Pemugaran Makam Peneleh menjadi perpustakaan hidup atau 'Peneleh as a Living Library' ditargetkan mulai rampung pada akhir tahun ini. Pemugaran ini digagas oleh Begandring Soerabaia bersama TiMe Amsterdam, bekerja sama dengan Dirjen Kebudayaan Belanda dan Pemerintah Kota Surabaya .
Salah satu pendiri Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo mengatakan, dari hasil kajian dan identifikasi yang telah dilaksanakan sejak Februari 2024, setidaknya ada 10 makam yang menjadi prioritas untuk dipugar.
"Target Desember 2024, tetapi perkiraan mungkin tidak akan selesai 10 semua, karena nanti akan lebih fokus lagi ada portofolio 1 makam dengan pusat informasi makam, lainnya land clearing dulu. Perlu dikaji terus karena tiap makam kerusakannya beda," jelas Kuncarsono kepada detikJatim, Jumat (7/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begandring Soerabaia juga berharap, pemugaran ini tidak akan berhenti di akhir tahun ini saja, namun akan berlanjut sehingga prinsip mengubah fungsi pemakaman menjadi ruang publik dan menjadikan pemakaman bersejarah sebagai perpustakaan hidup yang digagasnya, bisa benar-benar terwujud.
"Semoga tahun depan bisa berlanjut, karena Juli mendatang Duta Besar Belanda untuk Indonesia akan ikut meninjau. Kalau ternyata signifikan pembangunannya, semoga akan berlanjut pemugarannya," harapnya.
Proses pemugaran Makam Peneleh saat ini sudah sampai di tahap merancang konsep. Para arsitek profesional dari Ikatan Arsitek Indonesia tengah merancang desain terbaiknya.
Nantinya, Pemkot Surabaya akan memilih desain yang paling sesuai, serta akan direalisasikan bersama. Berbagai fasilitas seperti akses untuk pejalan kaki, lampu jalan, toilet, musala, dan tempat parkir akan disediakan di area Makam Peneleh.
Dengan berbagai fasilitas tersebut, akan menunjang kenyamanan masyarakat saat berkunjung ke salah satu destinasi wisata sejarah dan edukasi di Kota Surabaya ini. Hal itu sebagaimana yang dikatakan oleh Asisten I Sekkota Surabaya, Agus Imam Sonhaji.
"Upaya merevitalisasi kawasan bersejarah Surabaya ini sekarang sedang gencar karena pertimbangan pariwisata. Agar menarik memang harus ditata, supaya wisatawan bisa lebih lama tinggal di Surabaya," tukasnya.
(hil/dte)