Kisah Mbah Bayapati menjadi kisah tutur turun temurun yang hidup di tengah-tengah warga Lamongan. Makamnya yang berada di Desa Medang, Kecamatan Glagah pun kerap menjadi salah satu tujuan wisata religi. Di makam itu ada sendang yang disebut tempat Mbah Bayapati diselamatkan lele.
Pemerhati budaya Lamongan, Navis Andurrouf membenarkan mitos yang ada di masyarakat Lamongan terkait pantangan makan lele ini. Navis menuturkan, karena merasa diselamatkan, Mbah Bayapati memberikan pesan dan mewanti-wanti warga Desa Medang dan turunannya agar tidak makan lele.
"Mitos atau kepercayaan yang ada di masyarakat memang semacam itu," kata Navis kepada detikJatim, Kamis (20/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai mengembalikan keris ke Sunan Giri, Mbah Bayapati kemudian diperintahkan untuk kembali ke desa di mana ia diselamatkan oleh ikan lele untuk mengajarkan agama Islam. Kini, tempat tersebut berada di Desa Medang, Kecamatan Glagah ini.
Di area makam Mbah Bayapati atau yang diberi nama Syekh Abdus Somad juga terdapat sebuah kubangan seperti sendang yang konon lokasi itu yang menjadi tempat Mbah Bayapati diselamatkan ikan lele.
Kepala Desa Medang, Ahsanudin menuturkan warga Desa Medang secara rutin menggelar haul akbar setahun sekali di makam Mbah Bayapati. Sosok Mbah Bayapati menjadi salah satu penyebar agama islam di Lamongan, terutama di kawasan Desa Medang.
"Setelah berhasil lolos dari warga, Ki Bayapati kemudian kembali ke Giri dan oleh Sunan Giri dihadiahi keris tersebut. Lalu kembali ke desa di mana ia diselamatkan oleh ikan lele untuk mengajarkan agama Islam," tutur Ahsan.
Petilasan Mbah Bayapati yang ada di Desa Medang inipun tetap ramai dikunjungi oleh warga Lamongan yang ingin berziarah. Makam Mbah Bayapati ini juga dimasukkan menjadi salah satu dari benda cagar budaya di Lamongan yang memiliki SK dari Bupati Lamongan.
Bahkan, sosok Mbah Boyopati ini pernah dipentaskan dalam pagelaran seni budaya oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan dalam cerita 'Danurekso Sang Duto'. Cerita ini tampil dalam Pegelaran Seni dan Budaya yang digelar warga perantau Lamongan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
"Cerita drama tari ini sangat populer bagi warga Lamongan. Cerita ini juga berkaitan erat dengan tradisi dan budaya yang berkembang di Lamongan hingga saat ini yang mengisahkan tentang Danurekso yang tunduk dan menjadi santri Kanjeng Sunan Giri," pungkasnya.
(irb/iwd)