Setiap menjelang bulan Ramadan, nelayan Sidoarjo menggelar ritual nyadran ke makam Dewi Sekardadu. Tradisi leluhur ini dilakukan warga Desa Balongdowo, Kecamatan Candi untuk memohon keselamatan dan hasil tangkapan melimpah saat melaut.
Ritual nyadran dilakukan di akhir bulan Ruwah, diawali dengan arak-arakan perahu yang membawa tumpeng. Warga desa yang didominasi ibu-ibu membawa tumpeng untuk dihantarkan ke makam Dewi Sekardadu.
Pantauan detikJatim di sungai Desa Balongdowo, sebelum ritual nyadran ke Dewi Sekardadu, warga melakukan arak-arakan tumpeng raksasa dari hasil bumi. Sesampainya di tempat pemberangkatan, nyadran tumpeng menjadi ributan ibu-ibu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 99 Warisan Budaya Tak Benda Jawa Timur |
Kepala Desa Balongdowo Amiril Mukminin mengatakan kegiatan ritual nyadran ke makam Dewi Sekardadu dilakukan setiap akhir bulan Ruwah. Harapannya, diberikan keselamatan saat melaut.
"Ritual nyadran ini dilakukan rutin setiap tahun di akhir bulan Ruwah, dengan harapan warga desa yang mata pencahariannya mencari kupang mendapatkan hasil melimpah," kata Amiril di lokasi, Minggu (25/2/2024).
Amiril menjelaskan sesampainya di makam Dewi Sekardadu, warga Desa Balongdowo menggelar istigasah dilanjutkan doa bersama, dengan harapan para nelayan diberikan keselamatan saat melaut mencari kupang.
"Nyadran ini sebagai bentuk melestarikan uri-uri budaya warisan leluhur. Jangan sampai warisan leluhur ini mati suri," jelas Amiril.
Sementara itu, Agus Setiawan (31) warga Desa Balongdowo mengaku dirinya bersama teman-teman ikut memeriahkan uri-uri warisan leluhur yang melakukan nyadran ke makam Dewi Sekardadu.
"Kami dari kalangan muda memeriahkan uri-uri ritual nyadran ke makam tersebut. Setiap tahunnya tampil dengan membawa sound system yang didatangkan dari Kediri," kata Agus.
Agus rela menghabiskan uang Rp 30 juta untuk menyewa perahu dan perlengkapan sound system yang didatangkan dari luar kota. Namun, uang tersebut dari beberapa kumpulan anak muda yang mengikuti kegiatan ritual tersebut.
"Anak muda yang ikut di dalam perahu itu sebanyak 20 anak. Biaya menyewa perahu dan sound system itu ditanggung bersama. Memang pada saat acara ritual nyadran di Dewi Sekardadu ini, warga desa adu gensi menampilkan perangkat sound system paling istimewa. Mesti tidak dinilai, namun kami hanya adu gengsi untuk mencari sensasi," terangnya.
Kapolsek Candi Kompol Eka Anggriana mengatakan pihaknya mengerahkan semua anggota Polsek Candi dan dibantu anggota TNI untuk mengamankan kegiatan ritual nyadran ke makam Dewi Sekardadu.
"Semua anggota dan dibantu anggota TNI dikerahkan untuk mengamankan kegiatan tersebut. Alhamdulillah berjalan dengan aman dan kondusif," tandas Eka.
(irb/iwd)