Sendang Tawun Ngawi merupakan salah satu destinasi wisata yang dipercaya memiliki unsur mistis di dalamnya. Di tempat ini, terdapat ribuan bulus yang diyakini jelmaan prajurit dari suatu kerajaan.
"Bulus di sini kalau menurut legenda itu jelmaan prajuritnya sebuah kerajaan. Kalau orang luar mengambil bulus di sini pasti akan (mengalami) sakit. Selain itu, dia akan kesurupan," kata PNS Koordinator Sendang Tawun, Sriyono kepada detikJatim, Kamis (11/7/2024).
"Sehingga bulus-bulus di sini memang dilindungi masyarakat dan pengelola. Makanya pengunjung diwanti-wanti jangan sampai mengambil bulus, kalau tidak bisa dilarang ya monggo risiko ditanggung sendiri," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sriyono yang sudah bertugas selama sembilan tahun mengaku tak pernah mengalami sendiri kejadian mistis di Sendang Tawun. Namun ia sempat beberapa kali menyaksikan peristiwa di luar nalar.
"Saya nggak pernah melihat sendiri seperti penampakan itu nggak pernah. Tapi kalau melihat sendiri orang yang masuk ke sini (Sendang Tawun) terus kesurupan, itu pernah," ujar Sriyono.
"Selama sembilan tahun saya di Sendang Tawun, ada tujuh kejadian seperti itu. Jadi pengunjung itu dalam keadaan pikirannya kosong sehingga mudah dirasuki," tambahnya.
Bulus di Sendang Tawun ini juga seolah tak mau kedatangan bulus dari tempat lain. Sebab jika ada pengunjung yang membawa bulus dari luar Desa Tawun, bulus itu akan mati tanpa sebab yang jelas.
"Seandainya orang luar memasukkan bulus ke sini (Sendang Tawun), pasti mati. Entah kenapa saya kurang paham. Saya sudah tiga kali mengalami ada orang yang ngasih bulus, besoknya (bulusnya) langsung mati," tutur Sriyono.
Selain cerita mistis tentang bulus, masyarakat juga punya kepercayaan tersendiri di Sumber Air Beji Sendang Tawun. Salah satu keyakinan mereka, siapapun yang mandi di sumber air itu akan enteng jodoh.
"Di Sendang Tawun (keyakinan masyarakat) yang paling kuat jika ada yang mandi di (sumber air) beji, salah satunya jodoh dipercepat atau segera dipertemukan dengan jodohnya. Kedua, dia akan sehat. Jika sakit, dia akan sembuh," terang Sriyono.
Warga sekitar juga menggelar Upacara Adat Keduk Beji di sumber air ini. Upacara yang digelar setahun sekali tepat pada Selasa Kliwon ini salah satu tujuannya adalah untuk menolak bala.
"Kalau ditiadakan, pasti (ada peristiwa yang unsur) mistisnya kuat. Tradisi ini dilakukan untuk menolak bala, biar masyarakat hidupnya (bisa) ayem, tentrem, loh jinawi lah intinya," tukas Sriyono.
(irb/iwd)