Menyambut perpindahan Ibukota Negara Indonesia dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Pemkab Lamongan bersama Paguyuban Budaya Wilwatikta menggelar Upacara Adat Wilwatikta. Acara berupa Doa Bersama Umat Beragama dan Penghayat Kepercayaan itu digelar di Makam Nyai Andong Sari Ngimbang, Jumat (16/8/2024).
Peringatan ini menjadi pengingat sekaligus spirit memperjuangkan kemerdekaan dengan membawa nilai-nilai leluhur, khususnya masa Kerajaan Majapahit. Ketika itu, Majapahit yang dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk bersama Maha Patih Gajah Mada mempersatukan Nusantara dengan sumpah Amukti Palapa.
"Spirit Gajah Mada sebagai pemersatu Nusantara yang mempunyai daya juang menjelajah ke semua pulau-pulau yang disatukan dengan Sumpah Amukti Palapa, semangat heroisme yang harus diwariskan ke generasi bangsa, generasi saat ini untuk penghuni Indonesia emas 2045 mendatang," kata Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut bupati yang akrab disapa Pak Yes itu, kesiapan itu harus ditanamkan mulai saat ini dengan mengenalkan para leluhur dan para pahlawan yang telah memperjuangkan bhinneka tunggal ika untuk kemerdekaan Indonesia.
![]() |
"Kewajiban kita semua menyiapkan Indonesia emas dengan segala persiapan, tidak hanya fisik, sarana prasarana infrastruktur, tetapi juga memelihara budaya yang kita miliki dengan berbagai keragamannya sampai nanti," ujarnya.
Rangkaian upacara adat sebagai simbolisasi penyatuan nusantara saat Kerajaan Majapahit hingga simbol perpindahan Ibukota Negara itu dimulai dari kirab tumpeng robyong dari pusara Makam Nyai Ratu Andongsari.
Acara kemudian dilanjutkan dengan kirab tumpeng pasinggitan/tumpeng wiro pinggit dari pusara Makam yang dipercaya sebagai makam Gajah Mada, kirab 7 air suci (sapta pratala) dari pendapa kelahiran Gajah Mada, penyatuan tumpeng robyong, tumpeng gedong pasingitan/pasingitan, dan kendaga sapta pratala dengan ditutup doa bersama dari berbagai agama.
Tempat pelaksanaan yang dipilih didasarkan pada historis kepercayaan masyarakat mengenai pesemayaman ibunda Maha Patih Gajah Mada, yakni Nyai Andongsari. Sang ibunda Gajah Mada itu diyakini berada di Ngimbang.
![]() |
"Keyakinan ini mendorong kita mudah-mudahan akan segera ada bukti ilmiah sejarah yang bisa memperkuat keyakinan ini Nyai Andong Sari ada di Lamongan dan di tempat ini," ungkapnya.
Sementara, Ketua PB Wilwatikta Sriyaji Purwa Wiyasa mengungkapkan, keyakinan keberadaan makam Ibunda Maha Patih Gajah Mada di Ngimbang berdasarkan temuan-temuan pecahan artefak yang ditemukan di tempat tersebut. Hal ini kemudian didalami secara spiritual.
Sehingga, lanjut Sriyaji, bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia ke-79 menjadi momen yang sangat berarti bagi PB Wilwatikta di mana Ibu Kota Jakarta yang berasal dari peninggalan Belanda berpindah menjadi Nusantara dengan bangunan khas Nusantara.
"Berpindahnya ini membuka ruang kita semua bahwa Nusantara pernah berjaya di bahwa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada. Di tanah inilah Gajah Mada dilahirkan oleh Nyai Ratu Tribuana Tungga Dewi yang menyamar menjadi Nyai Andong Sari," pungkasnya.
(abq/iwd)