Review The Holdovers: Kehangatan di Tengah Dinginnya Salju Liburan Natal

Review The Holdovers: Kehangatan di Tengah Dinginnya Salju Liburan Natal

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Selasa, 27 Feb 2024 14:51 WIB
Cuplikan adegan dalam film The Holdovers (2023).
The Holdovers (Foto: Dok. Focus Features)
Surabaya -

Kebahagiaan terkadang datang tanpa diduga dan muncul dari sebuah situasi yang tidak diinginkan. Bila itu yang terjadi, hadapi dan terima saja sebagai suatu anugerah.

Sebuah sekolah asrama khusus laki-laki di New England di tahun 1970 mempunyai tradisi liburan menjelang natal hingga tahun baru. Di momen itu semua siswa bisa pulang ke rumah masing-masing untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan natal serta tahun baru.

Salah satu siswa, Angus Tully (Dominic Sessa) telah menyiapkan kopernya untuk berkemas pulang. Namun sebuah telepon dari ibunya membuyarkan impiannya untuk mudik sehingga ia terpaksa harus tetap tinggal di asrama sepanjang natal dan tahun baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, seorang guru bernama Paul Hunham (Paul Giamatti) mendapat tugas menggantikan rekannya untuk menjaga asrama selama ditinggal penghuninya. Itu berarti ia juga harus bertanggung jawab terhadap orang-orang yang tinggal di asrama selama natal. Tugas yang bagi semua guru adalah neraka. Tapi bagi Paul, tugas ini merupakan sebuah kesenangan.

Cuplikan adegan dalam film The Holdovers (2023).Guru Paul dan Angus Tully (Foto: Dok. Focus Features)

Paul merupakan guru killer. Selain dibenci oleh murid-muridnya, ia juga tidak disukai oleh rekan-rekannya karena keidealisannya. Paul yang mengajar sejarah adalah tipe guru yang lurus, extrovert, dan senang dengan kesendirian serta rutinitas membosankan.

ADVERTISEMENT

Jadilah Tully dan Paul harus tinggal bersama di asrama. Selain mereka, juga ada Mary Lamb (Da'Vine Joy Randolph), kepala kantin sekolah yang juga stay di asrama. Mereka bertiga pun akhirnya menjalani kehidupan dengan segala drama dan konflik yang terjadi.

The Holdovers yang ditukangi Alexander Payne merupakan drama yang begitu hangat. Jika melihat karya Payne yang lain seperti The Descendant atau Nebraska, kita akan tahu betapa Payne begitu lihai mengkombinasikan dengan apik hubungan antarmanusia, apapun itu jenis hubungannya.

Di The Descendants, Payne membuat hubungan yang begitu manusiawi dan hangat antara tuan tanah kaya dan anak-anaknya setelah kematian tragis sang istri. Sementara di Nebraska, Payne membawa hubungan renggang antara ayah dan anak menjadi terkoneksi dalam hitam putihnya sebuah perjalanan panjang.

Di The Holdovers, Payne menyajikan hubungan unik antara guru dan murid lalu mengkonflikkan hubungan itu sendiri menjadi suguhan hangat dan menyentuh di tengah dinginnya salju natal.

Memang The Holdovers bukan sebuah drama yang berat, namun Payne membuatnya tetap berkualitas dan ia menyajikan filmnya untuk selalu enak ditonton. Payne tak pernah gagal menghidupkan setiap karakter yang ada. Ia memaksimalkannya menjadi persona unik yang mengisi nyawa The Holdovers. Kita tidak bisa tidak cinta dengan setiap karakter yang ada di sini.

Cuplikan adegan dalam film The Holdovers (2023).Akting kuat mereka bertiga membuat The Holdovers menjadi hangat (Foto: Dok. Focus Features)

Berbicara mengenai pelakon, memang Paul Giamati adalah bintangnya. Mirip dengan Robert Downey Jr, Giamati adalah aktor yang memberikan penampilan hampir sama di setiap film, tetapi hampir sama itu tetap enak dinikmati untuk setiap film yang ia bintangi, termasuk The Holdovers.

Tak perlu ditanya bagaimana Giamati menjelma menjadi guru killer dan tiba-tiba saja menjadi begitu romantis yang dengan mata julingnya begitu luruh dengan keadaan yang menyadarkannya apa arti kehidupan. Kehidupan yang dulu membuatnya rapuh sekaligus menguatkannya dengan cara ia sendiri.

Penampilan Giamati menjadi sempurna berkat permainan solid Sessa dan Randolph. Murid dan kepala kantin ini melengkapi the Holdovers dengan cara mereka sendiri. Sessa dengan karakter murid nakal tapi pintar yang enggan dikirim ke sekolah milter serta Randolph yang selalu merasa sendiri dan berduka dengan kematian anaknya.

Pada akhirnya The Holdovers adalah sajian unik retro yang benar-benar klasik dan menarik, poster filmnya saja retro banget. Melihat The Holdovers, kita serasa melihat film yang seakan disyuting di tahun 70 an karena sisi teknisnya yang memungkinkan. Di antara nominasi film Oscar yang bertema berat, the Holdovers menyeruak dengan tema ringannya yang tak bisa dianggap remeh.

The Holdovers, sajian yang begitu hangat dan bersahabat di tengah dinginnya salju Natal




(sun/iwd)


Hide Ads