Jurang kuping di Benowo selama ini dikenal sebagai lokasi wisata dan keramaian. Pastinya banyak yang penasaran dari mana nama Jurang Kuping berasal. Yuk kita cari tahu.
Nama Jurang Kuping diambil dari bahasa Jawa yang berarti jurang telinga. Dari informasi yang diperoleh, nama Jurang Kuping diambil dari nama sebuah waduk atau kubangan yang berbentuk telinga. Kubangan tersebut berada di ujung Jurang Kuping.
Ketua Paguyuban Warung dan Petani Siwalan Jurang Kuping, Samiaji, mengatakan asal usul nama Jurang Kuping ada berbagai versi. Namun dari cerita yang ia dapatkan, nama Jurang Kuping sudah ada sejak zaman kerajaan Majapahit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nama Jurang Kuping ini tak lepas dengan keberadaan waduk atau kubangan yang berbentuk seperti kuping (telinga). Dari cerita yang saya dengar dari nenek moyang, sudah ada sejak zaman Majapahit," ujar Samiaji kepada detikJatim, Kamis (23/11/2023).
![]() |
Samiaji menambahkan Jurang Kuping sendiri merupakan bekas galian warga untuk tempat penampungan air. Saat itu, Desa Kepatihan yang berada di Menganti Gresik sering dilanda banjir.
"Jadi cerita yang saya dapat dari nenek moyang, Desa Kepatihan, Menganti dulu itu tempat Patih di zaman kerajaan. Saat itu sering terjadi banjir, sehingga salah satu Patih membuat sayembara," jelas Samiaji.
"Sayembara tersebut, berisi barang siapa yang bisa membendung banjir, maka akan diberi sebidang tanah," lanjut Samiaji.
Samiaji menjelaskan mendengar sayembara itu, warga Kerut (Keraton Utama) yang saat ini menjadi Rejosari, Benowo membuat tempat penampungan air. Mereka menggali waduk tersebut untuk menjadi tempat penampungan air.
"Singkat cerita, akhirnya Kepatihan tidak banjir lagi. Sehingga warga Rejosari mendapat bagian tanah termasuk waduk tersebut," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, lanjut Samiaji, banyak tanah di sekitar kubangan tersebut terkikis air dan ambruk. Sehingga membentuk seperti telinga karena faktor alam.
"Maka dari itu orang dulu menyebut Jurang Kuping. Ini cerita yang saya dengar dari mbah-mbah saya dulu. Tapi kebenarannya masih belum bisa dibuktikan, karena tidak ada peninggalan atau penemuan candi atau semacamnya yang bisa membuktikan itu," tuturnya.
(sun/iwd)