Di Desa Dapurkejambon, Jombang, terdapat makam kuno yang terletak di tengah-tengah makam warga. Makam tersebut ditandai dengan gapura besar berbahan batu kali.
Di balik gapura tersebut terdapat 4 makam kuno. Dua makam Ki Ageng Pranggang dan Ibu Kebokicak, Wandan Manguri. Sedangkan dua makam lainnya milik pengikut Ki Ageng Pranggang.
Makam itu adalah bukti jejak seorang Kebokicak, seorang manusia sakti yang akhirnya masuk Islam. Karena kampung ini diyakini menjadi tanah kelahiran tokoh bernama asli Joko Tulus tersebut. Dan nama Kebokicak seakan tak bisa lepas dari Desa Dapurkejambon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang mendirikan Desa Karangkejambon, sekarang menjadi Dapurkejambon adalah Mbah Pranggang," kata M Subbatul Alimi (54), Keturunan kesembilan Kebokicak.
Alimi menjelaskan pada masa Majapahit, Ki Ageng Pranggang dipercaya merawat selir Raja Brawijaya V atau Prabu Natha Girindrawardhana Dyah Ranawijaya bernama Wandan Kuning. Brawijaya V berkuasa pada 1474-1498 masehi. Karena saat itu Wandan Kuning dalam kondisi hamil.
"Mbah Pranggang diserahi merawat selir Brawijaya V yang ke-99 sampai melahirkan. Wandan Kuning melahirkan seorang putri bernama Wandan Wanuri yang menjadi istrinya Kebokicak. Wandan Kuning kemudian diperistri Mbah Pranggang," terang Alimi.
Kebokicak sendiri, lanjut Alimi, berasal dari wilayah Tampingmojo, Tembelang, Jombang. Pemilik nama Joko Tulus itu terkenal sakti pada Zaman Majapahit akhir. Konon untuk membunuhnya, kepalanya harus dipenggal, lalu dipisahkan dari tubuhnya di selatan ke wilayah utara Sungai Brantas.
"Kebokicak seorang pendekar sakti ingin menguasai wilayah seperti Mojongapit, Mojosongo, Blimbing, sampai Banyuarang, Ngoro. Di situ ia bertemu seorang wali bernama Mbah Muktar asal Jenu, Tuban, keturunan Jaka Tingkir, putra dari Sunan Jenu. Terjadi peperangan, Kebokicak kalah," tambahnya.
Kebokicak lantas kembali ke padepokannya di Karangkejambon dalam kondisi sekarat. Satu-satunya orang yang bisa mengobatinya hanya Mbah Muktar. Namun dengan syarat, Kebokicak harus dibawa ke padepokan Mbah Muktar dengan diseret kuda.
"Sampai padepokan Mbah Muktar, Kebokicak mendadak sembuh. Ia lantas berguru ke Mbah Muktar dan masuk Islam, sebelumnya dia Hindu. Setelah lulus, ia ikut menyebarkan Islam," pungkas Alimi.
(irb/iwd)