20 Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Kalbu

20 Puisi Hari Ibu yang Menyentuh Kalbu

Nabila Meidy Sugita - detikJatim
Senin, 18 Des 2023 14:30 WIB
Ilustrasi anak baca puisi
Ilustrasi membaca puisi untuk ibu/Foto: Getty Images/iStockphoto/Deagreez
Surabaya -

Hari Ibu diperingati secara nasional setiap tanggal 22 Desember. Pada tahun ini, peringatan Hari Ibu jatuh pada hari Jumat (22/12/2023). Kita bisa memberikan puisi menyentuh hati untuk merayakannya.

Peringatan Hari Ibu ditetapkan melalui Kongres Pemuda Indonesia III. Adapun kongres ini digagas para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatra.

Puisi Hari Ibu

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan kasih sayang kepada Ibu kita tercinta. Salah satunya melalui karya puisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rangkaian kata indah puisi dapat menggambarkan ungkapan cinta, sayang, dan terima kasih kepada Ibu. Berikut referensi 20 puisi untuk peringatan Hari Ibu 2023.

1. Ibu adalah Pahlawan Sejati

Karya: Cucu Hayati

Hari Ibu bukan hanya bulan Desember
Tuluskan hati untuk memberikan penghormatan, kasih sayang, dan kepatuhan kepada Ibunda tercinta.
Setia berbakti dengan tulus ikhlas

Perempuan itu adalah Ibu
Di hatinya ada mata air
Mengalirkan kasih sayang

Perempuan adalah lilin kehidupan
Di matanya ada cahaya
Menyorotkan cinta

Perempuan adalah gunung
Tegak menjulang
Menyiratkan ketabahan

Dengan tangis ia menyapa bulan
Dengan senyum ia menatap matahari
Dengan cinta ia memetik bunga-bunga
Dengan rindu ia melagukan kenangan
Dengan tabah ia menunggu

Ibu, di antara hamparan mutiara
Engkau adalah mutiara paling kemilau

Ibu, di tengah kelap-kelip cahaya
Engkau membawa sinar yang lebih terang

Ibu, bila ada badai dan gelombang
Engkau suguhkan teduh dan tentram

Ibu, bila tanda jasa harus disematkan
Engkau patut menerimanya

Ibu, begitu banyak sudah pahlawan bangsa
Bagi kami engkau adalah pahlawan sejati

2. Ibu

Karya: Hotimah

Ibu
Tak terasa anakmu, sekarang sudah menginjak dewasa
Semakin diriku dewasa, semakin aku mengerti arti dari semua pengorbananmu selama ini

Jujur
Jika aku harus memilih
Aku akan memilih untuk menetap di masa kecilku
Karena ketika itu aku di peluk, ditimang, dan di tidurkan hingga terlelap

Ibu
Aku sangat merindukanmu
Aku rindu dengan pelukan hangatmu
Dengan kasih sayangmu
Dan dengan senyuman manismu
Namun sayangnya
Semua keindahan itu hanya sebatas rasa
Yang tidak pernah kurasakan
Setiap harinya seperti dulu
Sebab sekarang aku sudah dewasa
Dan aku harus menggapai cita-citaku
Untuk dapat membahagiakanmu Ibu

Ibu
Maafkan aku yang selalu mengecewakanmu
Maafkan aku yang pernah melukai hatimu
Dan maafkan aku jika kehadiranku
Hanya menjadi beban bagimu

Ibu
Terima kasih atas semua pengorbananmu selama ini
Semoga semua pengorbananmu selama ini
Mendapatkan balasan dan Ridho dari Allah SWT. Amiiin

3. Cuma Ibu yang Tahu

Karya: Khofifah Indar Parawansa

Saat Ibu baru saja memejamkan mata
Pecahlah tangisan si kecil dengan nyaringnya
Dalam keadaan mengantuk, anak pun harus digendong sepenuh cinta
Bagaimana rasanya?
Cuma Ibu yang tahu rasanya

Saat lapar melanda, terbayang makanan enak di atas meja,
Ketika suapan pertama, anak pup di celana
Bagaimana rasanya?
Cuma Ibu yang tahu rasanya

Saat badan sudah lelah tak ada tenaga
Ingin segera mandi menghilangkan penat yang ada
Mumpung anak-anak sedang anteng di kamarnya
Belum sempat sabunan, anak sudah nangis berantem rebutan boneka
Kacaulah acara mandi Ibu, langsung handukan walau daki masih menempel di badannya
Bagaimana rasanya?
Cuma Ibu yang tahu rasanya

Saat Ibu ingin beribadah dengan khusyuknya
Anak-anak mulai mencari perhatian
Menarik-narik mukena, mengacak-acak lemari baju mumpung lbu tak berdaya
Loncat sana loncat sini, punggung Ibu jadi pelana
Belum juga beres doa, anak-anak semakin berkuasa
Bagaimana rasanya?
Cuma Ibu yang tahu rasanya

Aaah
Di balik kerepotan itu semua, namun ada jua syurga di dalamnya
Cuma Ibu yang tahu lezatnya makna senyuman anak yang diberikan
Pelukan anak
Ucapan cinta anak yang tampak sederhana di hadapan orang, namun berubah menjadi intan
Permata di mata Ibu
Itulah mengapa?
Saat anak bahagia, Ibu menangis
Anak berprestasi, Ibu menangis
Anak tidur lelap, Ibu menangis
Anak pergi jauh, Ibu menangis
Anak menikah, Ibu menangis
Anak wisuda TK aja, Ibu menangis
Anak tampil dipanggung, Ibu menangis

Aah
Inikah tangis bahagia yang tak akan dapat dimiliki siapapun jua
Jika engkau tak mengalaminya sendiri sebagai Ibu
Mungkinkah ini bagian dari surga milik-Nya yang diberikan kepada seluruh Ibu, sebuah cinta yang begitu lezatnya dirasa?
Dan akhirnya saya percaya di mana ada kerasnya perjuangan Ibu di dalam rumah
Maka di situ akan hadir cahaya surga yang menemani Ibu yang tak kalah indahnya
Jika hari ini engkau menangis karena repotnya mengasuh anak
Maka akan ada hari di mana engkau akan tersenyum paling manis karena kebaikan yang hadir bersamanya

Selamat Hari Ibu

Salam buat seluruh Ibu-Ibu di manapun berada

4. Ibu: Malaikat yang Dikirim Tuhan

Karya: Detianus Gea

Ibu, entah dengan apa
Aku membalas kasih sayangmu
Segenggam emas ataupun berlian
Tak dapat membalas kasih sayangmu
Selama sembilan bulan lebih
Engkau membawaku
Ke mana saja engkau pergi

Setelah tiba waktunya aku pun dilahirkan
Engkau membedongku dengan penuh kasih sayang
Engkau tak kenal lelah
Sejak kecil engkau merawatku dengan penuh kasih
Ketika lapar, engkau menyusuiku
Setelah mandi, engkau membaringkanku
Di sebuah ayunan buatan bapak
Engkau tak membiarkanku menangis
Meskipun larut malam
Engkau bangun menenangkanku
Rasa ngantuk yang melanda
Seolah hilang menatap wajahku
Anakmu yang sering tidak tahu terima kasih

Ibu, entah bagaimana
Aku membalas pengorbananmu
Seluruh pemberianku
Tak dapat mengganti tetesan keringatmu yang berderai membasahi bumi
Tak mungkin menghapus jejak indah yang terpatri melukis sejarah

Kala pagi tiba, sebelum ayam berkokok
Engkau bergegas menapaki jalan bersama embun pagi
Merajut harapan dengan sepenuh hati
Engkau melangkah menuju ladang
Menanam singkong, cabai, dan sayur-sayuran
Makanan pokok kala padi kena hama
Tak terkira rasa lelahmu
Engkau pulang ke rumah
Ketika mentari telah terbenam
Dan rembulan mulai menunjukkan dirinya
Dengan langkah yang tertatih
Engkau menapaki jalan menuju rumah
Menatap wajahku, anakmu
Lelah itu sirna

Oh Ibu, nada terindah
Tak dapat melukiskan
Betapa sucinya kasih sayangmu
Bahkan pelangi tak dapat melukiskan
Betapa indah warna sejarah
Yang engkau goreskan di hidupku

Setiap nasehat yang keluar dari mulutmu
Kala daku mulai nakal adalah mutiara berharga
Bagai sabda pertiwi yang menyegarkan jiwa
Meneguhkan dan mengokohkan budi
Tiada yang seperti engkau
Engkau malaikat yang dikirim Tuhan
Malaikat yang berhati murni
Dengan tutur yang lembut dan hangat

Ibu, engkaulah penyejuk jiwa
Pemberi harapan di kala asa mulai pudar
Teman setia sepanjang hidup
Kasih sayangmu tetap, tak pernah luntur
Puisi ini tak dapat menggambarkan
Betapa besar kasih dan pengorbananmu

Ibu, Puisi ini hanyalah luapan kepenatan hati
Anakmu di tanah rantau
Aku merindukan nasehat dan belaian Ibu
Di kala malam tiba
Dalam doaku nama Ibu terucap
Pintaku pada-Nya
"Tuhan aku merindukan Ibu, jaga dan berilah kesehatan padanya".

5. Puisi Hari Ibu

Ibu
Kau hadirkan kami ke dunia ini
Kau malaikat yang menjagaku siang dan malam
Kau pertaruhkan jiwa ragamu

Ibu
Kau makhluk yang luar biasa
Surga di bawah telapak kakimu
Pintu keberkahan dan kesuksesanku adalah anugerah dan jerih payahmu

Ibu
Tak dapat kubalas segala bakti dan keikhlasanmu
Hanya kau selalu kuharapkan
Agar aku dapat menjadi penebus dosa dan kesalahanmu
Sampai kita bersama menikmati surga Illahi

Untuk cinta tulus yang kau curahkan
Untuk setetes keringat dan kerja keras yang telah kau korbankan
Untuk air mata dan kesabaran yang selalu ada dalam setiap ujian yang Allah berikan
Teruslah berjuang menjadi Ibu yang selalu dibanggakan
Walaupun berat
Letih
Tetaplah terus berjuang
Karena yakinlah Allah akan selalu memberikan pahala yang terbaik
Untuk semua perjuanganmu
Selamat berjuang!

6. Ibu, Malaikatku

Karya: Elly

Ibu
Di sini kutulis cerita tentangmu
Napas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga di hati
Tak terbesit sejenak pikiran lelahmu
Kau terus berjalan di antara duri

Ibu
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu
Aku akan tetap mencintaimu

7. Ibu

Karya: Firda Firnanda

Tak bisa ku ganti harimu
Tak bisa kutebus lelahmu
Tak bisa kuhapus keringatmu
Maaf Ibu
Aku tak bisa

Ingin sekali aku berbisik halus di telingamu Ibu
Berkata
"Aku takut kehilanganmu"
"Aku takut jauh darimu"
Tapi aku lebih takut tak bisa membahagiakanmu

Ibu
Kau hebat
Sempurna tanpa cela
Indah tanpa noda
Anggun laksana bunga

Ibu
Mungkinkah aku bisa sepertimu?
Terbiasa menahan lara.
Tegar selalu terjaga
Tak ada keluh dan kesah setiap perjuangannya.

Ibu
Aku merindukanmu.

8. Ibu

Karya: Kornadus Nuba, S.Pd.SD

Oh, Ibuku
Sungguh besar kasih dan cintamu
Buat aku anakmu
Sembilan bulan aku dalam rahimmu

Ibuku
Aku bayi kau selalu bersama
Menetekku dalam dekap dan peluk mesra
Menjaga dan merawat dari hari ke hari

Oh, Ibuku
Begitu besar pengorbananmu
Kulewati masa kecil penuh mesra
Seluruh perhatian tercurah padaku

Oh, Ibuku
Menanjak dewasa Ibu selalu menasehati
Tutur katamu menguatkanku dalam melangkah
Ku selalu mendengar petuahmu

Oh, Ibuku
Kala aku di pendidikan SPG bangku terakhir
Ibu selalu iringi doa dalam belajarku walau sedang sakit
Ketika di hari akhir ujianku Ibu pergi selamanya

Aku tak tahan semua ini
Mengapa begitu cepat semuanya
Hasil kelulusan tanpa Ibu di sampingku
Yang telah bersusah payah demi cita-citaku

Oh. Ibu
Di pusaramu aku hanya menunduk dan menangis
Sembari doa kecil ku senandungkan buatmu
Agar bahagia di surga abadi

9. Ibu

Kau bagai mawar di tengah gurun,
Tetap memberi pesona keindahan walau pasir menerpa,
Kau bagai kupu-kupu yang terbang di dalam gua,
Tetap menebar pesona keindahan walau kegelapan menerpa,

Ibu
Kaulah wanita perkasa
Yang tak pernah gentar walau serIbu badai menghadang
Tetap memberi cinta
Dengan belaian kasih yang mesra

Ibu
Diri ini tak mampu membalas semua cinta kasihmu
Hanya doa & usaha yang bisa kuberi
Semoga tuhan membalas semua kebaikanmu
Dengan cinta surga Tuhan

10. Ibu

Kalau ada cinta tanpa alasan
Itulah cintamu padaku
Kalau ada cinta tak berharap balasan
Itu juga cintamu padaku
Kalau ada cinta tanpa batasan
Itu pun hanya cintamu padaku

Nyawa kau pertaruhkan
Tenaga kau berikan
Harta kau korbankan
Doa kau panjatkan
Prihatin kau jalankan

11. Ibu

Karya: Bima

Tak ada kasih sekasih Ibu, tak ada sayang selapang sayang Ibu
Tak ada cinta serupa cinta Ibu
Tak ada asmara setara asmara Ibu
Kala ku kecil kata-kata Ibu hanya angin lalu
Ketika ku dewasa kata-kata Ibu adalah ilmu
Saat Ibu wafat kata-kata akhir Ibu kuingat selalu
Kini semua kata-kata Ibu selalu kurindu
Dari Ibu aku belajar sabar
Dari Ibu aku tuai filosofi hidup tak ternilai
Karena Ibu aku memuliakan perempuan
Karena Ibu aku menghargai perempuan
Dulu Ibu tempatku mengadu, kini Ibu sumber ilmu bagiku
Ibu adalah guruku, idolaku

Untuk Ibu doaku selalu tertuju
Ada senyum Ibu di balik semua tawaku
Ada tangis Ibu di balik semua kesedihanku
Ada doa Ibu di balik keberhasilan dan kegagalanku
Ada Ibu di balik semua ceritaku
Setiap Hari Ibu kuingat senyum Ibu
Setiap Hari Ibu aku kangen pelukan Ibu
Setiap Hari Ibu kurindu Ibu
Ibu doaku selalu untukmu
Tuhanku aku bersyukur dan terharu karena sosok Ibuku ada pada istriku.

Selamat hari Ibu!

12. Selamat Hari Ibu

Karya: Bupati Zaini Arony

Ibu
Kau kuat menanggung beban kandunganmu
Selama sembilan bulan itu

Ibu
Kau selalu sabar membiarkanku berada di sana
Hingga proses kelahiran diriku
Kau saksi betapa sakit persalinan itu
Di antara batas tipis hidup dan mati, yang kau pertaruhkan untukku

Ibu
Saat tangis mungilku terdengarkan
Berderai tangis harumu yang beriringan
Dengan senyum kebahagiaan
Bayi mungil itu kau selimuti dengan kasih sayang
Dengan perasaan yang tulus yang tak terbantahkan

Ibu
Kau saksi pertama aku berceloteh mungil
Saksi pertama pula langkah-langkah kecilku
Caramu indah dalam membesarkanku
Meski harus menempuh lika-liku hidup

Ibu
Saat aku dewasa kini
Tak ingin diriku menjadi saksi
Beribu-ribu pilumu
Aku ingin kau senantiasa bahagia
Meski dalam sahaja
Bersama lelaki tercintamu
Yang biasa kau sapa ayah

Ibu
Aku sayang padamu
Aku cinta padamu
Dan aku bangga padamu Ibu
Dan aku ucapkan Selamat Hari Ibu untukmu

13. Surau-surau yang Kubangun, Ibu

Karya: Hafney Maulana

Surau-surau yang kau bangun Ibu
Mengalir bersama darah dari sungging
Senyum bahagiamu
Dari tempat itu, kukayuh bidukku
Memburu zikir tahmid dan tahlil

Ibu, sebatang alif yang kau suapkan dulu
Ibu, azan dalam suraumu
Jadi tongkat penepis ombak yang menjilat jejak
Jadi palu pemecah matahari yang membakar hari

Ibu, di surau-suraumu
Aku mengutip-ngutip waktu

14. Ibu

Karya: D. Zamawi Imron

Kalau aku merantau
Lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering
Daunan pun gugur bersama reranting
Hanya mata air air matamu, Ibu
Yang tetap lancar mengalir

Bila aku merantau
Sedap kopyor susumu
Dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan
Memutikkan sari-sari kerinduan
Lantaran utangku padamu
Tak kuasa kubayar

Ibu adalah gua pertapaanku
Dan Ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Aku mengangguk meskipun kurang mengerti
Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
Lokan-lokan, mutiara, dan kembang laut semua bagiku

Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, Ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau Ibu dan aku anakmu
Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang Ibu tunjukkan telah kukenal
Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padaku
Menyuruhku menulis langit biru
Dengan sajakku

15. Ibu

Karya: Aulia Dwi

Ibuku tersayang
Aku tidak bisa mengungkapkan kata-kata lagi
Aku sangat bersyukur telah mempunyai Ibu sepertimu
Engkau seorang wanita yang tangguh
Engkau tidak pernah mengenal lelah

Ibuku tersayang
Engkau adalah bidadari yang terindah
Terima kasih banyak Ibu
Engkau sudah sepenuh hati mengurus dan menyayangiku
Sehat-sehat selalu Ibu aku sangat menyayangimu

16. Ibu

Karya: Yosi Julia Nanda

Doamu langkahku
Nasehatmu petunjukku
Perjuanganmu adalah
Awal keberhasilanku

Ibu
Akan kuterakan pangkat
pada jas dinasku
Sebagai bukti kerja kerasku
Tak akan kusia-siakan
Perjuanganmu Ibu
Senyummu adalah cita-citaku

Ibu
Akan kubawa dirimu Ibu
Ketempat yang pernah
Kau ceritakan padaku
Kau akan terlihat cantik disana Ibu
Mengenakan baju serba putih
Bergenggaman tangan bersama ayah
Dan mengelilingi Ka'bah

Ibu
Tetaplah di sampingku
Dan akan kujadikan dirimu
Sebagai akhir perjuanganku
Terimakasih Ibu

17. Surat dari Ibu

Karya: Asrul Sani

Pergi ke dunia luas, anakku sayang
Pergi ke hidup bebas
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau.

Pergi ke laut lepas, anakku sayang
Pergi ke alam bebas
Selama hari belum petang
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Menutup pintu waktu lampau.

Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nakhoda sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku

Kembali pulang, anakku sayang
kembali ke balik malam
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
"Tentang cinta dan hidupmu pagi hari"

18. Dariku Untuk Ibu

Karya: Jumia Agustina

Jawaban dari setiap renungan
Untuk perempuan yang selalu menjadi
Menjadi puncak tertinggi dari sebuah tujuan
Idola yang selalu memberikan motivasi
Aku malu pada diriku yang tidak bisa memberi sedikit keringanan
Aku terkadang merasa menjadi bibit yang tidak berguna
Gagah berani untuk selalu membelaku
Untuk saat ini aku belum bisa memenuhi semua harapanmu

Senyummu yang begitu tulus
Tidak manusia yang bisa melebihi kasih sayangmu terhadapku
Isi kepalamu yang kusut karena ulahku
Namun perlu kau tahu bahwa
Aku selalu menyayangimu

19. Ibuku

Oh Ibuku engkaulah wanita yang kucinta selama hidupku
Tidak ada kata yang dapat menggantikan pengorbananmu
Ibu mengandung hingga merawatku saat ini
Pengorbananmu sungguh sangat berarti
Engkaulah Ibuku cinta kasihku

Terima kasihku tak kan pernah berhenti
Ibuku engkau bagai matahari yang bersinar
Menerangi seluruh isi bumi begitu juga sayangku kepadamu

20. Maafkan Aku, Ibu

Karya: David Caniago

Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku

Kau tuntun aku dalam jalan berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagai kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan doamu
Memohon ampunan darimu

Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku

Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads