Mengenal Bantengan, Seni Pertunjukan Asal Kota Batu

Mengenal Bantengan, Seni Pertunjukan Asal Kota Batu

Neshka Rizkita - detikJatim
Minggu, 26 Nov 2023 12:06 WIB
Aksi para bule di Karnaval Bantengan Nuswantara di Kota Batu
Karnaval Bantengan Nuswantara di Kota Batu. (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Batu -

Kota Batu tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya. Kota agrowisata ini juga memiliki seni pertunjukan khas yaitu bantengan. Seni tradisional yang tidak hanya memperkaya budaya lokal, tetapi mencerminkan warisan berharga dari masa lampau yang terus dijaga dan dilestarikan.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, kesenian tradisional bantengan adalah seni pertunjukan budaya dari Jawa Timur, yang menggabungkan unsur sendratari, kanuragan, musik, dan syair atau mantra yang sangat kental dengan nuansa magis.

Sejak zaman Kerajaan Singasari, seni bantengan tradisional sangat erat kaitannya dengan pencak silat. Namun, bentuk kesenian bantengan pada masa itu belum seperti sekarang, yaitu adanya topeng kepala bantengan yang menari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gerakan kembangan pencak silat digunakan dalam tarian. Pada zaman kolonial Belanda, tradisi ini masih dilakukan. Desa Claket, Kecamaten Pacet, Kabupaten Mojokerto, ada Mbah Siran yang membuat topeng bantengan dari tanduk banteng. Seiring berjalannya waktu, seni bantengan menyebar ke berbagai wilayah pegunungan di Jawa Timur.

ADVERTISEMENT

Persebaran Tradisi Bantengan di Jawa Timur

Kesenian bantengan telah berkembang di banyak kabupaten dan kota seperti Mojokerto, Malang, Batu, Lumajang, Kediri, dan Pasuruan. Pada 2018, Dinas Pariwisata Kota Batu mencatat kurang lebih 200 kelompok kesenian bantengan.

Sementara Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan mencatat ada 12 paguyuban di Nomor Induk Kesenian, meskipun kenyataannya ada ratusan paguyuban. Setiap kabupaten atau kota, ada banyak paguyuban yang mengatur dan mengadakan pertunjukan bantengan.

Seperti Kabupaten Mojokerto, yang telah menerbitkan Buku Teks Kesenian Bantengan untuk Sekolah Dasar Kelas IV, V, dan VI. Tujuannya untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian bantengan tradisional.

Penampilan Bantengan di Jawa Timur

Setiap penampilan seni bantengan tradisional sarat nilai, makna, dan peran. Sebuah pementasan memerlukan penyajian yang lengkap mencakup gerak banteng, busana, iringan musik, properti, tempat pementasan, pawang, tetua, pendekar, atau sesepuh yang masing-masing disebut dengan nama berbeda.

Bantengan tradisional dimainkan dua orang. Kaki depan berfungsi sebagai pemegang kepala bantengan serta pengontrol tarian, sedangkan kaki belakang berfungsi sebagai ekor bantengan. Kostum banteng biasanya terdiri dari kain hitam, tanduk asli banteng, dan topeng berbentuk kepala banteng dari kayu.

Tahapan Pementasan Tradisi Bantengan

Urutan pementasan terdiri dari tiga tahap dengan istilah berbeda untuk masing-masing daerah. Berikut tahapannya.

  • Ritual nyuguh atau sandingan.
  • Pementasan (karak'an dan pementasan sampai kesurupan atau ndadi).
  • Nyuwuk (memulangkan arwah leluhur ke tempat asalnya).

Untuk melaksanakan ketiga tahapan tersebut, harus menyiapkan berbagai kelengkapan atau persyaratan dalam setiap pementasan. Kelengkapannya termasuk pakaian, musik, dan makanan.

Adapun pakaian pencak silat, busana harimau, busana bantengan, busana pendekar, dan pecut. Iringan musik terdiri kendang, jidor, ketipung, peking, saron, demung, gong, kempul, kenong, dan sinden lengkap dengan panjak. Kelapa, pisang, ketan, nasi kabuli, rokok, susur, bedak, telur ayam kampung, kembang boreh, kaca, dan uang adalah bagian dari sesaji.

Itulah informasi seputar bantengan, tradisi pertunjukan yang saat ini sudah menyebar luas ke beberapa daerah di Jawa Timur. Semoga artikel ini bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Neshka Rizkita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads