Mengutip kanal YouTube resmi Kementerian agama, rangkaian kegiatan Hari Santri 2023 diawali dengan peluncuran tema dan logo pada Jumat, 6 Oktober 2023. Lalu diikuti penyelenggaraan festival seni dan budaya santri pada 14 hingga 22 Oktober.
Kegiatan tersebut dinamakan Festival Mahrojan. Di dalamnya akan ada 3 kegiatan yaitu pameran seni rupa, malam gebyar seni budaya dan puncak kegiatan yaitu melukis bareng Gus Men dan Gus Mus. Festival Mahrojan akan mengambil tempat di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Lirik Mars Hari Santri: NKRI Harga Mati |
Lalu ada acara Kemandirian Pesantren Expo. Setelah itu akan ada Kopdar Akbar Kemandirian Pesantren yang melibatkan 300 pengasuh maupun pimpinan pesantren. Kopi darat akbar ini akan tersebar di 5 titik yaitu di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa timur.
Rangkaian Hari Santri 2023 berlanjut pada acara Kirab Santri. Ini merupakan perjalanan bersama-sama melibatkan 10.000 santri dari berbagai pesantren di Jawa. Kirab Santri dimulai dari tanggal 8 hingga 22 Oktober 2023.
Puncak acara Hari Santri 2023 adalah Apel Hari Santri. Apel direncanakan terselenggara di kawasan Tugu Pahlawan Surabaya pada 22 Oktober 2023 pagi. Apel Hari Santri 2023 rencananya akan dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo. Acara ini diperkirakan menghadirkan 15.000 santri beserta tamu acara.
Penutup acara Hari Santri 2023 adalah Sholawat Perdamaian yang dilaksanakan pada 22 Oktober 2023 malam di lapangan Kodam V Brawijaya Surabaya. Acara ini akan dihadiri Habib Syech bin Abdul Qoidr Solo sebagai tamu acara.
Baca juga: 45 Twibbon dan Ucapan Hari Santri 2023 |
Hari Santri 2023:
1. Tema Hari Santri 2023
Tema dan logo Hari Santri 2023 dirilis pada Jumat (6/10/2023) di Auditorium HM Rasjidi, Gedung Kementerian Agama. Temanya yakni Jihad Santri Jayakan Negeri. Menag Yaqut Cholil Qoumas menyiratkan pesan dalam tema tersebut.
"Melalui tema ini, kami ajak para santri untuk terus berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital," kata Yaqut dikutip detikJatim dari situs resmi Kemenag RI.
Secara historis, tema ini ingin mengingatkan bahwa santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. "Hari Santri yang diperingati setiap 22 Oktober itu mengacu pada Resolusi Jihad yang dimaklumatkan oleh Kiai Hasyim Asy'ari. Resolusi Jihad itu berisi seruan kepada seluruh masyarakat agar berjuang menolak dan melawan penjajah," kata Menag yang akrab disapa Gus Men.
Untuk diketahui, Resolusi Jihad digelorakan KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi itu berisi seruan berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dengan melawan pasukan penjajah.
"Bahkan dikatakan bahwa berperang melawan penjajah adalah kewajiban setiap individu (fardlu 'ain) bagi yang berjarak 94 km dari kedudukan musuh," papar Menag.
Peristiwa itu memuncak pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Tanggal itu kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Secara kontekstual, tema tersebut menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri. Menurut Gus Men, makna ini tidak selalu identik dengan berperang angkat senjata.
"Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital," ujarnya.
Menurut Menag, santri adalah teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, santri bisa memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya. Santri juga ikut mengisi ruang-ruang digital untuk penguatan literasi keagamaan, yang moderat berdasarkan prinsip Islam rahmatan lil alamin.
Sementara jihad di bidang ekonomi, lanjut Menag, santri harus berdiri di depan untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Lalu jihad di bidang politik, santri harus menjadi teladan dalam momentum demokrasi.
"Dalam momentum politik tahun depan, saya minta santri harus solid dan satu barisan. Jaga kesejukan, kerukunan, dan jauhi orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan praktis," tutupnya.
![]() |
2. Logo Hari Santri 2023
Logo Hari Santri 2023 terdiri dari gambar dan simbol. Ada bendera Merah Putih dan kobaran api, jaringan digital, empat pilar, titik berwarna kuning di atas empat pilar, simbolisasi huruf Nun, dan goresan tinta.
Logo ini didesain dengan lima warna. Mulai warna merah, putih, hijau, oranye, dan biru. Berikut ini filosofi dari logo Hari Santri 2023:
Bendera Merah Putih dan Api yang Berkobar
Bendera Merah Putih dan api yang berkobar mengandung makna semangat nasionalisme. Salah satu ciri yang melekat pada diri santri adalah mencintai Tanah Air (hubbub al-wathan).
Jaringan Digital
Simbol jaringan digital mengandung makna transformasi teknologi digital. Santri juga turut melakukan transformasi teknologi digital.
Empat Pilar
Gambar empat pilar bermakna empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Titik Berwarna Kuning
Ada titik berwarna kuning di atas empat pilar. Ini mengandung makna santri siaga menjaga empat pilar kebangsaan.
Huruf Nun
Lalu ada simbolisasi huruf Nun. Bentuk huruf nun yang menyerupai tempat tinta adalah simbol pengetahuan.
Goresan Tinta
Simbol goresan tinta mengandung makna jihad santri zaman ini adalah mengembangkan ilmu pengetahuan pesantren dengan kemajuan teknologi demi kejayaan negeri.
Warna Merah
Warna Merah mencerminkan semangat yang menyala dalam berjuang.
Warna Putih
Warna putih melambangkan kesucian dan kemurnian.
Warna Hijau
Warna hijau sering dikaitkan dengan Islam dan warna ini mencerminkan nilaiβnilai agama, kedamaian, dan pertumbuhan.
Warna Oranye
Warna oranye menciptakan kontras dan eceriaan, menggambarkan semangat, antusiasme, dan energi dalam upaya memajukan negeri.
Warna Biru
Warna biru adalah lambang kecerdasan dan kebijaksanaan.
Baca juga: Asal-usul Kata Santri |
3. Link Download Logo Hari Santri 2023
Bagi detikers yang ingin men-download Logo Hari Santri 2023, bisa klik link di bawah ini:
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur'rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(sun/fat)