Warga Sidoarjo Berebut Tumpeng Tempe Raksasa Tradisi Jelang Ramadan

Warga Sidoarjo Berebut Tumpeng Tempe Raksasa Tradisi Jelang Ramadan

Suparno - detikJatim
Minggu, 03 Mar 2024 15:04 WIB
Warga Sidoarjo Gelar Ritual Ruwat Desa, Buat Tumpeng Raksasa Dari Tempe
Warga berebut tumpeng tempe raksasa (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Jelang ramadan warga Desa Sedengan Mijen, Kecamatan Krian, Sidoarjo, menggelar ritual ruwat desa. Mereka membuat tumpeng raksasa setinggi 12 meter terbuat dari tempe.

Pantauan detikJatim di lokasi ritual ruwat desa di depan Balai Desa Sedengan Mijen, bahwa tumpeng raksasa setinggi 12 meter itu terbuat dari tempe. Setelah pihak panitia ritual membacakan doa, tumpeng raksasa tersebut menjadi rebutan warga yang hadir.

Kades Sedengan Mijen Muhammad Hasanuddin mengatakan ritual ini dilakukan rutin setiap tahun. Ruwat desa ini dirayakan selama empat hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ritual ruwat desa ini dilaksanakan rutin tiap tahun tahun menjelang bulan suci Ramadhan. Dengan menggelar tumpeng raksasa yang terbuat dari tempe," kata Hasanuddin di lokasi ruwatan, Minggu (3/3/2024).

"Tumpeng raksasa setinggi 12 meter yang terbuat dari tempe itu, dibuat warga Desa Sedengan Mijen sendiri. Dengan harapan warga yang mayoritas perajin tempe ini, mendapatkan barokah dan rezeki yang melimpah," imbuh Hasanuddin.

ADVERTISEMENT

Hasanuddin menjelaskan, pembuatan tumpeng raksasa dari tempe ini terinspirasi dari ada tumpeng raksasa dari durian. Karena warga mayoritas perajin tempe, mereka sepakat membuat tumpeng raksasa dari tempe.

"Tumpeng raksasa dari tempe setinggi 12 meter ini membutuhkan kedelai 75 kwintal. Semoga tumpeng raksasa yang terbuat dari tempe ini menjadi ikon Kabupaten Sidoarjo," jelas Hasanuddin.

Warga Sidoarjo Gelar Ritual Ruwat Desa, Buat Tumpeng Raksasa Dari TempeRitual Ruwat Desa dengan Tumpeng Tempe Raksasa/ Foto: Suparno

Tempe dalam tumpeng raksasa tersebut murni dari murni dibuat para pengrajin tempe. Mereka bersedekah ke leluhurnya dengan harapan agar mendapat keberkahan.

"Warga membuat kerangka dari bambu membutuhkan waktu sampai 3 hari. Sedangkan membuat kerangka tumpeng dari besi untuk menempelkan tempe-tempe tersebut hanya butuh waktu tidak ada 24 jam," tandasnya.

Santosa (29), salah satu warga mengaku sangat terhibur melihat langsung ritual ruwat desa dengan rebutan tempat. Kegiatan ini rutin dilakukan pemerintah Desa Sedengan Mijen.

"Seneng banget ramai-ramai rebutan tempe yang dilempar dari atas, meski hasilnya tempe remuk seperti ini kami tetap senang," tambah Santosa.

Hal senada diungkap Tutik Wahyuni (41). Dia mengaku sejak pagi sudah datang di Balai Desa Sedengan Mijen untuk ikut rebutan tempe.

"Merasa terhibur meski tidak mendapat tempe, kami sekeluarga bangga dengan ritual ruwat desi ini, semoga kegiatan ini menjadi ikon tersendiri dari Desa Sendengan Mijen," kata Tutik.




(abq/fat)


Hide Ads