Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini untuk mengenang sosok Raden Ajeng Kartini. dIAmerupakan pahlawan nasional yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan pada abad ke-19.
Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat dinyatakan sebagai pahlawan kemerdekaan Indonesia melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964. Pada saat yang sama, Presiden Soekarno menetapkan tanggal lahir Kartini, yaitu 21 April, sebagai Hari Kartini yang masih diperingati hingga sekarang.
Sepanjang hidupnya, Kartini aktif mengirim surat kepada teman-temannya di Belanda. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak wanita, mendorong mereka untuk gigih mengejar impian dan aspirasi mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
30 Kata-kata Inspiratif Hari Kartini
Berikut kutipan kata-kata inspiratif dari RA Kartini untuk menyemangati para perempuan Indonesia yang detikJatim rangkum dari berbagai sumber:
1. Perempuan adalah pembawa peradaban
2. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri
3. Janganlah kami coba dengan paksa mengubah adat kebiasaan negeri kami ini; bangsa kami yang masih seperti anak-anak itu, akan mendapat yang dikehendakinya, yang mengkilap bercemerlangan. Kemerdekaan perempuan tak boleh tidak akan datang juga; pasti akan datang jua, hanyalah tiada dapat dipercepat datangnya (Surat kepada Nyonya van Kol, 1 Agustus 1903)
4. Tahukah engkau semboyanku? 'Aku mau' Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tiada dapat' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau' membuat kita mudah mendaki puncak gunung
5 Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya
6. Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti
7. Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkan secara jelas kepada murid-murid
8. Kami di sini memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama
9. Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita seutuhnya
10. Jangan biarkan kegelapan kembali datang, jangan biarkan kaum wanita kembali diperlakukan semena-mena
11. Bila golongan atas sudah berpendidikan, maka pendidikan seluruh bangsa hanya soal waktu saja
12. Untuk sementara didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: dari sinilah peradaban bangsa harus dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di antaranya bangsanya
13. Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan didik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan. Karena inilah yang akan membawa bahagia baginya
14. Dan biarkan saya tiada beruntung sampai ke ujung jalan itu, meskipun patah di tengah jalan, saya akan amati dengan rasa berbahagia, karena jalannya sudah terbuka dan saya ada turut membantu mengadakan jalan yang menuju ke tempat perempuan bumiputra merdeka dan berdiri sendiri
15. Ia tidak wajib patuh kepada siapapun, siapapun juga, kecuali terhadap suara batinnya, hatinya
16. Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam
17. Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya. Kamulah yang membiarkannya datang
18. Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam
19. Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang
20. Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kita berjabatan tangan dan bersama-sama mengubah keadaan yang membuat derita ini
21. Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu
22. Karena ada bunga mati, maka banyak banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan-angan muda mati, kadang-kadang timbullah angan-angan lain yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah
23. Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang kita cintai
24. Tetapi sekarang ini, kami tiada mencari penglipur hati pada manusia. Kami berpegangan teguh-teguh pada tangan-Nya. Maka hari gelap gulita pun menjadi terang, dan angin ribut pun menjadi sepoi-sepoi
25. Tak peduli seberapa keras kamu mencoba, kamu tak akan pernah bisa menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang berharga di mata seseorang, tak ada alasan baginya untuk mencari seseorang yang lebih baik
26. Saat suatu hubungan berakhir bukan, bukan berarti orang berhenti saling mencintai. Mereka hanya berhenti saling menyakiti
27. Hidup adalah perjuangan. Setiap detik, setiap waktu, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, dan setiap tahun ada tantangannya sendiri-sendiri
28. Percayalah pada dirimu sendiri, karena jika kamu tidak melakukannya, maka siapa lagi yang akan percaya padamu?
29. Kita tidak boleh menunggu kesempatan datang kepada kita. Kita harus menciptakannya sendiri
30. Tidak ada yang tidak mungkin untuk seorang wanita yang berani bermimpi dan bekerja keras
Semangat Kartini terus menyala dalam pesan-pesan inspiratifnya, mendorong perempuan untuk mengejar impian mereka dengan gigih dan percaya pada potensi diri. Semoga bermanfaat dan selamat memperingati Hari Kartini, detikers!
Artikel ini ditulis oleh Albert Benjamin Febrian Purba, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(hil/fat)