tuban, yang terletak di Kelurahan Kutorejo, menjadi tempat bersejarah yang sangat penting. Pasalnya, tempat ini menjadi salah satu tempat penyebaran Islam oleh Wali Songo.

Museum Kambang Putih di Tuban menyimpan berbagai koleksi yang menggambarkan sejarah dan budaya daerah ini. Tidak ketinggalan, wisata religi makam-makam wali seperti Makam Sunan Bonang, Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmaraqandi, dan Makam Sunan Bejagung. Makam-makam ini menjadi tempat ziarah bagi para peziarah yang ingin mengenang perjuangan para ulama dalam menyebarkan agama Islam di Jawa.

Selain wisata sejarah dan religi, Tuban juga memiliki sejumlah tempat bersejarah lainnya, seperti Monumen Kuda Ronggolawe di Alun-alun Kota Tuban, dan Klenteng Kwan Sing Bio di Karangsari, yang menambah daftar tempat bersejarah yang patut dikunjungi di kota ini.

Makanan Khas Tuban

Tuban juga terkenal dengan kuliner khasnya yang menggugah selera. Beberapa makanan yang menjadi ciri khas daerah ini, antara lain kare rajungan, becek menthok, belut pedas, sate bebek, serta asem-asem ndas manyung.

Untuk hidangan ikan, Tuban memiliki mangut pe yang khas, serta jangan kelor yang disajikan bersama nasi jagung, petis, ikan pindang, dan iwak panggang. Tak ketinggalan, minuman khasnya, seperti legen, tuak, es dawet wiwalan, dan es degan.

Sebagai kota wisata yang kaya, rasanya tak lengkap jika tidak mempunyai oleh-oleh khas. Tuban memiliki oleh-oleh khas yang bisa dibawa pulang pengunjung, seperti ampo, keripik gayam, kecap laron, keripik ikan, miniatur ongkek, serta batik gedog yang menjadi simbol budaya lokal.

Artikel ini ditulis oleh Angely Rahma, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads