10 Contoh Cerpen Pengalaman MPLS untuk Tugas Sekolah

10 Contoh Cerpen Pengalaman MPLS untuk Tugas Sekolah

Irma Budiarti - detikJatim
Selasa, 16 Jul 2024 12:20 WIB
Ilustrasi contoh gaya gesek menulis atau anak belajar
Ilustrasi siswa menulis cerpen tentang MPLS. Foto: Getty Images/iStockphoto/Hakase_
Surabaya -

Siswa baru melaksanakan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) selama beberapa hari. Biasanya mereka akan diberikan tugas-tugas terkait kegiatan selama MPLS, termasuk membuat cerita pendek (cerpen) pengalaman MPLS.

Peserta didik baru jenjang SD, SMP, hingga SMA di Jawa Timur (Jatim) mulai melaksanakan MPLS pada Senin 15 Juli 2024 hingga Rabu 17 Juli 2024. MPLS diisi dengan berbagai kegiatan seru untuk menarik minat siswa baru.

Contoh Cerpen MPLS

Meski hanya pengenalan sekolah, tak jarang, siswa baru akan mendapatkan tugas-tugas seputar MPLS. Misalnya, membuat cerpen tentang MPLS yang biasanya diserahkan pada hari terakhir. Berikut contoh cerpen tentang pengalaman MPLS yang bisa dijadikan referensi dirangkum dari berbagai sumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Hari Pertama di Sekolah Baru

Sinar matahari pagi menyelinap masuk melalui celah-celah jendela kamar. Aku terbangun dengan perasaan campur aduk antara semangat dan gugup. Hari ini adalah hari pertama MPLS di sekolah baruku, SMA Harapan Bangsa.

Sesampainya di sekolah, suasana begitu ramai. Banyak wajah baru yang tampak antusias sekaligus cemas. Kami semua dikumpulkan di lapangan untuk upacara pembukaan. Pak Rudi, kepala sekolah, memberikan sambutan hangat.

ADVERTISEMENT

"Selamat datang di SMA Harapan Bangsa! Kami berharap kalian bisa beradaptasi dengan baik dan meraih prestasi di sini."

Setelah upacara, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Aku mendapat kelompok B bersama dengan lima siswa lain. Kak Sinta, seorang siswa kelas tiga, menjadi pembimbing kami. Ia ramah dan penuh energi.

"Hai, semua! Aku Kak Sinta. Mari kita mulai dengan perkenalan ya," ujarnya.

Satu per satu kami memperkenalkan diri. Ada Rina yang pandai menggambar, Dito yang suka bermain basket, dan Farah yang gemar membaca novel. Ketika giliranku tiba, aku berkata, "Namaku Andi. Aku suka bermain gitar dan berharap bisa bergabung dengan band sekolah."

Hari pertama diisi dengan berbagai kegiatan pengenalan. Kami berkeliling sekolah, mengunjungi ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium. Di setiap tempat, Kak Sinta menjelaskan dengan rinci.

"Ini ruang komputer. Kalian bisa menggunakan fasilitas ini untuk mengerjakan tugas atau mengikuti ekstrakurikuler komputer," katanya.

Setelah berkeliling, kami kembali ke aula untuk sesi ice breaking. Permainan-permainan seru membuat suasana menjadi lebih akrab. Tawa dan canda terdengar di mana-mana.

"Ternyata seru juga, ya!" kata Dito sambil tersenyum.

Keesokan harinya, kami mengikuti kegiatan lebih mendalam. Ada sesi motivasi dari alumni yang telah sukses, presentasi ekstrakurikuler, dan workshop kreativitas. Aku tertarik dengan klub musik dan langsung mendaftar. Kak Sinta terus mendampingi kami, memastikan tidak ada yang merasa tersisih atau kebingungan.

Hari terakhir MPLS tiba. Kami mengadakan pentas seni sederhana. Masing-masing kelompok menampilkan bakat mereka. Kelompokku memutuskan menampilkan drama pendek tentang persahabatan. Meski sederhana, penampilan kami mendapat tepuk tangan meriah. Rasa bangga dan kebersamaan terpancar di wajah kami semua.

MPLS bukan hanya mengenalkan lingkungan sekolah, tetapi juga membantu kami menemukan teman baru dan memahami pentingnya kerja sama. Pengalaman ini membuatku lebih percaya diri dan siap menghadapi tahun ajaran baru. Aku pulang dengan hati riang, membawa kenangan indah yang takkan terlupakan.

2. Pengalaman Selama Mengikuti Kegiatan MPLS

Karya: Nurfatuh Fajarilah (Kelas VIIb)

Pada hari pertama saya sekolah di SMPN 5 Kota Bima, saya sedikit kesal karena kerudungku yang licin sehingga sulit dipakai. Maklumlah karena kerudung ini baru pertama aku pakai di hari pertama sekolah.

Hari itu, saya dan teman-teman mengikuti upacara, di situ saya pertama kali bertemu pak guru baru yang bernama Pak Abbas. Setelah upacara, saya dan teman-teman berkeliling melihat lingkungan sekolah, ada banyak bunga, pohon yang rindang dan juga ada kolam ikan.

Lalu, pada hari kedua, saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru. Saya mulai akrab dan bermain bersama teman namanya Reni Febrianti. Saya merasa senang bermain dengannya karena Reni orangnya baik, dan saya senang berteman dengannya.

Pada hari ketiga saya berjalan-jalan dengannya. kami bermain di taman melihat bunga, rumput dan tanaman lainnya. Saya senang bersekolah di sini, semoga saya bisa menjadi murid yang baik.

3. Pengalaman MPLS

Karya: Malfnsen XC

Pada hari pertama MPLS, saya awalnya bertemu dengan banyak teman yang sudah lama tidak saya jumpai. Selain itu, saya terkagum dengan bangunan-bangunan SMA yang tidak pernah saya lihat sebelumnya.

Pada saat apel pagi, mereka memperkenalkan guru-guru SMA yang akan mengajari kami. Setelah itu, kami mendengarkan presentasi di aula. Presentasi tersebut lama-kelamaan menjadi membosankan, sehingga aku berbicara dengan teman saya saat presentasi di aula.

Hal ini berlangsung selama empat hari. Setelah masa presentasi selesai, kami diajak ke kelas kami dan diberikan tugas membuat mading serta melakukan kegiatan makan bersama. Pada saat istirahat, murid tidak diperbolehkan berdiam di kelas sehingga banyak yang bermain di luar.

Setiap istirahat saya hanya bermain game dengan teman saya lalu mengikuti presentasi di aula hingga kegiatan MPLS habis. Menurut saya, MPLS sangatlah membantu karena membuat kami beradaptasi dengan lingkungan sekolah, kami bergaul dengan kakak kelas melalui lomba tanda tangan, serta menjadi lebih mengetahui struktur dan sistem sekolah.

4. Sahabat di Tengah Keramaian

Sinar matahari pagi menyinari SMA Merdeka, membuat gedung sekolah tampak lebih megah dan mengundang. Hari pertama MPLS telah tiba, aku merasakan campuran antara kegembiraan dan kecemasan. Ini adalah pengalaman pertama masuk ke sekolah menengah atas (SMA), dan aku tidak tahu siapa pun di sini.

Setelah upacara pembukaan yang meriah, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Aku masuk ke kelompok C bersama dengan tujuh siswa lainnya. Kak Dina, seorang siswa kelas tiga yang penuh semangat, menjadi pembimbing kami.

"Selamat datang di SMA Merdeka! Saya harap kalian siap untuk bertemu teman baru dan belajar banyak hal menarik," kata Kak Dina dengan senyum lebar.

Kami mulai dengan perkenalan sederhana. Aku bertemu dengan Rina, gadis berambut panjang dan senyum manis. Kami berbicara dan menyadari bahwa kami memiliki banyak kesamaan. Mulai dari hobi membaca hingga menyukai musik klasik. Perkenalan yang canggung berubah menjadi percakapan hangat yang membuat kami lupa waktu.

Hari-hari MPLS diisi dengan berbagai kegiatan yang mendekatkan kami sebagai kelompok. Kami melakukan tur sekolah, belajar tentang sejarah sekolah, dan berpartisipasi dalam permainan tim yang seru.

Pada hari kedua, ada sesi presentasi ekstrakurikuler. Aku tertarik dengan klub teater dan memutuskan mendaftar, sedangkan Rina memilih klub jurnalistik. Suatu hari, kami harus melakukan tugas kelompok yang menantang, yaitu membuat peta sekolah dengan detail yang akurat.

Meskipun awalnya tampak mudah, tugas ini ternyata membutuhkan kerja sama yang solid. Kami membagi tugas, Rina dan aku bertanggung jawab untuk menggambar dan mendesain, sementara yang lain mengumpulkan informasi dan melakukan pengukuran.

Selama pengerjaan tugas, aku dan Rina sering menghabiskan waktu bersama, baik di sekolah maupun rumah. Kami saling mengunjungi, mengerjakan proyek, dan bercanda. Tugas peta sekolah selesai dengan hasil memuaskan, dan kelompok kami mendapatkan pujian dari kakak pembina. Kemenangan ini membuat kami merasa bangga dan semakin dekat.

Pada hari terakhir MPLS, ada acara pentas seni yang menampilkan berbagai bakat siswa baru. Aku dan Rina memutuskan berkolaborasi dalam penampilan musik. Aku bermain piano, sementara Rina menyanyi.

Kami menampilkan lagu "Imagine" dari John Lennon, dan penampilan kami mendapat tepuk tangan meriah. Momen itu begitu mengharukan dan menjadi kenangan indah yang akan selalu kuingat.

MPLS di SMA Merdeka tidak hanya memperkenalkanku pada lingkungan sekolah yang baru, tetapi juga memberiku sahabat sejati. Persahabatan dengan Rina adalah hadiah terbaik yang kudapatkan dari pengalaman ini. Kami berjanji untuk terus mendukung satu sama lain sepanjang perjalanan sekolah menengah atas ini.

5. Perjalanan Penuh Tantangan

Hari pertama MPLS di SMA Bintang Kejora terasa seperti memasuki dunia yang sama sekali baru. Aku seorang siswa yang biasanya pendiam, merasa cemas dengan apa yang akan terjadi. Namun, aku tahu bahwa ini adalah kesempatan untuk memulai lembaran baru dalam hidupku.

Setelah upacara pembukaan, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Aku masuk ke kelompok E, yang dipimpin Kak Arif, seorang siswa kelas tiga yang dikenal tegas namun adil.

"MPLS adalah waktu untuk mengenal sekolah dan satu sama lain. Mari kita berusaha menjadi tim yang solid," katanya dengan nada penuh semangat.

Hari pertama diisi dengan pengenalan lingkungan sekolah. Kami berkeliling sekolah, mengunjungi ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan aula. Di setiap tempat, Kak Arif memberikan penjelasan yang rinci.

Ketika tiba di lapangan olahraga, ia berkata, "Di sini kalian akan menghabiskan banyak waktu, baik untuk olahraga maupun kegiatan ekstrakurikuler. Jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan ketertiban."

Hari kedua MPLS, kami diberikan tugas untuk membuat video profil kelompok. Tugas ini membutuhkan kreativitas dan kerja sama tim. Aku ditunjuk sebagai editor video karena aku memiliki sedikit pengalaman dalam bidang tersebut. Awalnya, aku merasa ragu, tapi dukungan dari teman-teman kelompok membuatku lebih percaya diri.

Proses pembuatan video tidaklah mudah. Kami harus menentukan konsep, mengambil gambar, dan menyuntingnya. Ada banyak momen ketika kami merasa frustasi karena ada bagian yang tidak sesuai harapan. Namun, Kak Arif selalu memberikan motivasi dan saran yang berguna.

"Jangan menyerah, Dito. Setiap kesulitan adalah pelajaran," katanya.

Setelah bekerja keras selama beberapa hari, video kami akhirnya selesai. Kami menampilkan video tersebut di depan seluruh peserta MPLS dan mendapat sambutan hangat. Meskipun tidak sempurna, video itu mencerminkan kerja keras dan kekompakan kami sebagai tim. Aku merasa bangga dan belajar banyak tentang kerja sama dan ketekunan.

Pada hari terakhir MPLS, kami mengadakan sesi refleksi. Kak Arif meminta kami untuk berbagi pengalaman dan pelajaran yang kami dapat selama MPLS.

Ketika giliranku tiba, aku berkata, "MPLS ini mengajarkanku untuk keluar dari zona nyaman dan berani mengambil tantangan. Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman kelompok dan Kak Arif yang selalu mendukung."

MPLS di SMA Bintang Kejora bukan hanya sekadar pengenalan sekolah, tetapi juga perjalanan penuh tantangan yang membentuk kepribadianku. Aku belajar bahwa kerja keras dan dukungan orang-orang sekitar membantuku menghadapi segala rintangan. Pengalaman ini memberikan keberanian dan keyakinan untuk menjalani sekolah dengan semangat.

6. Mengenal Dunia Baru

Hari pertama MPLS di SMA Cendekia Abadi, aku merasa seperti anak kecil yang masuk ke dunia yang sama sekali baru. Sekolah ini jauh lebih besar daripada SMP-ku dulu, dan ada begitu banyak wajah baru. Aku merasa sedikit cemas, tetapi juga bersemangat memulai petualangan baru ini.

Setelah upacara pembukaan, kami dibagi ke dalam kelompok kecil. Aku masuk ke kelompok G, dipimpin Kak Nia, seorang siswi kelas tiga yang penuh semangat.

"Selamat datang di SMA Cendekia Abadi! Saya harap kalian siap untuk belajar banyak hal baru dan bertemu teman-teman baru," kata Kak Nia dengan senyum lebar.

Hari pertama diisi dengan tur sekolah. Kami mengunjungi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan berbagai fasilitas lainnya. Kak Nia menjelaskan dengan rinci setiap tempat yang kami kunjungi.

"Ini adalah ruang laboratorium biologi. Kalian akan melakukan banyak praktikum di sini, jadi pastikan untuk selalu menjaga kebersihan dan kerapihan," ujarnya.

Hari kedua MPLS, kami mengikuti berbagai permainan dan kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan kekompakan tim. Salah satu permainan yang paling berkesan adalah Jembatan Tali. Kami harus bekerja sama melewati jembatan tali yang cukup tinggi. Meskipun awalnya takut, aku merasa lebih percaya diri karena dukungan teman-teman.

Salah satu teman sekelompokku, Andi, menunjukkan keberanian dan keahlian yang luar biasa dalam permainan tersebut. Dia selalu siap membantu teman-teman yang kesulitan dan memberikan semangat. Aku sangat terkesan dengan sikapnya.

Setelah permainan selesai, kami berbicara dan aku mengetahui bahwa Andi adalah anggota pramuka yang aktif sejak SMP. Dari obrolan kami, aku belajar banyak tentang pentingnya keberanian dan kerja sama.

Hari ketiga MPLS, kami mengikuti sesi motivasi yang dibawakan alumni sekolah. Salah satu pembicara adalah Kak Rani, yang sekarang bekerja sebagai dokter. Ia berbagi cerita tentang perjuangannya selama di SMA dan bagaimana ia meraih mimpinya.

"Tidak ada yang tidak mungkin jika kalian mau berusaha dan berdoa. SMA ini adalah tempat kalian memulai perjalanan menuju cita-cita," katanya.

Mendengar cerita Kak Rani, aku merasa sangat termotivasi. Aku menyadari SMA ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat untuk mengejar mimpi dan membentuk masa depan. Aku bertekad belajar dengan giat dan memanfaatkan semua peluang yang ada.

Hari terakhir MPLS, ada acara pentas seni dan pameran karya siswa. Setiap kelompok menampilkan bakat dan kreativitas. Kelompokku menampilkan drama singkat tentang persahabatan dan kerja sama. Meskipun sederhana, penampilan kami mendapat tepuk tangan meriah. Aku merasa bangga dan puas dengan apa yang telah kami capai sebagai tim.

MPLS di SMA Cendekia Abadi adalah pengalaman yang membuka mataku pada dunia baru yang penuh dengan peluang dan tantangan. Aku belajar tentang pentingnya kerja sama, keberanian, dan tekad.

Pengalaman ini memberikan keyakinan dan semangat untuk menjalani tahun-tahun sekolah menengah atas dengan antusiasme dan optimisme. Aku siap menghadapi segala tantangan dan meraih mimpi-mimpiku di sekolah ini.

7. Menemukan Kepercayaan Diri

Hari pertama MPLS di SMA Sejahtera Indah, aku merasa sangat gugup. SMA ini jauh lebih besar daripada SMP-ku dulu, dan aku tidak mengenal siapa pun di sini. Namun, aku bertekad untuk memulai lembaran baru dengan semangat.

Setelah upacara pembukaan, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Aku masuk ke kelompok A, yang dipimpin Kak Rina, seorang siswi kelas tiga yang penuh semangat.

"Selamat datang di SMA Sejahtera Indah! Mari kita jadikan MPLS ini pengalaman yang menyenangkan dan berkesan," katanya dengan senyum lebar.

Hari pertama diisi dengan pengenalan lingkungan sekolah. Kami berkeliling kampus, mengunjungi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan aula. Kak Rina menjelaskan dengan rinci setiap tempat yang kami kunjungi.

"Ini adalah perpustakaan. Kalian bisa menemukan banyak buku menarik di sini, jadi jangan ragu untuk sering berkunjung," ujarnya.

Pada hari kedua, kami diberi tugas membuat presentasi tentang sejarah sekolah. Aku ditunjuk sebagai pembicara kelompok karena aku memiliki sedikit pengalaman berbicara di depan umum.

Awalnya, aku merasa sangat gugup, tetapi dukungan dari teman-teman sekelompok membuatku lebih percaya diri. Presentasi kami berjalan dengan baik dan mendapat pujian dari para kakak pembina.

Setelah presentasi, ada sesi permainan tim. Salah satu permainan yang paling berkesan adalah Tower of Strength. Kami harus bekerja sama membangun menara setinggi mungkin dari balok kayu. Meskipun menara kami beberapa kali roboh, kami tidak menyerah. Akhirnya kami berhasil membangun menara yang cukup tinggi dan stabil.

Hari ketiga MPLS, kami mengikuti sesi motivasi dari alumni sekolah. Salah satu pembicara adalah Kak Budi, yang sekarang bekerja sebagai pengusaha sukses. Ia berbagi cerita tentang perjuangannya selama di SMA dan bagaimana ia meraih mimpinya.

"Tidak ada yang tidak mungkin jika kalian mau berusaha dan berdoa. SMA ini adalah tempat kalian memulai perjalanan menuju cita-cita," katanya.

Mendengar cerita Kak Budi, aku merasa sangat termotivasi. Aku menyadari bahwa SMA ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat untuk mengejar mimpi dan membentuk masa depan. Aku bertekad untuk belajar dengan giat dan memanfaatkan semua peluang yang ada.

Pada hari terakhir MPLS, ada acara pentas seni dan pameran karya siswa. Kelompokku memutuskan menampilkan drama singkat tentang persahabatan dan kerja sama. Meskipun sederhana, penampilan kami mendapat tepuk tangan meriah. Aku merasa bangga dan puas dengan apa yang telah kami capai sebagai tim.

MPLS di SMA Sejahtera Indah adalah pengalaman yang membuka mataku pada dunia baru yang penuh peluang dan tantangan. Aku belajar tentang pentingnya kerja sama, keberanian, dan tekad. Pengalaman ini memberikan keyakinan dan semangat untuk menjalani tahun-tahun sekolah dengan antusiasme dan optimisme.

8. Sahabat Sejati di Sekolah Baru

Hari pertama MPLS di SMA Pelita Bangsa, aku merasa canggung dan sedikit gugup. Sekolah baru, teman-teman baru, semuanya terasa asing. Namun, aku tahu bahwa MPLS adalah waktu untuk mengenal lebih banyak orang dan beradaptasi dengan lingkungan baru.

Setelah upacara pembukaan, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Aku masuk ke kelompok B, yang dipimpin Kak Tia, seorang siswi kelas tiga yang ramah dan penuh energi.

"Selamat datang di SMA Pelita Bangsa! Saya harap kalian bisa menikmati MPLS ini dan mendapatkan banyak teman baru," katanya dengan senyum hangat.

Hari pertama diisi dengan berbagai kegiatan pengenalan. Kami berkeliling sekolah, mengunjungi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan aula. Di setiap tempat, Kak Tia memberikan penjelasan yang rinci.

"Ini adalah ruang komputer. Kalian bisa menggunakan fasilitas ini untuk mengerjakan tugas atau mengikuti ekstrakurikuler komputer," katanya.

Di kelompok B, aku bertemu dengan Sarah, seorang gadis yang pendiam, namun sangat ramah. Kami segera menjadi teman baik. Sarah dan aku selalu bersama-sama selama kegiatan MPLS. Kami mengikuti permainan kelompok, tugas orientasi, dan sesi motivasi bersama. Kehadirannya membuatku merasa lebih nyaman dan bersemangat.

Suatu hari, kami harus membuat proyek kelompok untuk presentasi. Kami memutuskan membuat poster tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah. Sarah yang pandai menggambar, sementara aku membantu dengan ide-ide dan desain. Proyek kami berjalan lancar dan mendapat apresiasi dari para kakak pembina.

Hari ketiga MPLS, kami mengikuti sesi motivasi dari alumni sekolah. Salah satu pembicara adalah Kak Rina, yang sekarang bekerja sebagai dokter. Ia berbagi cerita tentang perjuangannya selama di SMA dan bagaimana ia meraih mimpinya.

"Tidak ada yang tidak mungkin jika kalian mau berusaha dan berdoa. SMA ini adalah tempat kalian memulai perjalanan menuju cita-cita," katanya.

Mendengar cerita Kak Rina, aku merasa sangat termotivasi. Aku menyadari bahwa SMA ini bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat mengejar mimpi dan membentuk masa depan. Aku bertekad belajar dengan giat dan memanfaatkan semua peluang yang ada.

Pada hari terakhir MPLS, ada acara pentas seni dan pameran karya siswa. Kelompokku memutuskan menampilkan drama singkat tentang persahabatan dan kerja sama. Meskipun sederhana, penampilan kami mendapat tepuk tangan meriah. Aku merasa bangga dan puas dengan apa yang telah kami capai sebagai tim.

MPLS di SMA Pelita Bangsa bukan hanya memperkenalkanku pada lingkungan sekolah, tetapi juga memberiku sahabat sejati. Persahabatan dengan Sarah adalah hadiah terbaik yang kudapatkan dari pengalaman ini. Kami berjanji untuk terus mendukung satu sama lain sepanjang perjalanan sekolah menengah atas ini.

9. Perjalanan Penuh Tantangan

Hari pertama MPLS di SMA Harapan Baru, aku merasakan semangat dan kekhawatiran. Sekolah ini besar, dan aku tahu bahwa MPLS adalah kesempatan untuk mengenal teman baru dan beradaptasi dengan lingkungan sekolah.

Setelah upacara pembukaan, kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil. Aku masuk ke kelompok D, yang dipimpin Kak Budi, seorang siswa kelas tiga yang tegas namun adil.

"MPLS adalah waktu untuk mengenal sekolah dan satu sama lain. Mari kita berusaha menjadi tim yang solid," katanya dengan nada penuh semangat.

Hari pertama diisi pengenalan lingkungan sekolah. Kami berkeliling sekolah, mengunjungi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan aula. Kak Budi menjelaskan dengan rinci setiap tempat yang kami kunjungi.

Ketika tiba di lapangan olahraga, ia berkata, "Di sini kalian akan menghabiskan banyak waktu, baik untuk olahraga maupun kegiatan ekstrakurikuler. Jangan lupa untuk menjaga kebersihan dan ketertiban."

Pada hari kedua MPLS, kami diberi tugas membuat video profil kelompok. Tugas ini membutuhkan kreativitas dan kerja sama tim. Aku ditunjuk sebagai editor video karena aku memiliki sedikit pengalaman dalam bidang tersebut. Awalnya, aku merasa ragu, tapi dukungan dari teman-teman sekelompok membuatku lebih percaya diri.

Proses pembuatan video tidaklah mudah. Kami harus menentukan konsep, mengambil gambar, dan menyuntingnya. Ada banyak momen ketika kami merasa frustasi karena ada bagian yang tidak sesuai harapan. Namun, Kak Budi selalu memberikan motivasi dan saran yang berguna.

"Jangan menyerah, Fajar. Setiap kesulitan adalah pelajaran," katanya.

Setelah bekerja keras selama beberapa hari, video kami akhirnya selesai. Kami menampilkan video tersebut di depan seluruh peserta MPLS dan mendapat sambutan hangat. Meskipun tidak sempurna, video itu mencerminkan kerja keras dan kekompakan tim. Aku merasa bangga dan belajar banyak tentang pentingnya kerja sama dan ketekunan.

Pada hari terakhir MPLS, kami mengadakan sesi refleksi. Kak Budi meminta kami untuk berbagi pengalaman dan pelajaran yang kami dapat selama MPLS.

Ketika giliranku tiba, aku berkata, "MPLS ini mengajarkanku untuk keluar dari zona nyaman dan berani mengambil tantangan. Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman kelompok dan Kak Budi yang selalu mendukung."

MPLS di SMA Harapan Baru bukan hanya sekadar pengenalan sekolah, tetapi juga perjalanan penuh tantangan yang membentuk kepribadianku. Aku belajar kerja keras dan dukungan orang-orang sekitar membuatku bisa menghadapi segala rintangan. Pengalaman ini memberikan keberanian dan keyakinan untuk menjalani sekolah dengan semangat.

10. Pertemuan Tak Terduga

Hari pertama MPLS di SMA Nusa Bangsa menjadi momen yang penuh kejutan. Di tengah keramaian, aku melihat seseorang yang tak asing.

Ternyata, dia adalah Rian, teman SD yang sudah lama tak bertemu. Kami terlibat dalam banyak kegiatan bersama, mulai dari permainan kelompok hingga tugas orientasi.

Kehadiran Rian membuatku merasa lebih nyaman dan semangat. Kami pun bernostalgia dan berbagi cerita masa lalu, menjalin kembali persahabatan yang sempat terputus.

MPLS ini tidak hanya mengenalkanku pada sekolah baru, tapi juga menghadirkan kembali teman lama yang sangat berarti. Aku dan Rian pun kembali mempererat persahabatan.

Sementara selama MPLS, salah satu kegiatan yang paling berkesan adalah lomba bakat. Awalnya, aku ragu untuk ikut serta. Namun, berkat dorongan teman-teman sekelompok, akhirnya aku memberanikan diri untuk bermain piano di depan semua peserta MPLS.

Ternyata, penampilanku mendapat sambutan hangat. Kakak pembina bahkan mengajakku bergabung dengan klub musik sekolah. Dari MPLS, aku tidak hanya mengenal lingkungan sekolah, tetapi juga menemukan bakat yang selama ini tersembunyi.

Ada juga berbagai kegiatan fisik yang menantang. Salah satu tantangan yang paling menakutkan bagiku adalah lintas alam. Sebagai seseorang yang tidak terlalu suka kegiatan outdoor, aku merasa sangat khawatir.

Namun, dengan semangat dan dukungan teman-teman sekelompok, akhirnya aku bisa menyelesaikan lintas alam dengan baik. Kegiatan ini mengajarkanku untuk melampaui batas diri dan tidak mudah menyerah. MPLS menjadi pengalaman berharga yang membentuk mental dan fisikku.

MPLS bukan hanya sekadar pengenalan sekolah, tetapi juga perjalanan penuh tantangan yang membentuk kepribadianku. Aku belajar kerja keras dan dukungan orang-orang sekitar membuatku bisa menghadapi segala rintangan. Pengalaman ini memberikan keberanian dan keyakinan untuk menjalani sekolah dengan semangat.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads