Melihat Sendang Made di Jombang yang Konon Jadi Tempat Pelarian Airlangga

Urban Legend

Melihat Sendang Made di Jombang yang Konon Jadi Tempat Pelarian Airlangga

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Kamis, 02 Mei 2024 15:21 WIB
Sendang Made Cerita Pelarian Raja Airlangga jadi destinasi wisata di Kabupaten Jombang
Sendang Made di Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto)
Jombang -

Sendang Made adalah salah satu destinasi wisata di Jombang. Di balik tempat adem dan asri ini ternyata menyimpan cerita tutur tentang Raja Airlangga. Konon sumber air di Desa Made, Kecamatan Kudu ini menjadi tempat pelarian Raja Airlangga.

Sendang Made sendiri terletak di lereng Gunung Pucangan di wilayah utara Jombang. Jaraknya sekitar 28 Km dari pusat Kota Santri. Untuk mencapai tempat ini, dibutuhkan kurang lebih 54 menit perjalanan menggunakan sepeda motor.

Sumber air yang ditetapkan sebagai situs purbakala ini asri dan sejuk karena banyak pohon besar yang tumbuh di sekitarnya. Terdapat 7 sendang di Sendang Made yang airnya jernih dan segar. 7 sendang itu adalah Drajat, Condong, Kamulyan, Pangilon, Gede, Pomben, dan Payung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di balik ademnya tempat ini terdapat cerita yang melegenda dan diyakini sebagian orang bahwa Raja Airlangga, pendiri Kerajaan Kahuripan atau Daha atau Panjalu menjadikan Sendang Made sebagai tempat pelarian. Konon, Airlangga pernah bersembunyi selama 3 tahun di Sendang Made.

Sendang Made Cerita Pelarian Raja Airlangga jadi destinasi wisata di Kabupaten JombangSendang Made yang jadi destinasi wisata di Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto)

Juru Pelihara Situs Sendang Made Badri menceritakan Airlangga yang baru berusia 16 tahun menikah dengan Galuh Sekar, putri Dharmawangsa Tguh yang tak lain pamannya sendiri. Dharmawangsa Tguh merupakan penguasa Kerajaan Medang yang berpusat di Watan, sekarang diperkirakan menjadi wilayah Maospati, Magetan.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Airlangga putra pasangan Raja Udayana dan Mahendradatta. Ayahnya menjadi Raja Bedahulu di Gianyar, Bali dari Wangsa Warmadewa. Ibunya putri Raja Sri Makutawangsawardhana, penguasa Kerajaan Medang periode Jatim dari Wangsa Isyana. Makutawangsawardhana merupakan cucu Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang periode Jatim yang berkuasa pada 929-947 masehi.

"Berdasarkan isi Prasasti Pucangan, saat pernikahan Airlangga berlangsung di ibu kota Kerajaan Medang, terjadi pemberontakan Raja Wurawari (berasal dari Lwaram sekarang desa Ngloram, Cepu, Blora) yang bersekutu dengan Sriwijaya. Terjadi peperangan dahsyat, kerajaan Dharmawangsa Tguh dibakar sampai habis, Dharmawangsa meninggal dunia," tutur Badri kepada detikJatim.

Dalam huru hara itu, Raja Airlangga dan istrinya berhasil kabur bersama pembantunya, Mpu Narotama, beberapa dayang atau gadis pelayan istana dan prajurit. Menurut Badri, mereka sempat bersembunyi di beberapa hutan pegunungan. Seperti Wonogiri-Jateng, serta Gunung Wilis, Gunung Maskumambang dan Gunung Klotok di Kediri.

"Di sana tak lama kemudian ia tak nyaman sehingga pindah ke timur sampai di Gunung Pucangan atau Gunung Paguwat. Airlangga berganti nama menjadi Mbah Joyo untuk menyamar sambil mengamen. Di Pucangan Airlangga membuat prasasti ada mata airnya dinamakan sendang Darma, sekarang menjadi Sendang Drajat," terangnya.

Sendang Made Cerita Pelarian Raja Airlangga jadi destinasi wisata di Kabupaten JombangFoto: Enggran Eko Budianto

Badri menjelaskan Airlangga konon tinggal selama 3 tahun di Sendang Made. Pendiri Kerajaan Kahuripan itu bertapa, menimba ilmu dari gurunya, Mbah Jenggot dan menyusun kekuatan di tempat ini. Ia lantas naik tahta pada tahun 1009-1042 masehi.

"Merasa sudah mumpuni, Airlangga mengambil alih kerajaan pamannya dan dijadikan Kerajaan Kahuripan," ungkapnya.

Juru Kunci Sendang Made Supono alias Mbah Pono (61) mempunyai keyakinan serupa. Menurutnya, terdapat 7 petilasan di sumber air ini. Yaitu petilasan penjaga pintu masuk kerajaan Eyang Joyodilengkung, petilasan Airlangga dan istrinya, petilasan prajurit Joko Tungkul, serta petilasan 5 dayang.

"Dayangnya bernama Ayu Sekar Melati, Sengkleh, Kenanga, Gading dan Klebat," tandasnya.




(irb/iwd)


Hide Ads