15+ Contoh Puisi Hari Kartini Singkat Tapi Penuh Makna

15+ Contoh Puisi Hari Kartini Singkat Tapi Penuh Makna

Albert Benjamin Febrian Purba - detikJatim
Sabtu, 20 Apr 2024 14:57 WIB
Sejarah Hari Kartini
Hari Kartini 21 April. Foto: Getty Images/iStockphoto/Natalia Loginova
Surabaya -

Memperingati Hari Kartini 21 April bisa dirayakan dengan membacakan puisi-puisi yang indah. Berikut ini beberapa contoh puisi Hari Kartini yang dapat dijadikan inspirasi. Puisi-puisi Hari Kartini ini memang singkat, tapi tetap penuh makna.

Setiap tahun pada 21 April, masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini untuk menghormati Raden Ajeng (RA) Kartini. Ia adalah pahlawan nasional yang tekun memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan pada abad ke-19.

Pada 2 Mei 1964, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, RA Kartini Djojo Adhiningrat diakui sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia. Pada saat yang sama, Presiden Soekarno menetapkan tanggal lahir Kartini 21 April sebagai Hari Kartini yang masih dirayakan hingga sekarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puisi Hari Kartini

Momen spesial ini bisa dirayakan dengan berbagai cara, salah satunya membaca puisi-puisi yang mengangkat tema perempuan, kesetaraan, pemberdayaan, dan tentang sosok Kartini. Berikut ini beberapa contoh puisi Hari Kartini yang singkat namun penuh makna yang patut diketahui, dikutip dari berbagai sumber.

1. Habis Gelap Terbitlah Terang - Anonim

Itulah pikiranmu
Tanpa batas antara kita dan mereka
Kau menghapus batasan itu
Kau menunjukkannya
Tak ada beda kita dengan mereka

ADVERTISEMENT

Hidup dan matimu demi itu
Kau korbankan jiwa dan ragamu
Menunjukkan bahwa kita bisa
Kau semangat membara

Usaha dan semangatmu tak pernah mati
Meski cacian sering menerjang,
Kau tetap bersemangat Untuk menghancurkan dinding pembatas
Hingga selamanya
Kini, hasil mu telah terasa

Kau menunjukkannya
Kau adalah inspirasi setiap perempuan
Kau adalah inspirasi negeri ini
Kau adalah Ibu kita

Terima kasih dengan jasamu
Yang menuntun kamu
Menjadi orang kuat
Menjadi orang hebat

2. Putri Ksatria - Pauline Angelina

Hujan tiada berhenti
Kabut perlahan menyelimuti
Adat dan budaya berpilih kasih
Hak perempuan pun dibatasi

Tangis membanjir di pipi
Tak ada satu pun peduli
Sekalipun rintihan bertubi-tubi
Para insan berpura-pura tuli

Perempuan dikekang
Perempuan dilarang
Perempuan terbuang
Perempuan terbelakang

Lemah tak berdaya
Melawan pun tak kuasa
Hanya dapat berpasrah
Menerima siksaan jiwa

Dan semua itu kini sirna
Berkat sang putri ksatria
Wahai Kartini yang mulia
Jasamu sungguh tiada tara

Perempuan bebas
Perempuan lepas
Perempuan setara
Perempuan merdeka

Tak ada lagi luka
Tak ada lagi duka
Semua telah sirna
Berkat sang putri ksatria

3. Nostalgia - Aenullael Mukarromah

Tentangmu sang pahlawan nasional, juga tentangku sang pejuang asa

Terlahir di Jepara, kemudian menghembuskan nafas di Rembang Kau sang pelopor kebangkitan perempuan pribumi

Sedangkan aku masih merangkak mengejar mimpi untuk dapat mengabdi pada Negeri

Kau memperjuangkan wanita

Kau bekerja keras

Lalu apa yang terjadi saat ini?

Mari bernostalgia

Tentang sebuah perjalanan

Aku perempuan, namun aku tidaklah sehebat dan sekuat perjuanganmu

Aku perempuan, namun belum dapat mengabdi kepada Negeri Namun, embusan nyanyian motivasimu menjadi pembakar diri untuk tetap berjuang

Habis gelap terbitlah terang

Di manapun bumi dipijak di sanalah langit dijunjung

Perempuan haruslah tetap bekerja keras, kerja cerdas dan berjuang dengan usaha yang keras

Seperti perjuangan ibu kita Kartini yang telah melewati badai dan coba.

4. Perempuan itu Buku - Sio Hutasoit

Apa kau tahu? Jika perempuan itu Buku

Tintanya biru teduh.
Perempuan itu gudangnya ilmu.
Isinya tak hanya asmara candu, namun arti dari tulus
Pengorbanan tanpa keluh

Walau dituntut harus sempurna sungguh, namun...
Perempuan tahun nikmatnya berdiri teguh, tanpa kompromi waktu

Di dalam buku akan kau temukan cerita tentang cinta yang utuh
Walau hidup tak semanis madu, tangis menderu bahkan sakit berdentum.
Tak tak pernah ia tulis bahwa hidup sepahit empedu.

Hanya ada bait tentang nyanyian syukur
Sayangnya, buku itu tak bisa kau beli dengan sekuntum bunga warna ungu.
Tapi tawarlah dengan rindu yang sudah kau pupuk.
Tenang saja, tak perlu ragu...
Karena, dari buku itu akan kau temukan bahwa perempuan adalah pangkal restu

Juga sajak-sajak tentang doa ibu
Yang tiap hari ia tulis dengan tangguh
Perempuan tak pernah layu
Perempuan itu Buku
Perempuan itu aku.

5. Abdimu, Sang Pendobrak Asa - Anggraini Khodihaturrohmah

Runcingnya sebilah bambu
Bukan menjadi prioritasnya dalam berjuang
Pun segerombol mata peluru
Takkan mengalihkan pandangan saat mengemban

Meninggikan derajat, mengabdi tanpa ragu
Agar jauh dari lakon penindasan
Opini masyarakat di masa lalu
Bukan sebagai pembuka rute penuh liku

Tetapi menjadi pemicu
Agar segerombol budak wanita meniru
Gelagat Kartini menebar ilmu
Di atas panggung pantang runtuh
Sabdamu, jenuh tertahan jeruji adab

Problematika kehidupan, berniat singgah bertahan
Kiranya gagal menanggalkan harap
Tetapi tidak untukmu, sosok wanita menawan
Meski tertawan, tetap bergerak namun tiarap

Berantas kebodohan, pulihkan pemahaman
Panutan bagi pemudi millennial
Mengimbuh sejarah, dalam berkas perjuangan wanita belia
Yang menuntut persamaan atas beberapa hal

Bahwa wanita bukan budak, tetapi pendobrak asa
Bahwa wanita menjadi bibit awal
Lahirnya Kartini muda cerdas masa depan, bekal cita-cita kemajuan bangsa

6. Kasih Lembut Ibu Pertiwi - Alif Fia Wiraninda

Kartini...
Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini
Wanita yang tangguh, wanita yang tak pernah merasa takut
Untuk melawan kejinya dunia ini

Lembut kasihmu
Ramah tutur katamu
Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu

Kau adalah wanita terhebat bagiku
Kau adalah ibu dari miliaran wanita di dunia ini
Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini

Demi wanita Indonesia
Juga demi Bangsa Indonesia.
Terima kasih Kartini.

7. Kartiniku Kini - Mochammad Ridwan

Saat pena kau tempelkan secarik kertas
Tersusunlah kata-kata sukam meretas
Membawa perubahan awal sepintas
Hingga kaummu menyambut penuh antusias

Kini wahai Kartiniku
Kaummu seakan melupakanmu
Tersibuk dengan lautan ambigu
Terlupa akan sebuah perilaku

Wahai Kartiniku kini
Tidaklah mentari lupa menanti pagi
Saatnya dirimu membekali literasi
Saatnya dirimu penuh inovasi

Wahai Kartiniku kini
Sudahkan dirimu menyelami diri
Mencari dimana peradaban nanti
Mengikuti aliran tsunami teknologi

Sepatah tulisan membawa pesan
Sebarisan kalimat membuyarkan angan
Sebait paragraf merubah peradaban
Majulah Kartiniku kini tuk kemajuan zaman

8. Perjuangan - Athatia

Berselimut keberanian
Dengan semangat berkobaran
Berjuang demi kesetaraan
Martabat seluruh perempuan

Wahai Kartini
Kau getarkan sanubari
Dengan perjuangan membela wanita pertiwi
Tak sekalipun mengenal kata berhenti Sebelum cahaya menghiasi hari

Wahai Kartini
Jasamu sungguh sangat berarti
Takkan pernah terganti
Selalu teringat dalam memori

9. Mengenang Perjuangan di Hari Kartini - Lusy

Hari itu telah berlalu ibu
Tapi perjuanganmu masih berlaku
Sungguh agung perjalananmu
Sebagai wanita aku menangis bahagia akan itu
Perjuanganmu bukan hanya untuk dikenang
Generasi mulai tumbuh hingga tak terbilang
Banyak lahir Raden Aeng Kartini lanjutkan perjuangan hingga jasad menghilang

Aku yakin habis gelap terbitlah terang
Kartini-kartini muda bahagia
Meneruskan perjuangan untuk jiwa dan raga
Terima kasih Ibu Kartini
Kami hanya mampu mengucapkan Selamat hari Kartini

Bagiku engkaulah Ibu kita
Pejuang emansipasi wanita
Ide-ide kini lahir dari nasionalisme kartini muda
Bukan hanya sekadar kata-kata

10. Kartini Pengejar Mimpi - Afif Maulana

Kartini-Kartini pengejar mimpi
Menyusuri bukit penuh duri
Memikul mimpi yang terangkai suci
Semangatnya membelah langit dan bumi
Menggoreskan pena di dalam hati

Kartini-Kartini pengejar mimpi
Terbangkan nama ibu pertiwi
Melangkah kaki di atas lautan api
Tak gentar walau musuh menghalangi
Melangkah kaki dalam kesunyian diri

Kartini yang senantiasa mengejar mimpi
Takkan lupa akan janji suci nan abadi
Senantiasa menari sepanjang khatulistiwa
Senantiasa mengukir seluas samudera
Senantiasa bersimpuh dalam doa

Kartini-Kartini pengejar mimpi
Ciptakan sejarah sepanjang masa
Tiupkan seruling syahdu irama
Sinarkan lentera terangi cakrawala
Berjuang dalam sepenuh nyawa

Kartini-Kartini pengejar mimpi
Engkaulah wajah-wajah ibu pertiwi.

11. Puisi RA Kartini - Anonim

Namamu abadi di tangan masa
Atas jasa dan impian serta asa
Membawa kaum hawa pada kemerdekaan
Itulah engkau wahai sang putri bangsa

Tak peduli jiwa yang rapuh
Tetap mengayuh tanpa mengaduh
Hingga kehendak menjadi cita
Agar perempuan tetap menjadi manusia

Qodrat tetaplah kodrat
Namun jiwa tak bisa dikekang
Begitulah cinta di balik karya tuhan
Takkan berhenti maju meski terus berperang

Kau adalah pahlawan bangsa
Yang percaya pada kekuatan Tuhan
Habis Gelap Terbitlah Terang
Takkan tenggelam sebuah harapan

12. Literasi Ubah Negeri - Khanipan

Dulu kau diam diri di rumah
Namun kini menduduki berbagai ranah
Kau perjuangkan emansipasi
Majukan bangsa dengan budaya literasi

Kau tuntun mereka yang buta aksara
Ajari mereka bagaimana membaca
Bukan untuk kesombongan
Namun demi kemajuan peradaban

Berawal dari
Ini Bapak Budi
Ini Ibu Budi
Suaramu terdengar lirih
Namun mampu mengubah negeri

Dengan literasi kau paparkan tujuan diri
Berbakti kepada negeri
Mengharumkan nama pertiwi
Untuk kejayaan kini dan nanti

Bekali negeri dengan literasi
Untuk bersaing di globalisasi
Semua berkat emansipasi
Yang kau perjuangkan dari dulu hingga kini

13. Bagimu Srikandi - RA Kartini

Tanah jawa sang tanah para pujangga
Tak lekang mengais kata
Untuk sang Srikandi Pejuang Wanita
Untuk Sang Kartini Pahlawan Bangsa

Tabir kecantikan menghiasi wajah
Menghela cinta di balik pasrah
Perempuan kau jadikan anugerah
Bukan sebagai alat segala nafsu

Wahai Srikandi,
Kau berjuang dari balik keayuan
Menuang keanggunan diantara impian
Untuk kebebasan, untuk kesetaraan

14. Perjuangan Ibu Kartini - Bunda Nuni

Dulu ibu Kartini sama seperti wanita lain
Terkekang, terikat, mempunyai derajat rendah
Seperti dalam jeruji besi dengan keterpurukan itu
Ibu Kartini berupaya mengubah derajat wanita lebih baik

Kau buat wanita sejajar derajatnya
Kau buat wanita bebas menyuarakan pendapat
Berkat ibu Kartini wanita bebas bekerja,
Bebas menginspirasikan pendapat

Perjuangan dirimu
Memang tak sia-sia
Sekarang wanita sudah sama derajatnya seperti laki-laki
Sekarang wanita dihargai dan dipuji
Terima kasih ibu Kartini
Terima kasih atas perjuangan dirimu
Sekarang wanita merdeka!

15. Emansipasi Wanita Indonesia - Anonim

Raden Ajeng Kartini
Kau lahir pada masa penjajahan
tumbuh menjadi sosok perempuan yang elok
berparas nan cantik dan berakal budi yang baik

Akal budimu menjelajah dunia
Membawa dunia di tangan hawa
Agar sejajar diantara kaum Adam
Kau perjuangkan martabat kaum hawa

Untuk perempuan yang terkungkung
Terkekang oleh jiwa jiwa yang terpenjara
Kau bebaskan mereka dengan pengetahuanmu
Kau bela selalu kaum hawa

16. Putri Bangsa - Anonim

Jiwa yang diadiluhungkan Tuhan
Seorang putri yang muncul dari suatu pandangan
Menantang adat demi kemajuan
Engkaulah putri bangsa

Ibu kita Kartini
Ibu yang menumbuhkan kesetaraan
Ibu yang berjuang tentang kesamaan
Tak mau dilihat lemah
Ibu kita bercita kemandirian

Ibu Kita Kartini
Ibu yang berbudi menata kehidupan
Menjalani masa dengan impian dan cita
Supaya putri bangsa tidak cuma penghias
Tak cuma pemandangan
Namun juga,
Pejuang perubahan bangsa

17. Terima Kasih Pahlawanku - Anonim

Raden Ajeng Kartini
Nama dengan seribu keharuman
Nama dengan seribu kebanggaan
Nama dengan seribu keindahan

Sosok wanita tangguh nan pemberani
Melawan ganasnya keadilan
Dengan penuh tekad
Ia berjuang
Demi para wanita bangsa

Bagaikan dewi bagi para wanita
Bagaikan ibu peri yang menunjukkan kekuatannya
Bagaikan pelita di tengah gelapnya malam

Sosokmu yang pantang menyerah
Membawa kami, para wanita
Menjadi lebih dihargai
Menjadi lebih istimewa

Raden Ajeng Kartini
Beribu rasa terima kasih tidak cukup
Untuk kusampaikan padamu

Jasamu yang tak terhitung betapa berharganya
Bagi kita, para wanita
Karenamu, kita dapat berdiri di posisi sekarang
Posisi yang lebih tinggi sebelumnya

Atas dirimu, kami belajar
Bahwa para wanita bukan kaum lemah
Bukan kaum yang bisa diinjak-injak semai mereka
Kita, para wanita
Adalah kaum yang berani

Untaian doa dan terima kasih kukirim padamu
Pahlawanku...
Senang sekali bisa mengetahuimu
Bangga sekali dengan perjuanganmu

Kita, para Kartini muda
Akan melanjutkan perjuanganmu
Di masa kita
Terima kasih pahlawanku

Itulah kumpulan puisi untuk merayakan Hari Kartini yang singkat tapi penuh makna. Harapannya, melalui puisi-puisi ini, seluruh perempuan di Indonesia memiliki semangat perjuangan yang sama dengan Ibu Kartini, semoga bermanfaat ya!

Artikel ini ditulis oleh Albert Benjamin Febrian Purba, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads