Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Berikut sederet contoh puisi untuk memeriahkan Hari Santri.
Hari Santri menjadi momentum penting untuk mengenang, meneladani dan melanjutkan peran ulama dan santri, dalam membela dan mempertahankan NKRI. Serta kontribusi pesantren dalam mencerdaskan bangsa untuk pembangunan Indonesia.
Baca juga: Lirik Mars Hari Santri: NKRI Harga Mati |
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Santri adalah dengan membuat atau membacakan karya sastra, dalam bentuk puisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku Antologi Puisi: Taubatku karya Wardjinah, dan Antologi Puisi: Kidung Surgawi, berikut 10 contoh puisi untuk memperingati Hari Santri, yang dapat kamu jadikan sebagai referensi.
Baca juga: Tema dan Logo Hari Santri 2023 |
![]() |
Contoh Puisi Hari Santri:
1. Kidung Surgawi
Kidung merdu suara pemanggil-Mu
Menyeruak nurani yang terbuai mimpi
Syahdu
Menyentak kalbu perindu-Mu
Penggetar insani
Penuntun nurani
Penghamba kalam-Mu sang penguasa arsy
Keenganan
Kemalasan
Bertempur dengan iman tuk sebuah kerinduan
Kerinduan insani yang tak mengerti
Atau mengerti tetapi tak mau ngerti
Akan indahnya suatu arti
Suara arti dari kidung surgawi
Bagaimana mungkin tak memenuhi kidung surgawi
Bagi mereka si kaum pengabdi
Pengabdi Sang Illahi Robbi
Pemanggilmu tuk segera bersuci
Melalui Muadzin sang pelantun kidung surgawi
Pengundang dan pembasuh khilat duniawi
Kidung-kidung surga
Pembangkit poros dunia maya
Pemutar masa tiada kira
Penawar sangkakala tiada tiba
Tiada masa alam baqa
Tiada suara sangkakala
Selama kidung-kidung surga
Membahana membelah cakrawala
Kidung surgawi ya kidung surga
Kidung pemanggil tiga masa
Kidung pertama awal bermula
Kidung kedua pemanggil sujud penghamba
Kidung ketiga kembali jua pada akhirnya
Kidung surgawi
Panggilan nyata sang Illahi Robbi
Kidung surgawi
Takan pernah kulewati
Kidung surgawi
Penghantar surgawi di akhir nanti
Bancak, 11 Januari 2019
2. Taubatan Nasuha
Manusia
Tiada bisa diangka
Rupa, harta, dunia tentulah sama
Derajat tiada beda
Nirwana teruntuk penghamba
Neraka baginya para pendusta
Dimata pencipta
Sama
Penghamba
Beribadahlah kepadaNya
Itu kodrat kita
Yang dicipta
Penguasa
Usah gundah
Jika terlanjur salah
Taubatan nasuha begitu indah
Berjuta maaf berlimpah ruah
Jika hamba tulus menengadah
Ampun pastilah tercurah
Taubatan nasuha
Sang maha pencipta
Buat penghamba
Begitu nyata
310119:21:24
3. Fatwa Suci
Dunia kami
Dahulu kosong tak berisi
Hanya kelam, gelap tak ada arti
Baik buruk tiada kumengerti
Tak bisa kemana-mana
Tak bisa apa-apa
Semua itu buta
Pelita harapan nyarislah sirna
Tongkat kehidupan ada tiada
Surga neraka tersamar nyata
Kami ada tiada pelita
Ilmu guru tercinta
Kini dunia kami telah berisi
Fatwa suci selalu kupelajari
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat nyata terjadi
Itu karenamu kau guruku
Mengajarkan kami berbagai ilmu
Dengan fatwa-fatwa sucimu
Mendobrak kebodohan muridmu
Fatwamu begitu manis
Mengajar kami berbagai garis
tentang garis mana yang harus kulukis
Bermacam ilmu iklas kukais
Terimakasih guruku
Untuk semua perjuanganmu
Atas fatwa-fatwamu
Pengubah sifatku
Apa yang dulu tak mungkin
Kini kan jadikan mungkin
Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
Wahai pejuang pendidikan Indonesia
Tetaplah harum dihati kami semua
Guruku yang kucinta
4. Kearifan Luhur
Pernah ditabuh suara gaduh
Seakan-akan ada yang bersaksi pandang terhadap insan
Kukira sikapku akan terus seperti ini
Namun seklebatan ada setitik cahaya menyilau hati
Seperti hidup di dalam imajinasi bumi
Aku berdiri di sini, terbayang-bayang akan angan
pekerti yang baik
Nantinya kuteruskan budi pekertiku untuk bekal kehidupanku
5. Sabar Kunci Kehidupan
Sesaat kupandang dalam diriku sendiri
Kurenungi, kutanyai, kupikiri
Adakah sifat sabar di dalam diriku ini?
Sabar adalah kunci kehidupan
Sabar adalah sebongkah cahaya di balik kekusaman
Bersabarlah, niscaya hidupmu akan nyaman
6. Tekadku Ambisiku
Selangkah hatiku mulai luluh
Ini bukan karena apa-apa
Karena kesadaran semata
Kulakukan semua hanya untuk cita-cita
Aku tak punya alasan menyerah
Karena harapanku itu sungguh ada
Ini tekadku untuk semakin maju
Siappun tak akan tahu strategiku
Aku lah si pantang mundur
Aku lah si biang pejuang
Meski jutaan aral menghadang
Namun tekadku tak kan hilang
7. Taubatku
Malam yang sunyi ini menjadi saksi
Sujud penyesalanku kepada Mu ya Rabbi
Terbayang setiap langkah di masa suram
Tentang segala dosa yang ingin kubayar
Kucurahkan air mata wujud kesungguhanku
Bukti dari keinginan dan taubatku
Ku tau dosaku ibarat butiran debu
Ku sadar nodaku ibarat pasir-pasir tepi laut
Tapi aku percaya
Ampunanmu lebih besar dari luasnya jagad raya
Do'a ku semakin lirih terdengar dalam cekat ucapanku
Tangisku semakin pilu dalam rasa takut akan kemurkaan-Mu
Aku berusaha kembali ke jalan-Mu
Setelah sekian lama jiwaku ini tersesat
Aku berusaha Menggapai rahmat-Mu
Setelah sekian lama ku tenggelam di lautan
8. Takdir
Tiada daun yang jatuh tanpa kehendak-Nya
Tiada ranting yang patah tanpa kodrat-Nya
Belum pernah debu beterbangan tanpa irodat-Nya
Begitu pula nasib manusia karena takdir-Nya
Masa lalu adalah skenario-Nya
Masa sekarang adalah rasa syukur yang yang dibentangkan-Nya
Masa depan adalah rahasia-Nya
Raihlah amal yang tak dapat dihitung
Karena baik menurutmu, belum tentu baik bagi-Nya
9. Angan-angan
Ku kan terbang ke angkasa
Ku kan gapai mimpi segala rasa
Kan kubawa habis angan terbangku ini
Tuk gapai semua mimpi-mimpi
Anganku membawaku pada mimpi tiada henti
Yang terjaga dalam ilusi
Angan membawaku pada bayangan
Yang tak tertanggap pada genggaman
Dan semua mimpi bisa kugapai di sini
Dan kubisa mengerti arti hidup ini
Dan tentang harapan akan rasa
Maupun harapan akan mimpi angkasa
Jikalau itu terjadi
Maka duniaku akan indah seperti surga
10. Terus Melangkah
Kehidupan itu pilihan
Jangan larut dalam penyesalan
Jalani saja dengan penuh kepasrahan
Karena hidup terlalu singkat untuk sebuah penyesalan
Keluarlah dari lembah kebodohan
Siapkan kesadaran untuk sebuah perubahan
Buktikan diri, tunjukkan potensi
Keluarlah dari jebakan halusinasi
Terus melangkah
Bangkit dan majulah
Disana ada harapan yang nyata
Disana ada keinginan yang terwujud
Kini Bangunlah sudah
Gapai mimpimu, raih angan-anganmu
Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/fat)