Semangat merayakan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dapat dituangkan dalam bentuk tulisan seperti puisi. Simak referensi puisi untuk memeriahkan Harkitnas 2024.
Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap 20 Mei. Pada 2024, perayaan Harkitnas telah memasuki tahun ke-116.
Contoh Puisi Hari Kebangkitan Nasional 2024
Ada berbagai tema dalam membuat puisi, salah satunya dengan tema Hari Kebangkitan Nasional. Berikut kumpulan contoh puisi Harkitnas penuh semangat perjuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Puisi Harkitnas Singkat
Hari Kebangkitan Nasional
Karya: Khadijah
Hari kebangkitan ini
Bukan sekadar untuk seremoni
Diperingati tapi tak lagi berarti
Dimeriahkan tapi tak ada makna tergapaikan
Hari Kebangkitan ini
Tak lain adalah pengingat
Apa yang telah dipersembahkan untuk bangsa ini
Kebangkitan apa yang kita gaungkan
Ini adalah soal
Kebangkitan sejati
Bukan hanya tradisi
Persembahan terbesar untuk hari ini
Bukan seremoni, puisi,
Tapi aksi nyata bagi negeri
Selamat hari kebangkitan nasional
Kebahagiaan
Karya: Ardiyan
Ada rasa yang ingin selalu dimanja
Menutup mata menolak lara
Hidup itu hanya soal bahagia, katanya
Padahal sedih, perih,suka dan duka menjadi komposisi sempurna kehidupanya.
Jangan terlalu larut dalam lara
Kendalikan jiwa
Membuka lembaran baru, membuka mata
Menyadari bahwa hidup penuh warna
Bukan perihal bahagia, bahagia dan bahagia saja
Karena Tuhan ingin melihat kau berjuang
dalam rumitnya tantangan kehidupan
Menikmati asyiknya liku permasalahan
Untuk mencapai kebahagiaan
Maka, bangkit dan berjuanglah!
Pejuang Negeri
Karya: N. K. Humanis
Indonesiaku kau negeriku
Berjuta-juta pulau di dalamnya
Beratus-ratus suku dan budaya
Beribu-ribu bahasa yang ada
Semua itu tidak akan bisa kita nikmati
Tanpa adanya para pejuang sejati
Jasa yang tidak bisa dibayar dengan uang.
Tidak ada yang tidak mungkin bagi kalian untuk ditaklukkan.
Terima kasih para pejuang
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.
Hari berganti hari waktu pun tiada henti
Tak terasa kemerdekaan sudah sekian lama kita dapati.
Bukan kita, Tetapi para pejuang dengan kegigihannya untuk merebut kembali Tanah Air yang kita cintai.
Satu Tanah Airku
Karya: Saidatul jannah
Bangsa bergeliat dengan berjuta harapan
Beribu-ribu cita-cita dipertaruhkan
Indonesia tanah airku, tanah kelahiranku
Semangat dan persatuan kau padukan
Suka cita dilewati memberikan bekas luka mendalam,
Bahkan tumpah darah dikorbankan
Indonesia bangkit dan berjuang tanpa keluh dan kesah,
Majulah Indonesiaku
Bangkitlah Indonesiaku
Jayalah tanah kelahiranku
Hari Kebangkitan Ini
Karya: Prito Windiarto
Hari kebangkitan ini
Bukan sekadar untuk seremoni
Diperingati tapi tak lagi beri arti
Dimeriahkan tapi tak ada makna tergapaikan
Hari Kebangkitan ini
Tak lain adalah pengingat
Apa yang telah dipersembahkan untuk bangsa ini
Kebangkitan apa yang kita gaungkan
Ini adalah soal
Kebangkitan sejati
Bukan hanya tradisi
Persembahan terbesar untuk hari ini
Bukan seremoni, puisi,
Tapi aksi nyata bagi negeri.
Bangkitlah Indonesia Ku
Karya: Nadia Ayu Puspita
Buka mata wahai pemuda, yang tua, putra dan putri bangsa ini
Sudah sekian lama kita dijajah oleh negara asing
Kapan kita akan bangkit?
Indonesiaku
Bangkitlah, Indonesiaku
Dengan seluruh perjuangan para pahlawan
Sudah kewajibanku untuk melanjutkannya
Aku, untuk Indonesiaku
Bumi pertiwiku
Yang sangat aku banggakan
Yang sangat aku cintai
Berdirilah engkau, bangkitlah engkau, bangkitlah, Indonesiaku.
Dongeng Pahlawan
Karya: WS Rendra
Pahlawan telah berperang dengan panji-panji
berkuda terbang dan menangkan putri
Pahlawan kita adalah lembu jantan
melindungi padang dan kau perempuan
Pahlawan melangkah dengan baju-baju sutra
Malam tiba, angin tiba, ia pun tiba
Adikku lanang, senyumlah bila bangun pagi-pagi
karna pahlawan telah berkunjung di tiap hari
Dr. Cipto Mangunkusumo
Karya: Sides Sudyarto D.S
Dokter, kau adalah penyelamat anak-anak pribumi
perawat penyakit yang menimpa rakyat jelata
Kau curahkan cinta kasihmu demi kehidupan
Penduduk negeri yang terlanda kemiskinan
Cipto, dikau adalah Garuda Perkasa
Cakarmu kuat, menentang kekuasaan penjajah
Kau kibarkan keberanian melawan penindasan
Kau bangkitkan semangat menentang kezaliman
Jiwa berontak dengan galak
Kau tiada pernah menyerah pada penjajah
Meski kau dibuang selalu ke pengasingan
Namun jiwamu selalu perkasa mengejar kemerdekaan
Aku Ingin Menjadi
Karya: Siti Isnatun M.
Aku ingin menjadi,
Kerlip bintang di langit negeriku
Aku ingin menjadi,
Kepak sayap di tubuh bangsaku
Aku ingin menjadi,
Pohon padi untuk pangan rakyat negeriku
Aku ingin menjadi,
Tanaman tebu untuk pemanis dahaga bangsaku
Ini ungkapan hatiku
akan makna kepahlawanan
sebagai anak bangsa, generasi muda
yang bangga menjadi Indonesia
Perjuangan
Karya: Ahmad Supiani
Merdunya suara alam tenang menemani indahnya dunia yang tak terjajah lagi
Semua bukan hanya sekedar kata materi
Tapi adalah perjuangan dari hati
Takkan kulupa akan hari ini
Dimana banyak jiwa yang mati
Demi kebahagiaan sejati
Memperjuangkan segenap jiwa dan raga
Tanpa mengenal kata putus asa
Begitulah negeri kita sesungguhnya
Tak kenal lelah meski dengan senjata seadanya
Malu rasanya tidak menjadi apa-apa
Mengingat perjuangan yang begitu kerasnya
Membuat merenung di tepian nestapa
Lantas apa yang bisa kita lakukan sekarang?
Berjuang, berjuang dan terus berjuang
Berjuang dengan segenap jiwa raga
Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Selamat hari kebangkitan nasional
Semangat Pemuda untuk Kebangkitan Indonesiaku
Karya: Nasywa Syifa
Kita adalah adalah pemuda terbaik bangsa
Dengan semangat bersumpah menjaga persatuan
Hari ini tak ada kata Merdeka, merdeka, dan merdeka
Karena pemuda terbaik Indonesia kini lebih mencontoh dengan gerakan bukan ucapan
Tak peduli siapa engkau dan siapa mereka
Jika kau adalah aku
Maka jaga sumpah pemuda yang dulu pemuda Indonesia Ikrarkan
Berjanjilah dengan sumpah setia pada Negara
Karena kau dan aku adalah Indonesia
Gelorakan semangat pemuda dalam diri kita
Kita adalah Indonesia
Inilah kebangkitan Indonesiaku
Inilah Semangat Sumpah Pemuda diriku untuk negeri bernama Indonesia.
Baca juga: Teks Doa Hari Kebangkitan Nasional 2024 |
2. Puisi Harkitnas Panjang
Para Ulama
Karya: Iqi Nazid
Wahai para ulama
Kiprahmu dalam agama dan andilmu dalam perjuangan bangsa sangat berpengaruh dalam kemerdekaan bangsa
Wahai para ulama
Tak terhitung berapa kebaikan yang kau tebarkan, dan berapa darah dari kalian yang harus jatuh semua itu hanya untuk kemerdekaan bangsa.
Wahai para ulama
Kemuliaan mu sepatutnya tak perlu diragukan lagi adanya, sejajar dengan pahlawan perjuangan bangsa
Wahai para ulama
Kini penerusmu di masa sekarang dalam masa sulit karena dianggap menghalangi jalan para penguasa
Wahai para ulama
Banyak pula yang mengaku ulama tapi menjilat penguasa demi mendapat jabatan dan pundi uang negara
Wahai para ulama
Doakan perjuangan kami bersama dalam menentang rezim penguasa yang semena-mena terhadap agama kita
Wahai para ulama
Berbagai fitnah, kekacauan, penyakit dan perpecahan terjadi pada masa sekarang, doakan kami di balik pusaramu agar kami mampu terus bersatu dan berjuang bersama
Hari Kebangkitan Nasional
Karya: Tulus Wahma Deka
Di bumi Nusantara, terhampar luas
Kisah kebangkitan nasional tergurat dalam sejarah
Darah pejuang meranggas, hati terpatri api suci
Membara semangat, menerangi gelapnya malam
Di puncak gunung, berdiri megah bendera
Merah putih berkibar, lambang perjuangan sejati
Mengusung cita-cita, menyatukan rasa bangsa
Kebangkitan nasional terukir abadi di sana
Generasi berani, jiwanya membara
Berjuang tanpa kenal lelah, tak gentar oleh bahaya
Melawan penjajah, mengusir tirani
Bersatu padu, menjaga marwah negeri
Melintasi lautan, menyusuri rimba terjal
Pejuang melangkah dengan semangat yang tulus
Membangun peradaban, melawan kezaliman
Kebangkitan nasional, nyata dan menggema di dada
Hari ini kita bangun, dari tidur panjang
Mengisi mimpi para pahlawan dengan karya dan prestasi
Bangkitlah, bangsaku, jadilah yang terbaik
Kebangkitan nasional, abadi di hati kita
Teguhkan iman, persatukan hati dan pikiran
Bersama kita lanjutkan perjuangan yang belum selesai
Kebangkitan nasional, cahaya harapan yang abadi
Menuju masa depan gemilang, Indonesia Berjaya
Bangkitlah Putra-putri Negeri
Karya: Arif Rahmawan
Lihatlah wajah bangsa Indonesia
akhir-akhir ini seperti tercabik-cabik
oleh egoisme
kelicikan
disintegrasi
kemiskinan
kejahatan
penyalahgunaan kekuatan politik
dan oleh pemaksaan kehendak sekelompok massa
Semua itu terbaca jelas melalui media massa
atau sosial media
Wahai para pemuda
di pundakmu terpikul beban berat tersebut
yang harus engkau singkirkan
semua persoalan itu harus terselesaikan
Melalui peringatan hari kebangkitan nasional
ini saatnya kita bersama
berdiri berbaris di bawah kibaran bendera merah putih
hanya merah putih
Merah Putih...
Kita harus menghilangkan perbedaan Suku Agama Ras dan Antar Golongan
Demi tercapainya bangsa Indonesia yang melindungi segenap rakyatnya
Sebagaimana tujuan para pendiri bangsa Indonesia
Sepotong Sunyi di Taman Makam Pahlawan
Karya: Siti Isnatun M.
Di sebuah makam
jauh dari kehidupan
yang tersimpan hanyalah kenangan
akan keabadian yang temaram
Sepotong sunyi menepi
di antara nisan-nisan berjejer rapi
seolah jadi teman yang peduli
menyanyikan sepi tanpa henti
Berkalang tanah engkau para kebanggaan
tenggelam bersama keteladanan
betapa tamanmu kini sunyi dan sepi
seakan duniamu telah ikut mati
Taman makammu makin tak terjamah
Perjuanganmu makin terlupa sejarah
Sungguh ironis dan mengunggah
Semua terjadi saat jasamu terasa indah
Nisanmu yang dulu megah
kini tampak mulai layu dan jengah
bagai bunga kamboja berguguran ke tanah
tak terusik oleh deretan kisah
Sepotong sunyi terus menggelayuti
taman makammu...wahai pahlawan negeri
Hati berbisik dengan sepi
akankah kami bisa berbagi
meski hanya kisah yang tak selesai
dari perjalananmu yang telah usai
Kita adalah Pemilik Sah Republik Ini
Karya: Taufik Ismail
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
"Duli Tuanku?"
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Membangun Negeri
Karya: Yongky Yulius
Apakah membangun negeri
Hanya kewajiban para petinggi
Keharusan para menteri
Apakah membangun negeri
Hanya bisa dilakukan
Orang yang bukan uang miliaran
Apakah hanya orang
Yang punya jabatan?
Tidak, tentu tidak,
Ini adalah kewajiban semua
Orang yang dilahirkan di bumi pertiwi
Jengkal tanahnya adalah kewajiban kita tuk lestarikan
Olah dan hasilkan
Tidak mesti dengan kekayaan
Pikiran dan tenaga amat berharga
Hari Kebangkitan ini
Tak lain adalah pengingat
Apa yang telah dipersembahkan untuk bangsa ini
Kebangkitan apa yang kita gaungkan
Ini adalah soal
Kebangkitan sejati
Bukan hanya tradisi
Persembahan terbesar untuk hari ini:
Bukan seremoni, puisi,
Tapi aksi nyata bagi negeri.
Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)