Telaga Pegat namanya. Telaga atau danau ini terletak di Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. Danau ini merupakan peninggalan Sunan Giri di masa kerajaan Giri Kedaton.
Pegat dalam dalam Bahasa Jawa mempunyai cerai atau pisah. Telaga Pegat yang berupa danai kecil itu sendiri memisahkan Gunung Patireman dan Gunung Bagong. Namun, saat ini gunung tersebut sudah tak ada lagi dan hanya tersisa bukit-bukit.
Pemerhati sejarah Gresik Muchammad Toha menatakan kawasan Giri Kedaton saat itu memang berada di antara pegunungan. Namun pegunungan-pegunungan tersebut saat ini menjadi bukit karena dikikis dan digunakan untuk pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Jadi Telaga Pegat itu sebenarnya berada tepat di bawah Giri Kedaton saat itu. Saat itu memang kawasan Giri Kedaton adalah pegunungan. Tapi sekarang tinggal bukit-bukit," ujar Toha kepada detikJatim, Kamis (30/11/2023).
Toha menjelaskan saat itu Sunan Giri melihat perkembangan santri dan rakyatnya yang semakin banyak membutuhkan air. Karena hal itu lah, Sunan Giri membangun danau untuk persediaan air di sekitar Kedaton.
"Selain semakin banyaknya santri dan rakyat, saat itu juga banyak tamu dari luar yang datang ke Giri Kedaton. Jadi kebutuhan air meningkat sehingga Sunan Giri meminta santri dan rakyatnya membuat telaga tersebut," tutur Toha.
Berdasarkan prasasti yang tertanam di tembok Telaga Pegat, danau ini mulai dibangun tahun 1473 dengan ukuran tiga perempat lapangan sepak bola dan mempunyai kedalaman sekitar 2 meter. Selama lima setengah abad, air di danau ini tak pernah kering.
Telaga Pegat sempat direnovasi beberapa kali. Pertama, pada 17 Agustus 1955. Kedua, pada 1977. Setelah itu tidak ada catatan renovasi lagi terhadap Telaga Pegat. Warga sekitar masih memanfaatkan Telaga Pegat untuk mandi dan mencuci pakaian.
(sun/iwd)