Kelenteng Kwan Im Tong di Kota Batu ternyata memiliki patung Dewi Kwan Im berusia ratusan tahun. Patung itu diketahui didatangkan langsung dari Tionghoa.
Ketua Pengurus Kelenteng Kwan Im Tong mengatakan patung Dewi Kwan Im yang berusia 100 tahun lebih itu mulanya adalah milik seorang Tionghoa bernama Tjoa Tjawan Djie.
Tjoa Tjawan Djie tinggal di Indonesia pada saat pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1930. Tepatnya dia tinggal di Desa Pesanggrahan, Kota Batu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu Tjoa Tjawan Djie memiliki tempat pemujaan di rumahnya karena dia merupakan pengikut dari YM Dewi Kwan Im. Seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang datang ke rumah Tjoa Tjawan Djie untuk beribadah.
Dari situ, Tjoa Tjawan Djie memutuskan membangun kelenteng sekitar 1960-an di sebelah selatan Gor Ganesha. Setelah itu kelenteng tersebut semakin ramai sehingga Tjoa Tjawan Djie membukanya untuk umum.
"Pada saat pemerintahan RI, kelenteng dipindah lokasinya ke Jalan Gajah Mada ini. Karena tempat pertama kelenteng waktu itu digunakan sebagai kantor pendapatan pasar batu," ujarnya kepada detikJatim, Rabu (7/2/2024).
Patung dewi Kwan Im yang berukuran 30 cm dibawa dari Tiongkok itu pun diletakkan di altar utama yang berada di dalam Kelenteng Kwan Im Tong.
"Memang patung dewa atau dewi yang pertama kali ada di setiap kelenteng itu bermacam-macam. Seperti di sini Dewi Kwan Im, terus kalau di Kelenteng Kota Malang itu Dewa Bumi dan banyak lagi," terang Handy.
Masing-masing dewa itu selalu diiringi dengan kepercayaan masyarakat lokal. Dewi Kwan Im yang patungnya menjadi ikon di Kelenteng Kwan Im Tong misalnya, dipercaya kerap berubah wujud menjadi manusia untuk menolong orang yang membutuhkan bantuan.
"Untuk Dewi Kwan Im sendiri melambangkan kewelasasihan dan penyayang. Dalam cerita yang diyakini masyarakat Dewi Kwan Im sering menolong orang dengan berubah wujud menjadi orang lain," ujarnya..
(dpe/dte)