Tema Hari Ibu 2023: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju

Tema Hari Ibu 2023: Perempuan Berdaya, Indonesia Maju

Nadza Qur'rotun A - detikJatim
Senin, 18 Des 2023 12:34 WIB
Mothers day greeting card, invitation. Brush script, calligraphic design. White label with ribbon, flowers, leaves and striped background, stock vector illustration.
Ilustrasi peringatan Hari Ibu/Foto: Thinkstock
Surabaya -

Desember menjadi bulan penutup tahun yang memiliki banyak peringatan penting, salah satunya Hari Ibu. Peringatan Hari Ibu dinantikan masyarakat Indonesia menjadi momen spesial.

Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tahun dan memiliki makna sejarah yang mendalam. Lantas kapan peringatan Hari Ibu di Indonesia? Untuk lebih jelasnya simak di bawah ini.

Kapan Hari Ibu 2023?

Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap tanggal 22 Desember. Tahun ini peringatan jatuh pada hari Jumat (22/12/2023). Hari Ibu di Indonesia menjadi momentum mengingatkan seluruh masyarakat bahwa perempuan merupakan motor penggerak keberhasilan pembangunan saat ini dan mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peringatan ini juga menjadi ungkapan rasa terima kasih atas jasa ibu yang istimewa. Hari Ibu bertujuan mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat untuk memberikan perhatian dan pengakuan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai pembangunan.

Tema Hari Ibu 2023

KemenPPA mengusung tema Perempuan Berdaya, Indonesia Maju dalam peringatan Hari Ibu ke-95 tahun 2023. Selain tema utama tersebut, terdapat empat sub tema Hari Ibu 2023 sebagai berikut.

ADVERTISEMENT
  • Perempuan Bersuara
  • Perempuan Berdaya dan Berkarya
  • Perempuan Peduli
  • Perempuan dan Revolusi

Keempat sub tema ini diambil untuk membingkai semangat dan gerakan perempuan melalui serangkaian kegiatan peringatan Hari Ibu ke-95 tahun 2023.

Sejarah Hari Ibu

Peringatan Hari Ibu berawal pada 22-25 Desember 1928 saat para pejuang wanita Indonesia dari Jawa dan Sumatra berkumpul. Mereka mengadakan Kongres Perempuan Indonesia pertama yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Gedung Mandalabhakti Wanitatama, Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta digunakan sebagai tempat berkumpulnya 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Momen tersebut menjadi cikal bakal terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal dengan nama Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Kongres pertama memiliki beberapa agenda utama, di antaranya persatuan perempuan Nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perbaikan gizi, kesehatan ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya.

Pertemuan tersebut membahas isu penting untuk kemajuan Indonesia, serta banyak hal yang diagendakan. Akhirnya para pejuang perempuan memberi pemikiran kritis, serta beberapa upaya penting memajukan bangsa.

Pada Juli 1935, diadakanlah Kongres Perempuan Indonesia II. Kongres ini membentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH) dan menentang perlakuan buruk kepada buruh wanita di perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Pada 1938, Kongres Perempuan Indonesia III digelar dan menjadi penetapan Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember. Penetapan Hari Ibu secara resmi diperingati setelah adanya Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 oleh Presiden Soekarno.

Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)


Hide Ads