Di Pasuruan ada masjid tua bernama Masjid Jamik Baitul Atiq. Masjid ini sering disebut masjid tiban karena saking tuanya. Masjid yang ada di Dusun Serambi, Desa Winongan Kidul, Winongan, Pasuruan ini diyakini berusia 216 tahun.
Abdul Rochim (68), takmir masjid mengatakan masjid dengan ornamen mayoritas berwarna hijau tersebut saat ini sudah direnovasi total. Namun sejumlah bukti menunjukkan bahwa masjid itu sudah eksis ratusan tahun. Dan bukti itu masih disimpan dan dirawat dengan baik.
"Ada kendi atau gentong, mimbar tempat khotib khotbah dan ukiran kaligrafi dari kayu," ujar Rochim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rochim mengatakan periode pembangunan mengacu pada kaligrafi di atas tempat imam. Di tempat itu, terdapat tulisan masjid dibangun pada tahun 1216 Hijriah, atau 216 tahun silam.
![]() |
"Mungkin sebelum ukiran itu dibuat sudah ada masjid ini menurut saya itu renovasi pertama," kata Rochim.
Di areal masjid ini terdapat makam Habib Sholeh Semendi. Keberadaan makam ulama penyebar Islam ini tidak bisa dipisahkan dengan masjid. Adanya makam aulia ini semakin mengukuhkan tuanya usia masjid.
"Kenapa seperti itu, karena Mbah Semendi ini kan ulama penyebar Islam, maka otomatis membangun masjid. Bangunnya di mana ya di masjid ini, karena di Winongan masjid pertama itu ya Masjid Jamik ini," jelas Rochim.
Menurut Rochim, berdasarkan sumber turun-temurun, awalnya masjid dibangun dengan ukuran 18 X 25 meter. Namun saat ini ukuran luasnya telah mencapai 25 X 25 meter karena mengalami renovasi beberapa kali.
"Bayangkan saja, seluruh warga di desa yang berasal di Kecamatan Winongan dulu kalau Jumatan semuanya ke sini," tutur Rochim.
![]() |
Terkait gentong atau kendi yang ada di masjid ini disebutkan Rochim merupakan kubah pertama di masjid tersebut. Saat renovasi, gentong tersebut berada bagian paling atas masjid.
"Dulu kendi ini dipasang di atas kubah masjid," tandas Rochim.
Di gentong tersebut terdapat tulisan berhuruf China. Tulisan di gentong itu diyakini warga peninggalan zaman Dinasti Qing yang berkuasa di China pada tahun 1636 hingga 1911.
"Berdasarkan penelusuran anak-anak Remas (remaja masjid) yang bertanya ke orang-orang China serta beberapa sumber, gentong dari dinasti Qing," tandas Rochim.
(abq/iwd)