Pakar Komunikasi Unair Sebut Film Ice Cold Salah Satu Bentuk Framing

Pakar Komunikasi Unair Sebut Film Ice Cold Salah Satu Bentuk Framing

Aprilia Devi - detikJatim
Kamis, 12 Okt 2023 19:52 WIB
Dosen Departemen Komunikasi sekaligus sutradara Unair Wimar Herdanto
Dosen Departemen Komunikasi sekaligus sutradara Unair Wimar Herdanto. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Film Dokumenter Netflix berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso' ramai dibincangkan masyarakat Indonesia. Film itu berhasil membuat masyarakat Indonesia mengingat kembali proses hukum kasus es kopi sianida hingga Jessica Kumala Wongso divonis 20 tahun penjara.

Dosen Departemen Komunikasi yang sekaligus seorang sutradara di Universitas Airlangga Wimar Herdanto mengungkapkan bahwa apa yang ada di film ini adalah salah satu bentuk framing.

"Sebenarnya yang dilakukan oleh Film Ice Cold ini salah satu bentuk framing," ujar Wimar Herdanto kepada detikJatim, Kamis (12/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sineas yang sempat terlibat dalam beberapa proses pembuatan film itu menuturkan bahwa dalam film ini terdapat penggambaran tokoh antagonis baru, yakni sosok Ayah Mirna.

"Akhirnya orang-orang tidak lagi berfokus pada kasus itu sendiri, tidak lagi pada fakta-fakta persidangan, tapi lebih fokus kepada siapa yang ditampilkan sebagai penjahat," terang Wimar.

ADVERTISEMENT

Hal itu menurutnya merupakan salah satu kekuatan film. Tanpa disadari oleh penonton, apa yang ditampilkan di dalam film itu merupakan serangkaian bentuk framing yang sengaja disusun agar laku di masyarakat.

"Meskipun ini film dokumenter di mana semua informasi yang ada di dalamnya bersumber dari realita, tetapi film sifatnya sangat subjektif. Selain itu pasti tujuan film adalah untuk dijual, apalagi ditayangkan di platform berbayar (Netflix)," kata Wimar.

Terlepas dari apapun tujuan dari pembuat film 'Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso', film ini laku keras. Film itu bahkan berhasil menggiring opini masyarakat untuk kembali menyoroti kematian Wayan Mirna Salihin yang terjadi pada 2016 silam dan benarkan pembunuhnya adalah Jessica?




(dpe/iwd)


Hide Ads