Matahari menyinari dunia adalah bentuk sifat adil dan bijaksana yang melekat pada Sri Kresna sebagai Awatara Wisnu sang penerang dunia. Di lain pihak, Supala dengan seratus kesalahannya, kesombongannya, keserakahannya, dan ambisinya untuk menaklukkan dunia menjadi api yang membakar kedamaian.
Hingga hawa nafsu untuk menggoyahkan cinta Dewi Rukmini dari Kresna menjadi 'dosa' Supala yang tidak termaafkan. Sebuah kesalahan yang menghantarkan jiwa raganya ke dalam periasi tajam Cakra Sudarsana.
Demikianlah prolog Suryaning Jagad, sebuah lakon dalam Opera Wayang Kresnayana yang sukses digelar Pemkab Blitar untuk memperingati HUT ke-46 UPT Taman Budaya Jawa Timur, Sabtu (18/5/2024) malam. Pagelaran ini berhasil memukau ribuan penonton di Gedung Cak Durasim Surabaya dan pemirsa yang menonton melalui siaran langsung di kanal YouTube Pemkab Blitar dan Cak Durasim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Blitar Rini Syarifah dalam sambutannya menyampaikan gelaran ini hendaknya dapat memberikan pelajaran. Sehingga, seorang manusia dapat menjalani hidupnya dengan lebih bermanfaat.
"Pagelaran Kresnayana ini (diharapkan bisa) memberikan ilmu, memberikan bekal untuk kita semuanya menyongsong tahun-tahun ke depan, (sehingga) kita menjadi lebih baik lagi lebih menjadi manusia yang bermanfaat," ujar Rini.
Kadisbudpar Blitar Suhendro Winarso mengatakan Opera Wayang Kresnayana merupakan pagelaran sendratari yang mengangkat ketokohan Sri Kresna dalam membawa pesan perdamaian dunia. Kisah Kresnayana ini juga dapat kita jumpai pada relief Candi Penataran yang ada di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar.
"Suryaning Jagad itu sebenarnya kan (artinya) penerang dunia, pencerah. Itu sebenarnya doa supaya bangsa kita segera terang benderang," ungkapnya.
Kepiawaian para pemain membawakan lakon ditambah lantunan musik yang selaras oleh sinden dan pengrawit, seolah membawa penonton benar-benar masuk ke dalam cerita. Rupanya, mereka adalah pemuda-pemudi pelaku seni terlatih kebanggan Kabupaten Blitar.
"(Mereka berasal dari) sanggar binaan dinas budpar, anak-anak usia SMP SMA. Kami percaya pada mereka, ketika kami beri kesempatan berlatih ternyata bisa," ujar Suhendro.
Pertunjukan ini turut menuai pujian dari Kadisbudpar Jatim Evi Afianasari. Evi berharap pagelaran yang menyasar anak muda ini dapat mengenalkan sejarah kepada mereka.
"Kita memang memilih sebuah penampilan yang sudah dikurasi oleh teman-teman Taman Budaya. Hasilnya (yang dipilih adalah) pertunjukan seni tari gerak dan lagu Kresnayana," tutur Evi.
"Memang kita sasarannya anak muda. Jadi kita benar-benar membangkitkan gairah keingintahuan mereka. Anak muda adalah kekuatan Indonesia, jadi jangan sampai kekuatan Indonesia ini lupa dengan sejarahnya," tukas Evi.
(akd/ega)