Salah satu jejak peninggalan Sunan Giri yang terkenal di Gresik adalah Sumur Gemuling. Sumur ini memiliki sejumlah keistimewaan yang tak ditemukan di sumur-sumur lainnya.
Sumur Gemuling yang terletak di Desa Gulomantung, Kebomas ini merupakan situs religi yang masih kerap didatangi oleh masyarakat setempat. Karena, sumur ini memiliki historis yang berkaitan dengan Sunan Giri.
Diketahui, Sunan Giri merupakan salah satu wali yang memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa, terutama di wilayah Gresik. Hingga kini, makam Sunan Giri kerap didatangi para peziarah dari berbagai daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 keistimewaan Sumur Gemuling Gresik:
1. Sumur Gemuling Tak Miliki Penanda
Tidak seperti peninggalan lainnya, Sumur Gemuling justru tidak mempunyai penanda informasi apapun.
Bahkan, tidak ada sumber yang menceritakan secara spesifik mengenai asal-usul Sumur Gemuling. Namun, diyakini secara historis mempunyai kaitannya dengan perjalanan Sunan Giri dalam berdakwah di Gresik.
"Memang tidak ada sumber yang menjelaskan karena tidak semua bentuk peninggalan itu tertuang dalam naskah atau prasasti. Bisa saja kita ambil informasi dari masyarakat sebagai saksi sejarah itu sendiri," tutur budayawan Gresik Muhammad Toha kepada detikJatim, Kamis (16/11/2023).
![]() |
2. Penampakan Sumur Gemuling
Sumur gemuling sendiri berukuran kecil dengan diameter sekitar 70-80 cm. Bentuknya kini tak terlihat miring lagi. Diduga bentuknya tak miring lagi seiring dengan naiknya tanah di sekitar lokasi yang memaksa bibir sumur harus mengikuti kontur tanah yang semakin meninggi
Sumur gemuling yang berada di bawah pohon beringin saat ini airnya memang tak kering, masih ada air di dalamnya. Bahkan airnya dangkal dan hanya sedalam sekitar 2 meter dari bibir sumur terbaru. Airnya sendiri terlihat bersih dan segar.
Bila dilongok atau dilihat ke dalam, terlihat seperti ada bibir sumur lama yang sebelumnya telah dibangun. Di dalam sumur juga terlihat ada ember milik warga yang terjatuh di dalam air.
3. Sudah Ada Sebelum Didatangi Sunan Giri
Toha mengatakan Sumur Gemuling sebenarnya sudah ada sebelum Sunan Giri datang ke lokasi tersebut. Sumur itu bukan buatan Sunan Giri. Sumur Gemuling itu dulunya dibangun dengan bentuk vertikal atau memanjang dengan sumber air di bawah seperti sumur pada umumnya.
4. Sumur Gemuling Digulingkan Sunan Giri
Alkisah, Sunan Giri saat sedang melakukan perjalanan dakwah ke Desa Gulomantung. Ketika mendekati salat Subuh, Sunan Giri bergegas mengambil air untuk berwudu di sumur tersebut. Namun, ia mengalami kesulitan dikarenakan tidak menemukan adanya ember di sekitar sumur.
"Jadi, pada saat itu Sunan Giri kan lagi berdakwah. Karena sudah memasuki waktu salat Subuh, Sunan Giri berniat mengambil wudu di sumur itu. Tapi, karena di sana nggak ada ember, akhirnya minjem ke orang-orang sekitar," ungkap Toha.
Kemudian, Sunan Giri mendatangi satu-persatu rumah warga untuk meminjam ember. Saat itu, tidak ada satupun warga setempat yang meminjamkan ember.
"Jadi ketika nggak ada satupun orang yang mau meminjamkannya ember buat ambil air wudu, di situ Sunan Giri nggak marah. Justru malah mendoakan masyarakat setempat," ungkapnya.
"Ternyata setelah nyari ke sana ke sini nggak ada yang mau minjemin. Terus berkat karomah Sunan Giri, sumur itu digulingkan oleh Sunan Giri supaya gampang ngambil airnya. Makanya, posisi sumur itu miring," tutur Toha.
Atas kejadian tersebut, sumur itu diberi nama Sumur Gemuling. Penamaan 'Gemuling' sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti guling atau mengguling. Nama ini diambil dari bentuk sumur yang semulanya miring sebab digulingkan oleh Sunan Giri ketika ia hendak mengambil air wudu.
![]() |
5. Sumur Tidak Pernah Kering
Menariknya, sumur ini tidak pernah kering meski di musim kemarau berkepanjangan sekalipun. Masyarakat mempercayai hal ini ada kaitannya dengan karomah dan doa Sunan Giri.
"Seperti sekarang pas lagi musim kemarau, air di sumur itu gak mengering," tutur Toha.
Meskipun Sumur Gemuling tidak pernah kering, akan tetapi sumur itu tidak lagi difungsikan oleh warga setempat karena seiring perkembangan zaman, banyaknya masyarakat yang lebih memilih menggunakan air yang berasal dari PDAM.
"Ya karena seiring perkembangan zaman, orang-orang mulai beralih pake PDAM. Sumur itu gak lagi difungsikan," tandas Toha.
(hil/iwd)