Muncul Spanduk 'Pilpres Satu Putaran Wae' di Surabaya, Siapa yang Pasang?

Muncul Spanduk 'Pilpres Satu Putaran Wae' di Surabaya, Siapa yang Pasang?

Faiq Azmi - detikJatim
Sabtu, 10 Feb 2024 23:00 WIB
spanduk pilpres satu putaran
Salah satu spanduk pilpres satu putaran yang terpasang (Foto: Faiq Azmi)
Surabaya -

Sejumlah spanduk bertuliskan 'Pilpres Satu Putaran Wae. Mohon Ampun Kami Capek Ribut. Hemat 17 Triliun' bermunculan di Kota Surabaya. Sejumlah titik spanduk berada di wilayah Sukomanunggal, Tandes, hingga Dukuh Pakis.

Hargianto, salah satu pemasang mengaku puluhan spanduk itu dipasang dengan sengaja oleh dirinya dan kawan-kawannya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan keributan di masyarakat akibat adanya Pilpres 2024.

"Setiap Pemilu selalu ribut. Menang kalah, ujungnya nanti ada gugatan di MK," kata Hargianto kepada detikJatim, Sabtu (10/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hargianto berharap Pemilu cepat selesai atau satu putaran. Alasannya, selain mengurangi keributan antar masyarakat pendukung, juga mengurangi anggaran yang dikeluarkan.

"Trilliun itu nggak sedikit. Coba kalau anggaran itu untuk kebutuhan masyarakat, tentu lebih berfaedah,' ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Saat ditanya siapa yang akan dicoblos, Hargianto memilih simpel.

"Ya, yang saya coblos yang hasil surveinya tinggi. Biar cepat selesai keributan ini," tegasnya.

Sementara pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya Fahrul Muzaki mengatakan ada tiga poin yang bisa dipetik dari beredarnya spanduk tersebut. Bahkan sebelumnya ia juga memprediksi akan ada munculnya spanduk semacam itu.

"Saya tidak kaget. Fenomena satu putaran bakalan muncul. Bukan semata mata pertimbangan mendukung siapa ya. Melainkan lebih pada pertimbangan lain. Ada 3 hal saya melihatnya," ujar Fahrul saat dikonfirmasi.

Yang pertama adalah, pertimbangan anggaran negara maupun kontestan itu tidak sedikit. Yang kedua adalah secara psikologis maupun secara fisik. Dimana energi yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pemilu sangat besar sekali, sehingga masyarakat sudah mulai lelah.

"Yang ditemui di media konvensional televisi radio dan online, koran termasuk medsos itu isinya berantem terus. Saling menghina, saling mengejek, itu secara sosial membuat kehidupannya jadi tidak nyaman," ujarnya.

Kemudian, masih kata Fahrul, sebentar lagi memasuki bulan Ramadan, tentu menjadi pertimbangan. Masyarakat pasti berharap bisa melewati Ramadan dengan suasana tenang dan nyaman. Artinya, siapa pun yang nanti jadi pemenang yang penting satu putaran agar tidak ada kegaduhan lagi, tidak peduli siapa pemenangnya.

"Yang ketiga adalah pembangunan. Kalau sampai dua putaran, maka selama dalam setahun, hanya diisi oleh kegiatan pemilu. Sebab sekarang juga sudah menunggu Pilkada. Kalau Pilpres belum selesai juga, maka kesempatan untuk pembangunan juga terlambat," sambungnya.

Namun, Fahrul tidak menampik jika poster tersebut ada pendapat lain dari masyakarakat.

"Bisa saja ada masyarakat ada yang berpendapat lain, mungkin itu mengarah pada paslon tertentu," tutupnya.




(faa/iwd)


Hide Ads