Ratusan anak SMA dan SMP di Bondowoso melakukan aksi membatik bareng di sehelai kain. Aksi itu digelar untuk menyambut Hari Batik Nasional, 2 Oktober.
Para siswa berasal dari sejumlah sekolah itu membatik di kain putih sepanjang sekitar 40 meteran yang dibentangkan di Jalan Monumen Gerbong Maut.
Dalam acara yang digagas asosiasi pengrajin di beberapa sentra batik Bondowoso itu, diikuti 300 siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya akhirnya taHu, bagaimana proses membatik," kata Kanissa, siswa SMPN 1 Bondowoso yang jadi salah satu peserta, ditemui di detikJatim di sela acara, Minggu (2/9/2024).
Ia mengaku, pada awalnya tidak tahu cara memproses kain batik, hingga menjadi kain batik yang indah saat dikenakan.
"Ternyata lumayan rumit juga cara membuatnya. Ini menjadi hal positif, untuk menghargai karya asli bangsa Indonesia," tutur siswa kelas 7 ini.
Keterangan dihimpun, acara bertajuk "Secangkir Kopi dan Shelai Batik" ini kolaborasi antara Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbupora), Pengurus Harian Ijen Geopark (PHIG) bersama Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik (APPB) Bondowoso.
"Ini untuk mengenalkan batik khas Bondowoso kepada para generasi muda," jelas Ketua APPB Bondowoso, Ifriko, ditemui terpisah.
Menurutnya, Bondowoso memiliki potensi untuk jadi motif batik khas. Di antaranya daun singkong, tembakau, kopi, serta Blue Fire Ijen. Dan itu sangat apik sekali kalo jadi motif batik.
"Kita memiliki potensi-potensi luar biasa. Alangkah baiknya jika potensi tersebut dituangkan dalam motif batik," pungkas pengrajin batik Sumbersari ini.
Selain dilakukan oleh siswa, para pelintas jalan yang menikmati Car Free Day (CFD) juga diberi kesempatan untuk membatik dan mencolet di helai kain sepanjang sekitar 40 meteran.
(dpe/fat)