Cerita Hayam Wuruk Pernah Tapa Brata di Pantai Serit Blitar

Urban Legend

Cerita Hayam Wuruk Pernah Tapa Brata di Pantai Serit Blitar

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 30 Mei 2024 15:26 WIB
Pantai Serit, Surga Tersembunyi Tempat Prabu Hayam Wuruk Bertapa
Pantai Serit di Blitar, Hayam Wuruk konon pernah tapa brata di pantai ini (Foto: Erliana Riady)
Blitar -

Blitar mempunyai Pantai Serit yang terbilang pantai perawan di sepanjang pesisir selatan Blitar. Raja Majapahit terbesar Hayam Wuruk diceritakan pernah bertapa di pantai selatan ini.

Belum banyak orang yang tahu keberadaan pantai ini. Padahal, lokasinya tepat di balik barat tebing di Pantai Serang, Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Akses ke sana juga seadanya. Jika kuat berjalan kaki, jalur pertama dengan mendaki di tebing bukit bagian barat Pantai Serang, jaraknya sekitar 400 meter.

Atau jika tak kuat mendaki bukit, bisa berjalan memutari areal tambak udang lalu melewati lahan tebu. Ada jalan setapak sepanjang 600 meter untuk menuju bibir Pantai Serit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun lelah itu akan terbayar dengan pemandangan indah pantai yang masih perawan ini, akan menghapus segala lelah jiwa dan raga.

Di balik rimbunnya pohon Pandan, tersembunyi pantai yang sangat indah. Hamparan pasir hitam dan bebatuan koral menghiasi bibir pantai sepanjang sekitar 300 meter itu.

ADVERTISEMENT

Di sebelah kanan pantai, tampak tebing berundak menjorok ke lepas pantai. Tebing setinggi sekitar 20 meter ini, menarik perhatian karena bentuknya unik. Mirip bangunan candi berundak. Sedangkan di bagian belakang Pantai Serit, terdapat bukit yang di tengahnya terdapat batu andesit tertata, seperti tempat untuk bertapa.

Sesepuh Desa Serang, Raban Yuwono menceritakan, di kedua lokasi itulah kemungkinan Prabu Hayam Wuruk pernah melakukan tapa brata.

"Di dalam Kitab Negarakertagama dituliskan, tetor adalah tempat bertempurnya (bertemunya) sungai dan laut. Nah di situlah Hayam Wuruk melalukan ritual agung," ujar Raban kepada detikJatim.

Raban mengatakan di Negarakertagama juga disebutkan, Hayam Wuruk melakukan ritual agung di antara tahun 1283-1293. Artinya, sebelum dia menjadi Raja Majapahit.

Di situ diceritakan, Hayam Wuruk memulai ritual di Candi Palah (Penataran, Nglegok), lalu ke pendarmaan Eyangnya yakni Raden Wijaya di Candi Simping Kademangan. Kemudian meneruskan laku di Candi Sawentar Kanigoro dan berjalan menuju arah selatan ke Desa Bacem.

"Sampai di situ, memang ditemukan Prasasti Bacem. Karena saat itu masih hutan belantara, rombongan meneruskan perjalanan dengan menyusuri sungai dan berhenti di simpang tiga Kali Klatak. Kemudian ke selatan ada Kali Sumbersari yang keduanya bermuara Serit ini," jelas tokoh spiritual Blitar ini.

Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah tahun 1350-1389. Bergelar Maharaja Sri Rajasanagara. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.




(irb/iwd)


Hide Ads