Review Land of Bad: Mata Langit di Balik Misi Heroik Prajurit

Review Land of Bad: Mata Langit di Balik Misi Heroik Prajurit

Imam Wahyudiyanta - detikJatim
Senin, 26 Feb 2024 10:50 WIB
Cuplikan adegan dalam film Land of Bad.
Cuplikan adegan dalam film Land of Bad/Foto: Dok. Ist
Surabaya -

Perang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi Hollywood untuk disajikan di atas layar. Hollywood sendiri telah banyak menelurkan film perang dalam berbagai jenis genre, mulai dari yang berkualitas hingga B movie.

Dan film perang terbaru yang industri film Amerika sajikan ini adalah Land of Bad. Apakah film besutan William Eubank ini layak untuk dinikmati?

Di antara kebingungannya memilih sereal, JJ 'Playboy' Kinney (Liam Hemsworth) diperintahkan untuk segera bersiap menghadapi tugas. Ya, tugas lapangan ini baru pertama kalinya dihadapi Kinney.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejatinya Kinney adalah prajurit Joint Terminal Attack Controller (JTAC) yang duduk di balik meja dan berspesialisasi dalam komunikasi. Tugas Kinney adalah mendampingi 3 prajurit lain melakukan penyelamatan seorang aset di sebuah negara Asia yang dalam film ini disebut di Filipina.

Tiga prajurit itu adalah Sersan Abell (Luke Hemsworth), Sersan Bishop (Ricky Whittle), dan Sersan Kepala John 'Sugar' Sweet (Milo Ventimiglia).

ADVERTISEMENT

Kinney merupakan prajurit penghubung antara lapangan dan markas komando drone yang di-handle oleh Kapten Eddie Grimm 'Reaper' (Russel Crowe) dan Sersan Nia Branson (Chika Ikogwe). Pengamatan 4 prajurit itu di lapangan dipandu oleh mata drone dari angkasa.

Upaya penyelamatan yang awalnya terencana itu berubah menjadi tak terbayangkan karena ada pihak lain yang tiba-tiba masuk. Mereka diserang dan Kinney harus berusaha bertahan dengan bantuan dari mata drone Reaper.

Dapatkah Kinney dan tiga prajurit lainnya bertahan?

Secara teknis, Land of Bad menyajikan permainan perang yang apik. Sinematografinya enak dilihat di antara desingan peluru yang menghempas udara. Battle ground yang menjadi arena pertempuran perang juga juga terasa pas berupa hutan belantara Filipina (sebenarnya syuting dilakukan di Australia).

Sementara di udara, drone yang 'diawaki' Russel Crowe menjadi mata elang yang mampu disajikan Eubank secara riil. Pun begitu ketegangan di lapangan juga menjalar menegangkan di markas komando di balik kursi kontrol di Las Vegas.

Sayangnya Land of Bad terasa medioker secara naskah. Tentara datang melakukan penyelamatan dengan back up dari udara. Bukan sebuah naskah yang benar-benar baru. Land of Bad terasa seperti perpaduan antara Lone Survivor dengan Eagle Eye dan sedikit percikan Behind Enemy Lines.

Orang lebih banyak kenal Liam Hemsworth sebagai aktor yang berperan sebagai Gale Hawthorne di saga The Hunger Games. Selebihnya ia berada di bawah bayang-bayang sang kakak, Chris Hemsworth, yang lebih famous.

Land of Bad adalah pembuktian Liam bahwa ia bisa menjadi peran utama dalam film yang berpotensi mengangkat namanya. Dan penampilan Liam di sini tak jelek-jelek amat. Ia bisa menjadi prajurit newby yang kadang kikuk saat bertugas pertama kalinya dalam sebuah misi. Namun Liam juga membuktikan karakternya yang kuat sebagai prajurit pejuang.

Penampilan Liam memang tak buruk, namun ia harus berbagi kharisma dengan Russel Crowe yang di sini hanya berperan sebagai aktor pendukung. Dan sedikit di atas Liam, penampilan Crowe tetap lebih unggul meski ia hanya berada di balik kursi kontrolnya.

Sebagai aktor watak, Crowe seperti biasanya tampil solid. Hanya bermodalkan suara dan mimik saja, ia bisa menghidupkan suasana. Crowe yang belum bisa menurunkan berat badannya ini mengisi Land of Bad dengan caranya sendiri. And it works. Land of Bad menjadi lebih hidup dan segar dengan penampilan aktor asal Australia ini.




(sun/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads