Terlepas dari berbagai macam pendapat tentang siapa yang dimakamkan di Pesarean Ki Ageng Pengging, komplek makam tersebut juga menyimpan berbagai macam cerita yang bisa dibilang tak masuk logika atau akal. Salah satunya dialami sendiri oleh sang juru kunci makam, Cak Andik pada tahun 2021 silam.
Saat itu, ia baru menjadi juru kunci di makam tersebut. Kejadian aneh dialaminya saat hendak mengabadikan komplek pesarean dengan kamera ponselnya.
"Di sini saya pernah (mengalami) kejadian saat baru menjadi juru kunci sekitar satu mingguan. Saya coba foto dan video, tapi nggak bisa. Tapi kalau izin dulu, baru bisa," kata Andik kepada detikJatim, Kamis (23/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum tahun 2019, komplek makam ini hanya memiliki sebuah penerangan. Sebab, setiap ada lampu lain yang dipasang pasti akan putus tanpa sebab yang jelas.
![]() |
"Kalau ada lampu pasti putus. Saya waktu dikasih isyaroh disuruh tugas, saya juga minta persyaratan dikasih lampu. Soalnya kalau gelap saya takut, alhamdulillah kerso (bersedia ditambah lampu)," tutur Andik.
Andik juga acapkali menerima peziarah dari luar kota bahkan luar pulau. Namun uniknya, para peziarah itu mengaku tak mengetahui tempat ini sebelumnya.
"Banyak yang datang dari luar kota dan luar pulau. (Misalnya) Ambon, Kendari, Sumatera, Kalimantan, Jakarta Katanya sih ada wisik, seperti petunjuk disuruh ke Surabaya sowan ke sini,"
Pada era sebelum Andik menjadi juru kunci, ia juga pernah mendengar ada aktivitas gaib yang dilakukan peziarah di pesarean. Salah satunya yaitu meminta nomor togel kepada Ki Ageng Pengging.
"Kalau dulu eranya bapak, eranya juru kunci pertama, banyak yang melakukan penarikan benda pusaka. Di sini juga dulu terkenal dengan (permintaan) togel," ungkapnya.
Hal semacam itu, menurut Andik, kini sudah tak ada lagi. Peziarah sekarang datang hanya dengan sebuah tujuan, mendoakan sang leluhur.
Sementara untuk acara tahunan, ada dua tradisi yang digelar di pesarean ini. Setiap akhir bulan Syawal diadakan haul, kemudian tradisi Suroan yang dilaksanakan tiap malam 1 Suro. Tumpengan menjadi agenda wajib dalam dua tradisi tersebut.
(hil/iwd)