Lee Tae-yong yang biasa dikenal dengan Taeyong NCT tengah mendapat sorotan karena pamer pakai batik. Ia mengunggah potretnya memakai batik lewat akunInstagram @taeoxo_nct dengan caption Hello?.
Melalui kolom komentar Instagram, Taeyong mengungkap pakaian tersebut merupakan hadiah. Ia juga terlihat menanyakan apakah pakaian yang dikenakannya adalah batik.
"I received a gift. Is this batik? (Saya menerima hadiah. Apakah ini batik?)," tulisnya di kolom komentar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komentar tersebut pun dibalas oleh sang perancang, Mel Ahyar. Ia menjelaskan bahwa pakaian yang dipakai penyanyi dan rapper anggota boy band Korea Selatan ini koleksi terbarunya bermotif batik Tuban.
"YESSS IT ISSS!! It's from my recent @melahyarofficial's collection BATIK TUBAN from JATIM INDONESIA (Ya! Itu dari koleksi terbaru saya @melahyarofficial. Batik Tuban dari Jatim Indonesia)," jawabnya.
![]() |
Diketahui, motif batik Tuban yang dikenakan Taeyong NCT merupakan jenis batik gedog Tuban. Lantas, seperti apa batik gedog?
Berikut detikJatim ulas secara singkat mengenai batik gedog yang dikutip dari jurnal berjudul Menggali Proses Pembuatan dan Kekayaan Motif Batik Gedog Tuban melalui Pengembangan E-Modul yang ditulis oleh Arnie Perwita Sari, Salma Huwaida Nisrina, dan Syeh Umar Anggana.
Asal Muasal Batik Gedog
Konon, batik dibawa pertama kali ke Indonesia oleh Laksamana Cheng Ho dari Cina pada masa pemerintahan Majapahit. Setelah masuk Tuban, batik kemudian diadopsi oleh Ki Jontro, pengikut Ronggolawe.
Selama masa persembunyiannya, Ki Jontro membuat tenun untuk pasukannya. Ia pun menggunakan alat tenun tradisional, yang kemudian disebut jontro.
Pada mulanya, corak garis pada batik berupa garis-garis. Corak batik lalu mengadopsi kain tenun setelah ada pengaruh batik lokcan.
Sementara itu, batik gedog yang berasal dari Kecamatan Kerek, mulanya digunakan sebagai sayut dan jarit oleh masyarakat Kerek. Kecamatan Kerek berlokasi di sebelah barat daya Kabupaten Tuban.
Sayut merupakan sejenis selendang panjang. Sayut dulunya merupakan pakaian yang digunakan untuk mengidentifikasi status dan kelompok sosial wanita Kerek. Mulai dari kelompok wanita perawan, kelompok wanita yang sudah menikah, dan wanita lanjut usia.
Jarit digunakan sebagai identitas asal Kerek, apakah sebelah timur, selatan, barat, atau utara tempat pasar Kerek. Sebelum menjadi batik tenun seperti sekarang, batik gedog terbatas dibuat taplak meja, selendang, dan kemeja. Namun kini, penggunaan batik gedog bervariasi seperti pada kaus, daster, dan pakaian wanita.
Motif Batik Gedog
Batik gedog memadukan tiga budaya sekaligus, di antaranya Jawa (Majapahit), Islam, dan Tionghoa. Sementara itu, sentra pembuatan batik gedog tersebar di empat desa, yaitu Desa Kedungrejo, Desa Margorejo, Desa Karanglo, dan Desa Temayang.
Dilansir dari situs resmi Jawa Timuran Disperpusip, motif yang diambil untuk jenis batik gedog ialah gambar burung. Gambar burung menunjukkan adanya pengaruh budaya Tiongkok.
Hal ini tampak pada burung Hong yang tidak dapat ditemukan di Tuban. Sedangkan, pengaruh Islam yang ada pada motif batik gedog tampak pada kijang miring.
Baca juga: 6 Ciri Khas Batik Jawa Timur |
Cara Produksi Batik Gedog
Untuk menghasilkan batik gedog, masyarakat Kerek melakukan serangkaian tahapan produksi. Mulai dari penanaman kapas hingga pewarnaan.
Proses dimulai dengan memetik kapas, memintal, dan memberi warna benang pintal. Selanjutnya, proses penenunan dilakukan kaum wanita. Hasil tenun ini ini diberi batik dengan motif-motif khas.
Batik gedog dibuat dari kain tenun gedog berwarna putih atau kecokelatan yang diproduksi sendiri oleh masyarakat Kecamatan Kerek. Istilah gedog didapatkan dari suara yang ditimbulkan pada saat proses menenun benang menjadi sebuah kain, yakni suara 'dog-dog-dog'.
Ciri Khas Batik Gedong
Ciri khas batik gedog terlihat dari tekstur benangnya yang kasar dan panjang kain yang beragam. Terdapat beragam motif batik gedog di antaranya panjiori, kenongo uleran, ganggeng, panji krentil, panji serong, dan panji konang.
Batik gedog memiliki warna khas, yakni nila yang sedikit gelap. Harga batik gedog pun cukup bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah per potong.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)